lima

280 55 2
                                    

pagi ini mika bersiap lebih cepat dari biasanya, sekarang dia lagi lari nurunin tangga buat sarapan.

'beneran atau ngga, gue gaboleh berangkat sama cowo itu. gue harus cepet biar gue pergi duluan.' mika yang udah nyampe di meja makannya buru buru minum susu dan ngunyah sepotong roti.

"pa, ayo berang─

kat."

mika melotot ngeliat cowo yang lagi duduk di ruang tamu sama papanya.

"loh? papa yang nganter? ini temennya udah jemput dek," ujar papanya mika yang bikin mika pengen menyublim aja rasanya.

'kOK BENERAN DATENGGG?!?!! GUE UDAH CEPET 10 MENIT LHO T____T.'

"gamau berangkat sama dia pa," balas mika yang lagi cemberut. bete banget.

"kenapa? dia udah ijin sama papa kok. buruan berangkat, nanti telat ke sekolahnya." cukup, mika mau menyublim beneran.

mika diem, merutuki semuanya dan keinginannya menyublim.

"berangkat dulu ya om." suara cowo itu a.k.a haris bikin mika tersadar kembali, dia lagi ngeliatin cowo itu lagi salam sama papanya.

'sOK AKRAB BANGET.'

mika ga bergeming sedikitpun dari posisinya, sampe suara sang ayah menginterupsinya.

"dek? ga berangkat?" tanya papanya sambil naro gelas kopinya ke meja.

"emm.. iya, berangkat dulu ya pa." mika jalan ngedeket ke ayahnya terus salam tangan papanya dan pergi keluar rumah.

mika diem aja didepan pintu rumahnya, sambil ngelipet tangannya didepan dada dengan tatapan mengintimidasi. sedangkan yang ditatap cuma ngangkat bahunya ga peduli sambil muterin motornya ke arah gerbang rumah mika.

"kok lo dateng?" tanya mika sambil berjalan mendekati cowo jangkung itu, masih dengan tangan yang ngelipet di depan dada.

"kan gue bilang mau jemput lo," balas haris yang dibales decakan males mika.

"ga. pergi sana sendiri."

"kalo gue pergi nanti lo ga bisa berangkat sekolah."

"ada bokap gue."

"gue ijin ke bokap lo buat ngajak lo berangkat bareng."

"bodoamat."

mika ngebuang mukanya, mika ngerasa ada yang berdiri dideket dia. gapeduli, dia gamau ngeliat cowo itu sama sekali.

"mika," panggil seseorang.

"apa?! gue gamau pergi sama lo ya!" ketusnya, masih mempertahankan posisinya. tidak mau menoleh ke seseorang yang ada disampingnya saat ini.

eh

bentar

'iNI BUKAN SUARA HARIS KAN??'

mika ngelirik sedikit ke sampingnya dan ngeliat papanya lagi berdiri tepat disampingnya. haris mana? lagi santai duduk dimotor ngeliatin mika yang otw disidang.

mika k-geat dan ngerubah posisinya jadi berdiri didepan papanya.

'mampus gue, gara gara haris nih pasti.'

"e-eh pa, hehehehe." mika nyengir natap papanya yang lagi natap dia dengan raut wajah yang.. gatau deh gabisa ditebak.

"kenapa gamau berangkat sama haris?" tanya papanya lembut. suaranya iyasi lembut tapi mukanya datar tetep aja bikin mika menciut.

"eee.. ngga ko pa, ini mau berangkat hehehe. mika berangkat ya, pa." mika salam lagi tangan papanya dan lari kecil kearah haris dan motornya.

"puas lo?" tanya mika pelan sambil natap tajem haris yang dibales kekehan cowo itu.

"iya puas. nih," jawab haris sambil nyodorin helm ke mika.

mika diem. ga ngerespon, masih natap tajem lawan bicaranya.

"apa liat liat? mau gue pakein lagi?" pertanyaan haris yang cukup ngebuat mika makin kesel pagi ini.

"gaperlu. gue bisa sendiri," tolaknya lalu meraih helm itu dan make helm itu dikepalanya.

"motornya kok ganti?" tanya mika yang baru sadar kalo motor yang dipake haris buat nganter dia kemaren dan jemput dia pagi ini berbeda.

"rok lo pendek," jawab haris yang bikin mika ngeliatin motornya dari depan sampe belakang.

"hubungannya apa? sama aja ini kaya semalem."

"semalem lo kesusahan buat duduk nya, mikaelaa."

"emang yang ini ga susah?"

"ngga, lah."

"aPANYA YANG NGGA? SAMA SAMA TINGGI INI JOK NYA."

mika masih pake seragam sekolahnya yang lama, jadi roknya ga kependekan kaya yang dibilang haris karena rok nya itu dibawah lutut tapi diatas betis. ga kependekan, iya kan?

"udah, buru naik. nanti telat lagi lo," ucap haris yang dibales anggukan mika.

⭒  ⭒  ⭒

mereka lagi di gedung parkiran sekolah, mika lagi nunggu haris parkirin motornya.

tadi haris rencananya mau nurunin mika di gerbang sekolah, tapi mika nya gamau karena gerbang sekolah pasti lagi rame dan dia gamau jadi bahan gosipan lagi di hari keduanya ini.

"makasih," ucap mika sembari menyerahkan helm kepada cowo jangkung itu dan membalikkan badannya, mau jalan masuk ke sekolah katanya.

"lo bisa bilang makasih? gue pikir lo bisanya marah marah doang." dua kalimat haris bikin mika balikin badannya lagi. ngga cuma ngelempar death glare, tangannya juga berhasil nabok lengan cowo yang ada didepannya.

"gabisa ndasmu. gila kali gabisa ngomong makasih doang."  mika akhirnya bener bener pergi ninggalin tempat itu, dan jalan di koridor sekolahannya.

"mika!" panggil seseorang dibelakangnya yang bikin mika noleh buat ngeliat siapa yang manggil dia.

"iya, kenapa fan?" tanya mika ketika temannya alias fany sudah berada disampingnya.

"lo deket sama haris?" hanya 4 kata, tapi berhasil bikin mika membelalakkan matanya.

"hih apaan? emangnya lo tau dari mana? ngga, tuh. kita ga deket," jawab mika seadanya. emang ga deket kan? cuma anter pulang sama jemput doang.

"gue liat semalem lo berdua bareng haris ke parkiran, terus tadi dari parkiran juga berdua," jelas fany yang bikin mika sedikit kaget, tapi berusaha biasa aja.

"dia maksa gue pulang bareng dia doang ko, sama tadi pagi maksa pergi bareng gue. lo liat?" mika bisa ngerasa kalo cewe yang lagi jalan beriringan sama dia ini nganggukin kepalanya.

"iya liat. ngga cuma gue, tapi banyak yang liat. anak kelas lain juga pada liat, apalagi lo itu anak baru dan lo deket sama si haris."

'nah kan, gue jadi teh anget lagi.'

────────────────────────

leave the trace yaap! have a pleasant day <3.

chance; 2hwangs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang