dua empat

135 25 0
                                    

a few months later.

detik, menit, jam, hari, minggu, bahkan bulan berlalu dengan cepat. ini bulan ketiga mika di sekolah barunya, yang mana sebentar lagi akan menjalani ujian pertengahan semester. mika ga terlalu ambil pusing.

mika melangkahkan kakinya menuju gerbang, hari harinya monoton dan berlalu dengan cepat.

tidak ada perubahan yang signifikan, dia berteman, belajar, rebahan, hangout, makan, tidur. itu saja.

tentang pertemanannya? berjalan baik, teman temannya masih seperti biasanya. mengajaknya hangout, nongkrong, sunmori, dan apapun yang ingin mereka lakukan bersama.

mika kerap belajar bersama haris. ah ngomong ngomong tentang haris, kini mereka semakin dekat, dekat dalam lingkup pertemanan, bukan yang lain.

entahlah, antara mika yang denial atau memang seperti itu? biarkan saja waktu menjawab.

mika berjalan menyusuri koridor, menaiki satu persatu anak tangga dengan hati hati, dan mendudukkan dirinya dikursinya.

kelas masih sepi, hanya ada beberapa orang.

"mik, pinjem pr dong," ucap dimas.

"mik, pinjem pr dong," ucap dimas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

adimas pramana


mika menoleh kearah sumber suara dengan tatapan bingungnya. "pr apa? belum ngerjain gue," balasnya santai.

"fisika. beneran belum? yaudah gue minta ke kelas sebelah dulu, nanti gue kasih ke lo," ujar dimas yang sudah bersiap untuk keluar kelas.

"fisika? eH, BENTAR DIM!" mika bergegas membuka tas nya dan mencari buku dengan tulisan fisika di sampulnya. setelah mendapatkannya, mika segera membuka halaman terakhir dan membuang nafas lega.

"gue udah kok ini, hehe nih bawa aja," kata mika sambil menyodorkan buku fisika nya kepada lelaki itu, adimas.

"ye si dongo. pinjem bentar, nanti kalo ga sempet gue kumpulin sekalian." mika mengangguk, dimas mengambil buku dari genggaman mika lalu berjalan menuju tempat duduknya yang lumayan jauh dari mika.

setelah kepergian dimas dari sekitarnya, mika menjatuhkan kepalanya keatas meja dengan lipatan tangannya sebagai alas.

"mikaaaa." suara seorang gadis menyapa pendengaran mika.

mika tak menggubris panggilan itu sehingga ia mendengar langkah kaki kearahnya.

"mika ayo temenin ngantin," ucapnya sambil menggoyangkan lengan mika.

"gamau," balas mika singkat sambil bergerak menyamankan dirinya.

"ihhh, ayooo! ada haris loh? gamau ketemu haris? ada jericho juga! ayo temeninnn," pinta gadis itu lagi.

chance; 2hwangs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang