sembilan belas

181 34 2
                                    

setelah beberapa hari mengambil izin sakit, mika kembali menjalankan aktivitas nya, bersekolah.

saat ini dia sedang diparkiran bersama haris, apalagi kalau bukan pemuda itu yang memintanya padahal tadi ia sudah duduk anteng didalam mobil.

"sana ke kelas. makasih," ucap mika lalu memberikan helmnya ke pada haris.

"gak. gue anterin lo sampe kelas," tolak haris.

"gue bisa sendiri kali, dikira gue anak tk?"

"iya, buktinya lo jatoh dari tangga."

"padahal gue jatoh kan ga seng─"

"udah, ayo." haris turun dari motornya dan beralih merangkul pundak mika, membuat si empu terbelalak kaget.

"apaan lo rangkul rangkul?!" protes mika.

"kalo ga gini nanti jatoh."

"iH GUE BUKAN ANAK TK!"

"tetep aja, ceroboh."

mika memilih diam sambil bersedekap dada sepanjang perjalanan menuju kelas nya.

sepanjang perjalanan itu pula mika mendapat tatapan tak senang dari beberapa orang yang ia lewati bersama haris.

"bisa naik tangga? kalo gabisa gue gendong," tanya haris saat mereka sudah berada di tangga.

"bisa lah! udah, anterin sampe sini aja, gausah sampe atas. gedung kelas lo jauh," tutur mika sembari menghempas kasar lengan sang pemuda dari pundaknya.

"gapapa. gue bisa lari."

"cot ah, gue naik duluan. makasih lagi," putus mika lalu beranjak menaiki tangga dengan berhati-hati.

haris tentu saja tak tinggal diam, ia berjalan mengikuti mika menaiki tangga sambil mengendap-endap.

tap tap tap

"ris, gue tau itu lo," tebak mika.

haris menghentikan langkahnya sejenak lalu kembali menaiki satu persatu anak tangga.

tap tap tap

"gue ga noleh aja ketebak loh, ris. ngapain sih? lo mau gue dorong juga biar kaya gue kemar─ eh!" mika membungkam mulutnya lalu mempercepat langkahnya menaiki tangga.

"maksud lo? lo didorong?!" seru haris dan mempercepat langkahnya pula mengikuti mika dan beriringan bersama gadis itu.

"... engga ah apaansi lo salah denger kali," elak mika.

"gue denger loh?"

"iya, didorong. didorong angin, puas?!"

"jujur coba."

"iya itu jujur ih apaansi ga percayaan banget."

"mau gue cek cctv?"

mika terkesiap, ia bahkan baru mengetahui jika ada cctv di tangga.

"gaperlu, lo mah ga percaya banget sama gue."

tanpa disadari mereka sudah berada dilantai tiga, mika berjalan mendahului menuju kelasnya dan tentu saja untuk menghindari diinterogasi.

mika berjalan masuk kedalam kelasnya dan menuju bangkunya yang sudah ditempati fany.

"fan, geser dong gue mau duduk," pinta mika.

"hah? oke." fany berdiri dan beralih duduk di bangku didepan prima dan mika.

"udah masuk?" tanya prima.

"jelas jelas lo liat gue disini, berarti udah," sewot mika.

"iya iya keluar dari rs makin sewot aja," ujar prima. mika merotasikan bola matanya.

chance; 2hwangs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang