malam minggu atau sabtu malam lagi, terasa cepet banget bagi mika.
dia lagi siap siap buat jalan sama temennya, prima sama fany pastinya.
setelah dirasa siap, mika jalan ke garasi rumahnya yang berjejer beberapa mobil dan berjalan kearah mobil brio miliknya. ralat, milik papanya. memanaskan mesinnya sebentar lalu menginjak pedal gasnya meninggalkan pekarangan rumah nya.
mika bisa menyetir, baik mengendarai motor maupun mobil karena rasa penasarannya di umur 14 tahun. namun ia jarang melakukannya, apalagi memakai mobil sang ayah.
belum punya sim dan takut lecet katanya. padahal papanya ga masalah mau lecet, remuk, ancur atau gimanapun asal mika ga kenapa-napa. mobil bisa dibeli, nyawa ngga, begitu kata beliau.
tangan mika udah mendingan, gampang kalo dipake nyetir mah.
drtt drttt
mika menekan menggeser layar di radio nya karena ponselnya terhubung dengan radio mobilnya.
"halo, mik?" suara gadis itu menggema ke seluruh mobil.
"ha iya prim? kenapa? gue udah otw kok, bentar lagi gue jemput. mau ke fany dulu."
"fany sama gue, langsung jemput dirumah gue aja."
"oh? oke."
"hati hati yaa!"
"heem."
tut
kebetulan mika yang nawarin tebengan buat temen temennya malem ini, itung itung balas budi udah ngerepotin selama ini padahal temen temennya ikhlas direpotin mika.
mika fokus menatap jalanan jakarta yang ramai malam ini, dan memang selalu ramai sambil mendengarkan musik yang terputar dari radionya.
"haris kok ga gangguin gue ya malem ini?" monolognya tanpa sadar.
setelah tersadar, ia menggelengkan kepalanya. tidak seharusnya berpikir seperti itu.
"ya masa sih gue baper.. gila aja.."
"tapi gue ga boleh baper, dia cuma temen. argh bangsat," umpat mika sambil memukul setir kemudinya.
seketika mika mengingat kejadian siang tadi, dimana mika merasa kehilangan separuh nyawanya karena nyeri yang disebabkan tamu bulanannya dan haris memperlakukan nya dengan manis.
he treats her like a princess. gimana mika ga baper?! walaupun sedikit, tapi mana ada yang ga lemah pertahanannya diperlakuin kaya gitu? kalo ada, mika mau berguru.
mika mendadak pusing, kenapa dia baperan banget? padahal cuma digituin. mika mau marah sama diri sendiri aja rasanya.
mika cuma baper dikit. ga lebih.
"haris ga mungkin suka sama lo. itu pasti karena lo temennya, makanya dia peduli. cewe yang disekitar haris itu banyak, mik. jangan berharap lebih, mereka semua lebih cantik dari lo," tegurnya pada diri sendiri membuatnya cukup atau bahkan sangat sadar diri.
⭒ ⭒ ⭒
"jadi, mau kemana dulu ni?" tanya mika setelah mereka berada didalam salah satu mall.
"nonton ayo!" ajak fany antusias.
"rame ih malming gini," balas mika.
"gapapa, gue bisa pake orang dalem," ujar prima santai.
"orang dalem gundulmu. emang ye sultan tuh beda, mainannya ordal," sinis mika. hanya bergurau, tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
chance; 2hwangs.
Fanfictioneveryone can get a chance if they want to change. but, do they deserve? [ lokalan!au, lowercase. warn, harshword ]