mika sedang melakukan aktivitas nya, yaitu bermalas malasan. contohnya saat ini ia sedang tidur siang hingga sore, sampai terdengar bunyi bel rumahnya.
karena ia sendirian dirumah, mau ga mau dia bangun dan turun untuk ngebuka pintunya.
"siapa?" tanyanya setelah membuka pintu dengan ia yang masih mengumpulkan nyawa.
seseorang mencubit hidungnya membuatnya membuka matanya dengan sempurna.
"assalamualaikum. udah sore, mika. ayo bangun," ujar cowo itu disertai cengiran nya. terlihat menyebalkan.
"waalaikumsalam. ngapain lo disini?" tanya mika, lagi. masih dengan muka bantalnya, kentara sekali bahwa ia baru bangun dari alam mimpinya.
"mau ngajak lo jalan. sana siap siap," ujar cowo itu yang tak lain adalah haris.
"males. pergi aja sendiri," ketus mika lalu kemudian menguap, menandakan ia masih mengantuk.
"sebagai permintaan maaf lo udah bohong ke gue nih," ucap haris lagi bikin mika menatapnya bingung.
"mang gua ada salah ape si sama lo? perasaan kaga ada, gausa ngadi ngadi ya lo."
"lo bilang hari ini pulang sama supir, kenapa balik sama jericho? supir lo jericho, ya?"
mika diem sejenak, "berarti dia liat gue? ngeliat yang di halte juga ngga?" batinnya.
mika menggelengkan kepalanya pelan. "ya tapi kan tadi gue juga ga─ hEH LEPASS," seru mika ketika lagi lagi hidungnya dicubit, tapi ini lebih keras.
mika berkali kali nabok tangan haris yang nyubit hidungnya selama beberapa menit hingga memerah.
dia bisa napas melalui mulut kok, tenang aja.
"ga nerima penolakan, sana siap siap."
"dih?! gamau."
"mikaela arunika."
"iYA IYA, AH LO MAH GA ASIK."
"nah gitu dong, yang nurut ya sama pangeran."
"bacot, diem ga? bentar, tunggu disini."
"ga disuruh masuk?"
"masuk tinggal masuk, ribet amat lo."
ga lama, cuma butuh waktu 30 menit mika udah selesai dengan segala keperluannya.
"udah," kata mika sembari berjalan menghampiri haris yang sedang memainkan ponselnya di ruang tamu.
"lo ga bosen cantik mulu?" tanya haris sambil menaik turunkan alisnya.
mika yang ngeliat itu natep si cowo dengan muka julidnya setelahnya ia mengibaskan rambutnya, "oh jelas, mikaela."
"tapi boong, yhahahahayuk papale papale." ga haris namanya kalau ga cari ribut.
mika menghadiahi haris dengan satu jitakan di kepalanya, "berisik, gua gajadi pergi nih?" ancamnya.
"duh─ tapi kan permintaan maaf lo?! ish," rajuk haris sambil mengerucutkan bibirnya.
makin dobleh yang ada,
ngga sayangku becanda.
"gue kan princess, harusnya lo nurut sama gue. gue tinggal ganti baju doang kok kalo gajadi," ucap mika santai.
haris berdecak lalu mengangguk malas, "iya iya maaf princess, ayo." lalu ia berjalan keluar rumah menuju mobilnya.
"tumben bawa mobil?" celetuk mika setelah mengunci pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
chance; 2hwangs.
Fanfictioneveryone can get a chance if they want to change. but, do they deserve? [ lokalan!au, lowercase. warn, harshword ]