sebelas

222 40 0
                                    

sabtu pagi ini biasa biasa aja, mika jalan dari gerbang sampe ke kelas sendirian dengan earphone yang bertengger ditelinganya.

oh iya ngomong ngomong sekolahnya mika ini ga fullday, pulangnya juga siang jadi sabtunya ga libur.

sembari bersenandung kecil mengikuti irama lagu dari earphone nya, mika berjalan menuju kelasnya dan mengabaikan seluruh atensi yang mengarah padanya disepanjang koridor.

'pada liat liat kenapasi? gue ga salah seragam kok,' batinnya lalu memilih acuh kembali.

dia pikir pagi ini akan damai seperti biasanya tapi mungkin itu hanya angan nya saja ketika melihat ketiga perempuan yang sedang menghadangnya, jangan lupakan pula dengan tatapan sangar mereka yang dibalas tatapan acuh seorang mikaela arunika.

ketiga senior nya kemarin yang sengaja menabraknya di halte.

"heh lo anak baru, gausah deket deket sama haris. gatel banget," cerocos salah satu dari mereka, yang diketahui mika namanya dhea.

mika melepaskan satu earphone nya, dan berusaha setenang mungkin agar tidak terpancing emosi.

"deket? biasa aja. haris juga banyak deket sama cewe yang lain, bukan gue doang. jangan salah sangka dulu atuh kak," ujarnya tenang sambil tersenyum manis.

"gausah sokab lo. lo emang punya niat ngedeketin haris kan? ngaku lo!" kali ini fara yang berbicara, mika mau marah tapi ga jadi yang ada nanti malah makin chaos.

"ngga kaaakk. udah ah, gue pamit dulu ya," pamit mika sambil membungkukkan badannya dengan senyuman manis terpatri diwajahnya dan meninggalkan ketiga kakak kelasnya disana yang sedang menatapnya jengkel dan penuh dendam, mungkin?

"belum juga seminggu, udah ada ginian aja." mika bermonolog lalu menghela nafas nya pelan seraya memakai kembali earphone nya.

seseorang menepuk bahunya, mika menolehkan kepalanya dan mendapati sosok gadis manis dengan senyum cerahnya, fany.

"hei," sapa fany sambil berjalan beriringan dengannya.

"oh? hai," balas mika dengan muka yang sepertinya tidak baik baik saja membuat fany sedikit khawatir.

"gue liat tadi, kenapa sama mereka mik? lo gapapa?" mika hanya menggelengkan kepalanya setelah mendapati raut khawatir temannya tersebut.

"cerita ih, masa pendem sendiri?!"

"gapapa, fany."

"gapapa ndasmu, muka lo kaya kelilit utang gitu lo bilang gapapa?"

"iya gue ceritain, tapi jangan disini. ke kelas dulu yu?"

"gausah, ikut gue aja." setelah mengatakan itu fany menarik tangan mika menuju taman yang ada di bagian belakang sekolah.

sebenernya bukan taman, tapi kaya kebun gitu dan kebetulan ada kursi yang bisa dipake buat duduk duduk.

"nah ayo cerita, bel masuk juga masih lama kok," ujar fany setelah mereka duduk di salah satu kursi yang ada disana.

"gatau gue gimana mau ceritainnya, yang jelas tadi gue dihadang gitu aja sama mereka bertiga," jelas mika.

"terus mereka ngapain sampe muka lo sepet begini?"

"gangerti juga gue, mereka nuduh gue gatel ke haris terus deket deket haris gitu. padahal mah ogah anjir gila aja gue deket deket ama playboy level kakap kaya dia."

"tapi lo beberapa hari ini memang deket sama dia," celetuk fany yang membuat mika membulatkan matanya tak terima.

"mANA ADAA!!" protes mika.

chance; 2hwangs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang