pagi ini mika berangkat dianterin papanya, iya setelah kejadian semalam yang haris minjem namanya buat alasan ke temennya, mika ga denger kabar ataupun nerima pesan dari haris. ya mika juga ga ambil pusing sih, haris kan punya hidupnya sendiri.
mika jalan sendirian di koridor, pagi kali ini dia juga datang kecepetan, karena papanya selalu berangkat cepet ke kantor.
puk
"dOR!"
mika yang dasarnya emang kagetan pas dikagetin ya kaget sampe dia mau latah tapi untung gajadi.
"kaget ya?" tanya oknum yang membuat mika hampir merosot jantungnya.
bugh
"sialan lo, gue kaget anjir," umpat mika setelah melayangkan satu pukulan ke lengan lelaki itu.
"ADAW IYA MAAF!" haris ngelus bekas pukulannya mika dengan dramatis, mika yang udah males duluan milih ninggalin haris dan jalan ke kelasnya.
dan sesuai dugaannya, haris ngikutin dia dari belakang dan terus manggilin namanya, mika kesel sendiri dengernya.
"mik—"
"APASI MANGGIL MANGGIL? DEMEN YA LO AMA GUE?" kesal mika.
wOOOOHH kalem mik, kalem.
"hehe maaf lagi, tapi iya," ucap haris sambil cengengesan dan udah nyesuain langkahnya sama mika.
"berisik. udah ya, gue kelas duluan." setelah mengucapkan itu, mika berbelok menuju tangga gedung A, dimana kelasnya berada.
jam pulang sekolah, sekolahnya udah sepi tapi mika masih nangkring di kelas soalnya ada tugas dari guru yang harus diselesain hari itu juga.
mengetahui hal itu, haris yang niatnya ngajak mika pulang bareng jadi ikutan ga pulang.
"mik," panggil haris setelah keheningan beberapa waktu karena mika fokus sama tugasnya dan haris daritadi rusuh sendiri karena main game.
mika hanya bergumam sebagai jawaban.
"malem ini.. ngedate, yuk?"
"hah maks— aDUH ANJING KECORET."
"tip-x mana, woi?!" seru mika pada haris yang tengah bertopang dagu didepannya.
melihat mika yang tengah sibuk sendiri mengacak acak mejanya, haris berinisiatif membantu mika mencari correction pen disekitar meja dan mendapatkannya di lantai.
"nih," ucap haris sambil meletakkan tip-x didepan mika.mika menggumamkan kata terimakasih lalu memperbaiki kesalahan di bukunya.
"jadi.. mau gak?" tanya haris lagi.
"mau apa?"
"ngedate, sama gue."
"tUHKAN KECORET LAGI."
"haris lo diem dulu deh ah, gangguin gue nugas aja," gerutu mika sedangkan haris hanya tertawa.
"lo salting, kan?" goda haris.
"salting palalo tujuh! ni tip-x gue lempar ke muka lo ya anjir," sinis mika.
"masa iya ga salting? tuh lo salah nulis."
mendengar itu seketika mika menundukkan kepalanya dan mencaci maki dirinya sendiri.
"oh, gue lagi capek aja." mika tak mengalihkan pandangannya dari buku dihadapannya.
haris tersenyum aneh tanpa arti, lalu berdiri mengambil remote ac di dekat pintu karena ia merasa kepanasan.
"ris, yang ini apa?" tanya mika sambil menunjuk satu soal di bukunya.
merasa tak dapat jawaban, mika mengangkat kepalanya, menatap iris sang pemuda yang tengah menatapnya juga dan jangan lupa sambil tersenyum aneh.
mika bergidik ngeri, takut si haris kesambet katanya.
"ris," panggil mika.
haris bergeming, mika menghela nafasnya untuk mencoba sabar.
"ris?" panggil mika lagi.
pletak
"aduh!" haris memegangi kepalanya yang baru saja dipukul oleh buku 100 lembar milik mika.
"ngeliatin apaan lo sambil senyum gitu? kesambet? aduhh jangan deh, gue ga religius buat ngeluarin setan dari tubuh lo itu," omel mika.
haris menggeleng dan tersenyum lagi, mika makin ngeri liatnya.
"au dah, kaga jelas lo," misuh mika sambil melanjutkan tugasnya dan sesekali membuka ponselnya untuk mencari jawaban dari tugasnya, soalnya mau minta tolong haris mika keburu males sendiri ngeliat mukanya yang dari tadi senyum senyum doang.
setengah jam kemudian mika membereskan bukunya, melepaskan kunciran rambutnya dan meregangkan tubuhnya yang terasa kaku berjam jam duduk diatas kursi.
"lah haris mana?" monolog mika ketika menyadari pria itu tak lagi ditempatnya sebelumnya. mika memilih acuh dan memainkan ponselnya sebelum pulang.
"mikaa," panggil haris dari pintu.
mika hanya bergumam sebagai jawaban, lagi. kemudian haris meletakkan plastik makanan dihadapan mika.
"nih, makan dulu," kata haris.
mika meletakkan ponselnya, "apaan nih?" tanyanya.
"ayam geprek," jawab haris singkat.
"lo suka, kan?" lanjutnya, mika mengangguk dan membereskan mejanya.
mika mengeluarkan satu styrofoam lalu menyodorkannya pada haris, dan mengeluarkan sisanya untuknya.
jadi mereka duduknya hadap hadapan, makannya pasti hadap hadapan. ini disekolah btw, bukan dirumah, ketauan cctv ntar."mika, nanti malem gue jemput ya?" ucap haris setelah menerima helm dari mika.
mika merapikan rambutnya. "lah jadi? gue pikir boongan," jawabnya.
"ga mungkin gue bohong. yaudah, nanti gue jemput, jangan dandan cantik-cantik, lo udah cantik soalnya."
mendengar hal itu mika menatap julid kearah haris, "dih ya suka suka gue."
setelah mendengar jawaban sang gadis, haris menggerakkan tangannya untuk mengacak rambut mika.
"duluan ya cantik," ujar haris sebelum mika sempat protes karena rambutnya diacak, lagi.
mika mengangguk, melambaikan tangannya dan berjalan masuk kedalam rumahnya setelah dibukakan gerbang.
———
hemlo bello! do u miss me? HAHAHAH just kidding.
maaf lagi kalo gue updatenya lAMAAAAA BANGET, marahin aja gapapa. hehe peace :D
enjoyy!

KAMU SEDANG MEMBACA
chance; 2hwangs.
Fiksi Penggemareveryone can get a chance if they want to change. but, do they deserve? [ lokalan!au, lowercase. warn, harshword ]