dua tujuh

169 23 1
                                    

hari minggu, pagi ini mika punya rencana jogging sama temen deketnya, siapa lagi kalo bukan prima dan fany.

ngumpulnya dirumah mika, karena kebetulan deket sama taman yang biasa dipake buat jogging.

"istirahat dulu ah cape," keluh fany lalu duduk dibawah pohon. mika dan prima menyusul, keduanya duduk di kedua sisi fany.

"laper. didepan situ ada bubur, ngebubur yu?" tanya prima meminta pendapat kedua temannya.

"boljug tuh tapi kelarin dulu joggingnya, gimana? nanggung tau, dikit lagi dua puteran," saran mika yang disetujui prima dan fany. lalu ketiganya melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda.

















"gue pesenin sini," tawar mika sesampainya mereka di warung bubur ayam.

"gue gapake kacang ya," sahut fany.
mika mengangguk paham, "prima gimana?" tanyanya pada prima.

"samain kaya lo aja, mik."

"oke."

setelah memesan, mika kembali ke meja teman temannya.

ketiganya asik dengan ponsel masing masing selama menunggu pesanan mereka datang.

"mik," panggil fany.

mika melepas pandangannya dari ponsel, menatap fany seolah menjawab panggilan gadis itu yang diikuti prima.

"kak ino tadi ngajak gue sarapan," kata fany yang tak direspon oleh prima dan mika karena tidak ingin memotong perkataan fany.

"terus gue ajak sarapan bareng kita. gimana? boleh?" lanjut fany, prima dan mika saling berpandangan.

"gue sih oke aja, tapi gatau kalo mika. secara kan dia—"

"diem lo, prim! gue tau ujung ujungnya lo ngeledekin gue." mika menatap sinis prima yang dibalas tawa renyah temannya tersebut.

"jadi gimana? boleh ga?" tanya fany yang menghindari adanya pertikaian antara prima dan mika untuk yang kesekian kalinya.

mika menoleh ke arah fany dan mengangguk. "boleh, lah! yakali gaboleh," jawabnya.

"okay maaci gurls, hehe."

"santai aja kali, fan. gih pesenin buat pacar lo," ujar mika yang diangguki fany dan gadis itu segera beranjak dari kursinya.

tersisa prima dan mika yang sedang dilanda keheningan, lagi.

"mika," panggil prima.

"oit," sahut mika.

"lo sama sepupu gue gimana?"

mika mengendikkan bahu, "ya ga gimana gimana."

"dia nyakitin lo ga?"

"ngga, primaaa. buktinya gue bisa senyum didepan lo." mika tersenyum lebar hingga matanya menyipit.

"kalo haris nyakitin lo.. bilang gue ya? biar gue jadi orang pertama yang mukul muka sok gantengnya dia." prima mengepalkan tangannya dan menargetkan ke depan wajah mika.

mika memundurkan kepalanya lalu menggenggam kepalan tangan prima yang didepan wajahnya dan ia turunkan menjauh dari wajahnya.

"selo prim, sejauh ini gue gapapa," ucap mika berusaha meyakinkan prima.

"huh, iya iya. tapi janji ya lo bakal bilang ke gue kalo dia bikin lo sakit walaupun cuma sedikit aja," kata prima yang langsung diangguki mika, "janji."

tak lama, fany kembali dengan nampan digenggamannya. "geserin hp lo dong, prim. mau naro ini," ucapnya.

prima mengantongi ponselnya, ia membantu fany memindahkan mangkuk bubur ayam dari nampan. sedangkan mika membantu menyimpan hp fany.

"makasi sayang," ucap mika genit. fany hanya terkekeh sebagai jawabannya.

"laki lo masih lama nyampenya?" tanya prima sebelum menyuapkan sesendok bubur kedalam mulutnya.

fany meraih ponselnya didekat mika, mengotak-atiknya sebentar lalu menggeleng. "udah gue chat, tapi kayanya lagi dijalan. bentar lagi juga nyampe," balasnya yang diangguki prima.

"yo wassup!"

"nah, panjang umur. baru juga diomongin," celetuk mika yang dihadiahi tawa ringan yang lainnya, minus kirino yang baru datang.

kirino mengambil tempat disebelah fany lalu mencomot satu kerupuk milik kekasihnya itu.

"haris mana, mik?" tanya kirino yang membuat mika yang sedang mengunyah mengerutkan kening.

"mana gue tau anjir, kan dia temen lo," jawab mika setelah memastikan makanannya tercerna dengan baik.

"tadi anak anak gue ajak sarapan belum ada yang bangun kecuali haris, tapi katanya dia lagi sama lo," jelas kirino. prima bingung sedangkan fany cuma nyimak.

"hah? daritadi mika sama kita kok," sela prima yang ga paham sama situasi.

"minjem nama gue doang itu mah, biarin aja," respon mika santai lalu kembali menyendokkan bubur kedalam mulutnya.

"lo gapapa, mik?" tanya fany yang khawatir mengenai kondisi temannya.

"gapapa apanya anjir? gue emang ga kenapa napa ini," sahut mika tenang.

prima menatap mika lama, yang merasa ditatap pun menatap balik dan tersenyum tipis sambil mengangguk, pertanda mika ingat janjinya dan dia baik baik saja.

dia benar benar baik baik saja.
—————————————

INI KAPAN END NYA ANJIR??? CHAPTERNYA KEPANJANGANN.

jangan pada bosen yaaa, kayanya ini end di chap 30/40an. ADUH KEBANYAKAN, tapi gapapa deh :D

up banyak banyak, soalnya hp gue mau di service lagi :((

chance; 2hwangs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang