16• Yang Belum Usai

3.4K 540 68
                                        

jangan pernah memulai hubungan dengan seseorang yang masa lalunya belum usai
karna kamu hanya akan tersakiti

jangan pernah memulai hubungan dengan seseorang yang masa lalunya belum usaikarna kamu hanya akan tersakiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





[ENAM BELAS]

DARI balik sorot tajam yang kini mengarah tepat pada sosok gadis disebelahnya, Shanin berusaha memberi isyarat berupa pelototan tajam agar Richard, Raynzal, Al dan Derren menghentikan apa yang tengah mereka lakukan.

Tatapan mengintimidasi yang berhasil membuat sang adik kelasnya itu menunduk takut. Bahkan ke-empat cowok itu nampak menghentikan aktivitas bermain PS-nya tepat saat Shanin dan Shanaya menginjakan kaki di ruang keluarga kediamannya sendiri.

"Kok bisa kesini bareng?"

Richard, yang mulai merasa iba dengan ketakutan Shanaya, memilih bersuara. Menghangatkan keadaan yang tengah sedingin kutub utara.

"Shanin yang ajak Shanaya kesini, takut dia disamperin Sea lagi. Gak pa-pa kan?"

Jelas, Derren dan Al mengangguk.

Tidak dengan Raynzal dan Richard yang hanya memilih berdeham singkat sebelum kembali melanjutkan permainan bolanya.

"Kak?" Sebelum menarik pergelangan Shanaya untuk mendekati para cowok tampan itu, ia bersuara, "Kayaknya mereka gak suka deh aku ikut gabung. Aku pulang aja, ya?"

"Inikan rumah Shanin. Terserah Shanin mau bawa siapa aja kesini," balas Shanin tanpa beban, "Lagian mereka emang gitu awalnya sama orang yang belum terlalu dikenal. Nanti juga berubah sendiri."

"Tapi, Kak-"

Tak kembali mendengarkan penolakan, Shanin memilih untuk melanjutkan tarikan tangannya. Membawa Shanaya menuju sofa hitam yang sudah dihuni oleh Derren dan Al.

Ikut menyemangati masing-masing kubu yang tengah bermain sepak bola di dalam layar televisi Shanin.

"Udah makan?" Derren bertanya setelah menggeser posisi duduknya, memberikan space untuk Shanin dan Shanaya.

Sembari melepaskan ransel ungunya, Shanin menggeleng.

Membuat Derren dengan cepat memberikan cemilan ringan yang tengah cowok itu makan kepada Shanin. Disusul Al yang tanpa aba meraih teh rasa melati di dalam kantong kresek putih, sebelum membuka tutupnya dan meletakkan minuman itu tepat ditangan kanan Shanin.

"Shanaya mau?"

Tak segera menjawab apa yang Shanin tawarkan, tatapan intens yang kini tepat mengarah pada punggung Richard adalah apa yang justru Shanin tangkap.

Mencoba untuk mengguncang sedikit bahu Shanaya, membuat pemiliknya terlonjak dari lamunannya, "Ke-kenapa, Kak?"

"Shanaya—" Shanin menjeda ucapannya dengan kepala yang sempat menatap sekitar, memastikan kalau kini tak ada satupun orang yang dapat mendengar pertanyaan lanjutannya, "Suka sama Richard?"

Shanin's Diary II (Open Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang