Siapa yang tak mengenal Shanindya Violetta?
Gadis berparas menawan dengan kepala berhias rambut ungu terangnya itu, tentu sangat mudah untuk dikenali.
Si gadis berbadan mungil dengan otak dua seringgit yang berhasil masuk ke dalam sebuah persahabata...
nyatanya, kebahagiaan dan kesedihan adalah suatu kesatuan yang mustahil dapat terpisahkan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[TIGAPULUH TIGA]
Pukul 21:00.
SEJAK insiden dirumah makan siang tadi, Raynzal menjadi tak banyak bicara.
Faktor dirinya yang kini merindukan gadis tercantik yang pernah hadir dihidupnya itulah, tentu menjadi alasan utamanya ia berperilaku seperti ini.
Hal yang membuat ke-lima sahabatnya—minus Shanin tentunya, berusaha untuk membalikkan suasana dengan mengajak sahabat gaharnya itu bermain UNO.
Tidak hanya itu, mereka bahkan menyediakan tiga botol minuman beralkohol yang digunakan sebagai hukuman bagi siapun yang kalah dalam permainan.
Jadi, jangan salahkan mereka, jika kini ke-enam sosok itu bertarung untuk kalah. Sebuah keadaan anti mainstream yang hanya bisa Shanin pantau dari kejauhan.
Karna untuk kali ini, Arga, Arkan, Al, Derren dan Richard melarang gadis itu untuk ikut andil ke dalam pertarungan. Jadi yang bisa Shanin lakukan hanya duduk diatas ranjang besar hotel, dengan memandangi lingkaran manusia yang berada diatas karpet itu.
"Si anjir! Lo sengaja gak bilang UNO biar kalahkan?" Akhirnya, Raynzal bersuara saat Al dengan santainya kembali meraih tumpukan kartu yang berada ditengah lingkaran.
Membuat sahabat berambut keritingnya itu gagal menjadi pemenang, "Sampe besok aja ini mainnya kalo gak ada yang mau menang."
"Lagian siapasih yang buat peraturan 'yang kalah minum'?" Kesal Derren karna sudah jengah dengan pertarungan sengit ini.
"Lo gila yang buat." Tunjuk Richard kepada sosok berkacamata dihadapannya itu.
Membuat Derren menggaruk tengkuknya, menyadari kebodohannya sembari melanjutkan permainan.
Hingga selang beberapa menit setelahnya, teriakan kencang itu berhasil Raynzal keluarkan disaat dirinya resmi menjadi pecundang.
Bersorak bahagia sembari meneguk singkat gelas mungil berisi cairan bening itu. Menghadirkan cengiran geli dari arah sekitar, merasa kalau pancingannya untuk membuat mood Raynzal membaik, berjalan dengan sempurna.
"Baru kali ini gue liat orang kalah seneng banget." Kata Al sembari berdecak, menghadirkan tawa renyah dari arah sekitar.
Bahkan Shanin yang sedari tadi hanya diam mengawasi, ikut tersenyum ditempatnya. Bersyukur karna masalah yang ia timbulkan, sudah berhasil diatasi dengan baik.