9• Rumor

3.6K 568 125
                                        

he was a rainbow
but she's color blind

he was a rainbowbut she's color blind

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




[SEMBILAN]

DARI balik anak rambut yang menutupi sebagian wajahnya, gadis bernama Shanaya yang sempat Shanin tolong ketika tengah mendapati pembullyan di kantin sekolah itu, terlihat sesekali melirik ke arah tiga cowok tampan yang nampak duduk satu meja dengannya.

Duduk sebangku dengan para Most Wanted disekolahnya tentu adalah hal yang tak pernah Shanaya pikirkan selama dirinya menginjakan kaki disekolah ini. Jangankan bisa satu meja, diakui keberadaannya saja ia tak pernah memimpikannya.

"Ini Arkan," Shanin menunjuk sosok disebelahnya, "Itu ada Derren, terus yang paling pojok ada Richard." Perkenalan singkat itu dimulai, dengan Shanin yang saat ini tengah duduk dihadapan adik kelasnya itu.

Menunggu respon ramah dari arah ketiga manusia tampan disebelahnya, sebelum pemandangan mengerikanlah yang justru terlihat.

Bagaimana Arkan, Derren dan Richard yang kini tengah memandangi adik kelasnya itu dengan sorot tajam tentu adalah faktor utamanya. Membuatnya dengan geram menepuk pundak Richard, Derren dan Arkan secara bergantian.

"Jangan gitu liatinnya, Shanaya takut!" omel Shanin sembari berdecak, membuat ketiga cowok tampan disebelahnya itu sontak berpaling, berpura-pura menatap ke arah lain.

"Gak usah takut, penampilan mereka doang yang kaya anak nakal. Tapi aslinya mereka—" Shanin menjeda kalimatnya, mencoba memikirkan semua kejadian yang pernah mereka lakukan dimasa lalu.

"Ya emang nakal, sih," sambungnya setelah berhasil mendapatkan keputusan final, "Tapi mereka baik kok sama Shanin sekarang."

Mendengar ucapan rancu, membuat kepala Shanaya yang semula sedikit menunduk itu, perlahan terangkat, "Se—sekarang? Emang—dulu enggak, Kak?"

"Dulu?" Shanin membeo, kembali mengalihkan pandangan kepada para sosok tampan disebelahnya.

"Dulu mereka jahat, pernah mau jual Shanin."

Jawaban yang berhasil membuat Shanaya membulatkan matanya terkejud.

Lain halnya dengan perubahan ekspresi Arkan, Richard dan Derren yang kini beralih tersenyum geli. Mengingat apa yang pernah mereka lakukan kepada Shanin dalam menjalankan 'Misi Pertama'nya. Memancing salah satu musuh mereka disebuah taman dengan pakaian super minim, hampir membuat gadis itu dibawa pergi oleh ketiga laki-laki mabuk.

Kejadian satu tahun lalu yang terasa seperti baru kemarin. Tak pernah terbayangkan kalau hal gila yang dirinya lakukan dapat membuat Shanin bergabung dengan perkumpulan ini.

"Gak usah gila, gak ada yang mau jual lo."

"Gak laku juga."

Respon menyebalkan itu datang dari arah Richard dan Derren, menghadirkan decihan geram Shanin.

Shanin's Diary II (Open Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang