28• Surprise

3.6K 535 203
                                        

ada yang berbisik, berkata jika memori kelam itu akan kembali mengusik

ada yang berbisik, berkata jika memori kelam itu akan kembali mengusik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





[DUAPULUH DELAPAN]


"SEBAGAIMANA filosofi warna orange adalah warna yang dapat memberikan semangat, rasa optimis juga percaya diri yang tinggi."

Dengan bantuan mesin pencarian Google, Al terlihat serius membaca sebuah artikel yang berjudul 'makna dari bunga Lily orange'.

Ditemani para pendengar yang sepagian sampai bel istirahat berbunyi itu memilih untuk membolos kelas dengan alasan yang berbeda-beda. Latihan basket untuk pertandingan besar melawan sebuah Universitas yang di adakan dua minggu lagi, adalah salah satu contoh alasannya.

Duduk diatas lapangan basket sembari mendengarkan informasi yang baru saja sahabat berambut keriting mereka sampaikan.

"Bunga Lily orange baik kok artinya, ngasih semangat pula. Bisa jadi emang si kutil punya fans." Kata Al yakin sebelum jemarinya membawa ia pada halaman berikutnya.

Halaman yang membuatnya menarik segala jenis ucapan yang baru saja ia lontarkan.

"Kenapa?" Raynzal bertanya kala mendapati wajah tengil Al yang kini berubah serius.

"Namun jika warna orange itu terlalu dominan atau terlalu banyak maka ditafsirkan sebagai hal negatif," sambung Al yang membuat semua pandangan beralih pada setangkai Lily yang mereka letakkan tepat di antara Arga dan Arkan.

"Lily orange dikenal sebagai lambang kebencian, kesombongan dan penghinaan."

Informasi penutup dari Al, jelas membuat beberapa pendengarnya menghembuskan napas panjang.

"Setau gue itu anak udah gak punya haters lagi disini."

Derren mengangguk setuju saat Richard bersuara, "Tiga musuh dia udah dikeluarin. Terus siapa?"

"Aksa?" Tebak Raynzal yang tanpa sadar Arkan respon dengan gelengan penuh keyakinan.

"Gak mungkin dia." Celetukkan yang membuat semua mata beralih menatap Arkan.

"Kenapa gak mungkin?" Al bertanya bingung, "Yakin banget gitu lagi jawaban lo."

"Hm," cowok itu menimang, merasa tak mungkin harus menceritakan perihal perkelahiannya dengan Calon adik tirinya itu beberapa hari silam.

Merutuki mulutnya yang kadang tak bisa diajak untuk bekerjasama, "Dia kayaknya bukan tipikal orang yang nyerang diem-diem, lagian dia juga udah taukan kalo Arga sama Shanin putus? Jadi cari masalah sama Shanin, gue rasa dia udah gak tertarik lagi."

Penjelasan masuk akal yang membuat beberapa sahabatnya mengangguk paham.

"Kalo pacarnya si Aksa?" Bantu Derren dalam memecahkan teka-teki ini, "Kalian ingetkan, Shanin pernah bikin dia malu dikantin?"

Shanin's Diary II (Open Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang