45• Kejadian Satu Hari

864 118 10
                                        

karna percayalah kalau di dunia ini, ada seseorang yang dapat sebenci itu melihat kebahagiaan orang lain

SHANIN menghela napasnya panjang begitu maniknya berhasil menangkap ke-enam sosok tampan kesayangannya dari balik jendela kaca yang langsung mengarah menuju ruangan khusus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



SHANIN menghela napasnya panjang begitu maniknya berhasil menangkap ke-enam sosok tampan kesayangannya dari balik jendela kaca yang langsung mengarah menuju ruangan khusus.

Tempat dimana anak-anak nakal yang hobby membuat ulah akan diceramahi sampai telinga mereka berdarah dan muntah-muntah oleh Bu Siwi.

Alasannya? Sudah pasti karna mereka semua kompak untuk membolos selama dua hari. Entah apa yang mereka lakukan kemarin, bahkan Shanin tak tahu karna terlalu fokus berdiam dan mengurung diri di dalam kamarnya. Lagi.

"Shanin ke kantin sama siapa, dong?" Gumamnya seorang diri yang tentu tak akan mendapati jawaban melihat dirinya yang hanya sendiri berdiri di depan ruangan itu.

Berakhir menatap sekitar dengan hening. Nyatanya, area lorong ruangan khusus ini memang tak banyak dilewati orang. Alasan utamanya tentu karna ruangan itu yang dihuni oleh Bu Siwi sang pemarah. Jadi siapa siswa siswi yang ingin mencari gara-gara dan berakhir mendapati coretan bertinta merah di buku hijau?

Mengingat ia yang tak bisa memutar waktu dan melarang para kaum adam berparas tampan itu untuk tak membolos, Shanin memilih melangkah pergi.

Berjalan menelusuri lorong sepi dengan ditemani sepatu kets putih barunya. Sedikit menampilkan senyuman saat mengingat kalau kini, tak ada lagi orang yang akan mengotori sepatunya menggunakan air terasi dan membuatnya pulang dengan bertelanjang kaki.

Berakhir menyenandungkan takdirnya yang kini berubah, hinggal suara pintu yang dibanting menarik perhatian Shanin untuk mendekat. Melangkahkan kakinya tanpa takut menuju sumber suara, berusaha menghilangkan rasa penasarannya yang terkadang muncul dalam situasi tak baik.

Karna tepat saat pintu yang berisikan alat-alat kebersihan sekolah itu Shanin buka, maniknya segera disambut oleh Shanaya dan ketiga lawan abadinya.

"Shanaya?!" Shanin berseru panik kala melihat gadis berparas manis itu tengah berdiri di sudut ruangan dengan tangan kanan yang memegang pipi kanannya.

Kehadiran yang tentu membuat Sea memutar bola matanya malas, "Kenapasih, lo selalu muncul?!"

"Kenapa?" Shanin tak mau kalah, berjalan menerjang kedua rekan Sea tanpa gentar, berakhir berdiri dihadapan Shanaya dan memandang mata satu persatu lawan Shanaya, "Karna kalian ngelakuin hal jahat kayak gini ke orang yang salah!"

"Tutup mulut lo kalo lo gak tau apa-apa, Kak." Sea memperingatkan dengan sungguh-sungguh yang tentu tak membuat Shanin gentar.

Dengan ikut menantang balik, Shanin beranjak maju selangkah, "Alasan apapun itu, kejahatan bukan jawaban."

Sea tersenyum, hampir tertawa malah. Ikut melangkah maju hingga jarak keduanya hanya tersisa satu langkah, "Lo pikir lo lagi belain siapa, Kak?"

Diliriknya Shanaya singkat yang berada di balik punggung Shanin sebelum kembali menatap kakak kelasnya itu lekat, "Lo lagi belain orang terjahat yang ada di dunia ini. Dan lo pikir, dunia akan bilang makasih sama lo?"

Shanin's Diary II (Open Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang