Siapa yang tak mengenal Shanindya Violetta?
Gadis berparas menawan dengan kepala berhias rambut ungu terangnya itu, tentu sangat mudah untuk dikenali.
Si gadis berbadan mungil dengan otak dua seringgit yang berhasil masuk ke dalam sebuah persahabata...
everyone wants happiness nobody wants pain, but you can't have a rainbow without a little rain
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[DELAPAN]
"NANTI kita ngobrol katanya?"
Sembari menatap layar mungil dihadapannya dengan hiasan bawah mata yang menghitam, gadis itu nampak mengunci layar ponsel miliknya sebelum memasukan benda bercase ungu itu kasar ke dalam saku seragam.
"Cih!" Tambahan decihan yang terdengar, menandakan kalau kekesalan yang berada di hatinya sudah sampai ke ubun-ubun.
Merasa sudah membuang waktu semalamannya secara sia-sia karna memutuskan menunggu Arga untuk mengabari.
Meski nyatanya, bahkan sampai pagi menjelang, ponsel itu masih tak memiliki barang satupun notifikasi yang masuk.
Jangankan menelfon, mengiriminya satu pesanpun Arga tidak.
"Kenapa mukanya serem banget?"
Arkan yang saat ini tengah menunggu kedatangan Shanin sembari bersandar di depan pintu penumpang, terdengar menyapa kehadirannya.
Kedua tangan yang sedari tadi tenggelam ke dalam hoodie hitam itu, beralih membukakan pintu penumpang untuk Shanin.
"Arkan?" Sebelum masuk ke dalam mobil putih cowok itu, Shanin sempat memanggil.
Membuat cowok itu menatapnya, "Kenapa?"
"Coba Arkan telfon Shanin deh, kayaknya ponsel Shanin rusak." Lanjut gadis itu sebelum kembali mengeluarkan benda pipih dari saku seragamnya.
"Rusak?" Beo Arkan sembari ikut merogoh saku seragamnya, terlihat mengambil benda pipih bercase hitamnya sebelum mengetikan nomor Shanin dilayar.
Hingga beberapa menit kemudian, nama Arkan berhasil muncul di layar mungilnya. Menandakan kalau pemikiran gilanya itu tidaklah benar.
"Enggak rusak ternyata." Gumam gadis itu lemah, memilih memasuki mobil Arkan dengan wajah yang kembali di tekuk.
Perlakuan aneh yang lambat laun dapat Arkan temukan penyebabnya.
"Arga belum ngabarin?" Tanya cowok itu sesaat setelah dirinya sampai di belakang kemudi.
Sempat memakai seatbelt sebelum menoleh ke arah Shanin, memeriksa apakah tali seatbelt yang terpasang ditubuh gadis itu sudah sempurna apa belum.