18• Mulai Dari Awal

3.2K 529 77
                                        

ketika hati sudah jatuh,
istilah 'pertemanan' tak akan pernah lagi sama

ketika hati sudah jatuh,istilah 'pertemanan' tak akan pernah lagi sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




[DELAPAN BELAS]


"UDAH bangun?"

Ditengah kesibukan dalam menuangkan saus karamel tepat diatas pancake buatannya, Shanin melirik ke arah sosok yang pagi ini terlihat berjalan ke arahnya.

Sosok berpenampilan kacau yang masih berada dalam setengah kesadarannya, bahkan butuh waktu lebih dari lima menit untuk Arga dapat menyadari kehadiran Shanin saat ini.

"Kok lo disini?"

Ada sedikit cubitan kecil dalam hati Shanin, kala mendapati perubahan panggilan yang Arga lontarkan itu. Meski lima detik setelahnya, ia mencoba kembali menampilkan senyuman.

"Ini dapur rumah Shanin kalo Arga gak tau." Balas Shanin dengan kedua tangan yang saat ini sibuk meletakkan dua buah piring diatas meja makan.

Balasan yang seketika membuat Arga menolehkan kepala ke arah sekitar. Baru menyadari kalau ternyata, ini bukanlah dapur dalam rumahnya.

"Kok gue disini?"

"Harusnya Shanin yang nanya gitu," responnya cepat sebelum beralih membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral di dalamnya, "Kenapa Arga semalem kesini?"

"Semalem gue kesini?!" Beo Arga semakin panik, "Sendiri?!"

Shanin mengangguk sembari melangkahkan kakinya untuk mendekat, "Minum dulu biar pusingnya ilang."

Tak ada bantahan, Arga dengan segera meraih uluran botol minum yang Shanin beri. Memilih meneguknya ganas dengan kepala yang ia pergunakan untuk berpikir mengenai kejadian semalam.

"Semalem—gue gak ngomong aneh-anehkan?" Tanyanya ragu setelah menghabiskan minumnya.

Pertanyaan yang memancing ide jahil dalam kepala Shanin, sebisa mungkin menahan senyumnya sampai dirinya mendaratkan bokong diatas kursi makan.

"Kayaknya Arga harus minta maaf sama Shanin."

Glek. Arga menelan salivanya berat.

"Mi-minta maaf kenapa? Gue ngapain emang?"

"Abis makan, Shanin kasih tau," Respon Shanin cepat sembari menepuk kursi yang berada tepat disebelahnya, "Sini, sarapan. Arga gak sekolah emang?"

"Nin," cowok itu memanggil diikuti wajah seriusnya, "Gue gak bercanda, kasih tau apa yang gue omongin semalem."

Mungkin, orang lain akan mati ketakutan saat mendapati ucapan diiringi nada mengancam yang tengah Arga lontarkan saat ini.

Tidak dengan Shanin yang kini malah menampilkan senyum manisnya, dengan kedua tangan yang sibuk memotong pancake buatannya sendiri.

Shanin's Diary II (Open Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang