Sepulangnya dari rumah sakit Aldi segera membersihkan dirinya dan segera mengistirahatkan tubuhnya di sebuah kasur berukuran sedang, fikirannya masih saja dihantui rasa bersalah, sesekali ia melirik ke layar handphonenya, menunggu kabar dari Steffi , pasalnya ia akan sangat merasa bersalah jika salsha sampai kenapa-napa.
Akhirnya keputusannya final daripada menunggu Steffi memberi kabar ia memilih untuk menelpon Steffi dan membuang sejenak gengsinya." Puy."
"Iya , kenapa di ?"
"Salsha gimana ?"perkataan tsb muncul dari mulut Aldi begitu saja.
"What ????, Demi apa sih gue denger ini? " Jawab Steffi tak percaya
"Gue serius ... !" Dg nada yg cukup tinggi
"Eeh iya .. iya , gue gak tau sekarang gue LG dirumah , tapi sih udah ada bundanya makannya gue pulang " jawab Steffi panjang lebar.
"Terus pas lu pulang gimana?"
"Pas gue pulang ya ?? Mmm pas gue pulang salsha udah bangun sih cuman gak lama tidur lagi, katanya ngantuk"
"Ooh "
"Doang ??" Ucap Steffi dg nada kesalnya
"Makasih " datar
Aldi pun segera mematikan hp nya.Tak lama kantuk menghampiri sang empunya mata, Aldi dg segera memejamkan matanya dan menyusun mpinya dg indah.
°°°°°°°^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^°°°°°°°°
"Bun " ucapan salsha memecahkan kesunyian.
"Eeh udah bangun anak bunda " saut Helen seraya menghampiri salsha
"Bun maaf ya Kaka ngerepotin bunda ya "
"Loh ko gitu, ya engga dong sayang " ucap Helen seraya mengusap lembut rambut salsha.
"Gimana udah enakan ?" Sambungnya
"Udah ko bund."
"Besok kamu udah boleh pulang, oh iya mama lupa, tadi Steffi titip ini," Helen mencari barang yg Steffi titipkan beberayjam lalu.
"Nah ini " seraya memberikan kertas kepada salsha, salsha pun dg segera membuka kertas tsb dan mendapati sebuah tulisan ."Ca , ada pesen dari cowok nyebelin, katanya ' bilangin salsha dia gak cocok jadi pendiem ' gitu . "
Tulisan singkat itu membuat salsha mengerutkan dahinya, ia jelas ia sangat heran mana mungkin manusia jadi-jadian seperti Aldi berbicara demikian.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°′°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Mentari sudah menyinari bumi dg antusias, Aldi pun telah duduk dimeja makannya seray menyantap roti bakar buatan bi Inah, tak lama hp nya berbunyi , ternyata itu adalah Iqbaal teman satu bangkunya.
"Apa?" Tanya Aldi dingin
"Heh , dimana ? Gue mau berangkat bareng dong , motor gue rusak " ocehnya membuat Aldi memutarkan bola matnya malas.
"Iya " kembali jawaban singkat yg Aldi suguhkan.Aldi segera mengendarai motor nya menuju kediaman iqbaal.
"Eeeh udah Dateng aja bos " ucap Iqbaal seraya mendekati motor aldi
"Cepetan" ucap Aldi ketus
"Iya .. iya "°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Steffi masih berkutik dg bukunya ia tak menyangka akan ada ulangan mendadak pagi ini, namun kegiatannya terhenti saat ia dapati salsha berdiri di depan nya.
" Caaa ... Lo gila ya ?? Eeh , mana mang Ujang ?? Cha kamu tuh sakit weeeh , ah emang gak waras temen gue ini " Steffi sangat kaget melihat temannya yg kemarin terkulai lemah sekarang telah berdiri dihadapannya dg menggunakan seragam sekolah,
"Apaan si puy, orang gue sehat , nih tuh " salsha memajukan wajahnya mendekat pada steffi."Lu serius ? Tanya Steffi penuh kekhawatiran.
"Tenang aja kali puy, gak usah cemas gitu ah, kaya gak biasa aja " jawab salsha dg santai.Tak terasa jam pelajaran berlalu begitu cepatnya, Steffi segera merapihkan tasnya, namun sekali lagi ia dibuat tertegun karena mendapati salsha tengah bersusah payah menarik resleting tasnya saat itu.
"Sini gue bantu " sontak salsha menoleh dan memberikan tas nya kepada steffi
"Pulang bareng ya " Steffi menyerahkan tas kepada salsha
" Lu duluan deh puy , gue ada urusan bentar "
"Sok penting lu "
"Yeeey , udah sana duluan aja "
"Iya , gue pulang ya ca "Steffi pun pergi menjauh dari kelas dan meninggalkan salsha disana.
Kini langkah kaki salsha berhenti disebuah warung kecil dibelakang sekolah, ia memantapkan kaki menuju ke arah warung tsb, dilihatnya segerombolan lelaki dg penampilan yg urakan di salah satu meja sedang bergurau ria sembari menyantap gorengan didepannya.
Salsha kembali mengayunkan kakinya mendekati kelompok lelaki tsb
"Aldi " sontak suara salsha menyita perhatian semua anak dalam warung tsb, Aldi hanya melirik tajam ke arah salsha, namun ia terkejut saat mendapati wanita yg memanggilnya adalah salsha.
"Apa ?" Jawab Aldi singkat
"Gue mau ngomong "
"Apa ?" Ucap Aldi membuat salsha geram
"Ya ngak disini !!"salsha mulai menaikan nada bicaranya .Aldi pun melangkahkan kakinya keluar dari warung tsb diikuti oleh salsha.
Langkah nya terhenti di sebuah pohon Pinus, kemudian ia membalikan badannya menghadap Salsha."Apa ?" Tanya nya lagi
Salsha kini tengah memejamkan matanya menyiapkan mental untuk melontarkan kata yg ingin ia ucapkan."Di , masalah kemaren, tolong lupain kejadian kemaren " ucap salsha sembari meremas jari jemarinya
"Kenapa ?, Gue gak akan lupain kejadian kemaren "
"Al pliss , gue gak mau lebih banyak lagi orang yg kasian sama aku " kini mata sendunya mulai menatap Aldi
" Gue gak akan pernah lupain kejadian kemaren, karena lu punya utang sama gue, yg pertama kaca spion gue blm lu ganti, yg ke 2 lu kalah basket dari gue, jadi sesuai perjanjian lu harus ngelayanin gue selama 2 Minggu "
Salsha berbafas lega, nampaknya lelaki dihadapannya sama sekali tidak mengkhawatirkan dirinya . Salsha tersenyum sumringah ia menggapai tangan Aldi guna berjabat tangan.
"Deal " ucap salsha dg penuh semangat.
Aldi hanya terdiam, ia tak menyangka gadis didepannya sangat lah aneh."Sal " tegur Aldi menghentikan langkah salsha
"Iya "
"Pulang bareng gue " ucap Aldi menyusul langkah salsha
"Ogah ah !!" Pekik salsha
" Lu harus nurutin perintah gue selama 2 Minggu inget !" Membalikan diri sambil menunjukan jari telunjuknya di depan hidung salsha.
"Termasuk diluar sekolah ?"
"Iya lah "
Wajah salsha berubah seketika, mood nya hancur seketika Aldi berucap demikian .°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°′°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Laju motor Aldi membelah jalanan ibu kota yg sangat padat, kini dibelakang tubuhnya terdapat seorang gadis yg tengah sibuk membereskan rambutnya.
"Aldi emang lu tau rumah gue ?" Tanya salsha yg masih bersusahh payah dg rambutnya
"Ngak " jawab Aldi singkat
"Terus ??"
"Siapa juga yg mau anterin lu pulang? Lu kerumah gue dulu kerjain tugas gue baru boleh pulang "
"Hah ??" Salsha membulatka ke 2 matanya.Sesampainya di rumah, Aldi lansung memasuki rumah dan melempar tas ke sembarang tempat , tak lama wanita paruh baya menghampirinya,
"Den , udah pulang ? " Ucap wanita tsb sembari membukakan dasi yg Aldi kenakan.
"Manja " gumam salsha namun masih terdengar oleh aldi,
"Apa lu bilang ?"
"Ngak ... " Salsha menjatuhkan dirinya disebuah sofa .Aldi berlalu meninggalkan salsha menaiki tangga menuju kamarnya.
"Aldi .. cepetan " salsha berteriak layaknya dihutan
"Berisik ..." Aldi membalas teriakan salsha .Salsha menyandarkan tubuhnya pada sofa yg sangat empuk membuat nya nyaman seketika , ia pun mulai memejamkan matanya dan tak lama ia menuju ke alam bawah sadarnya.
Aldi telah membawa beberapa buku berlari kecil menuju lantai bawah, namun ia dapati salsha tengah tertidur dg pulas, membuatnya tak tega membangunkannya. Ia tau betul bahwa salsha sedang tidak terlalu sehat, bagaimana tidak baru saja kemarin ia membawanya kerumah sakit sekarang gadis itu telah berada dihadapannya mengenakan seragam sekolah.
"Dasar nenek lampir " ucapnya pelan.