Salsha membuka matanya perlahan, ia masih rasakan pening dikepalanya, serta tubuhnya yg tak bisa ia gerakkan .
Matanya berkeliling mengamati ruangan yg sangat tak asing baginya, pasalnya ia sangat sering dimasukan kedalam sa
“bunda ” ucap Salsha lemah hampir tak bersuara . Helen yg mendengar namanya disebut pun mendekatkan dirinya ke arah Salsha.“sayang ? , Kenapa nak ? , Ada yg sakit? ” cecar Helen pada Salsha. Salsha hanya menggeleng halus ,walaupun setelahnya ia rasakan tenggorokannya yg sangat kering .
“haus Bun ” ujar Salsha
Helen segera mengambil kan segelas air yg terletak di nakas .
“mau apa lagi ?” tanya Helen yg telah meletakan gelas di atas nakas kembali. Salsha kembali menggeleng pelan , ia hanya ingin tertidur kembali , rasa kantuk tiba-tiba hadir dan membuat matanya terpejam kembali .
"Sal ..” dg nada cemas Helen memanggil nama sang putri yg kembali memejamkan matanya.
“salsha ..” panggilnya lagi
“salsha cuma mau tidur Bun ” jawab Salsha dg mata yg masih terpejam.
S
alsha kembali memejamkan matanya entah obat apa yg Nasya berikan sehingga membuatnya selemas ini .