Pagi ini Aldi bangun lebih awal , bagaimana tidak ia harus berputar arah menuju rumah salsha untuk menjemput gadis itu .
Sesampainya di depan gerbang , nampak gadis cantik dg rambut yg diikat , menggendong tas ranselnya dipunggung tengah menantikan Aldi ."Udah didepan aja " ucap Aldi sembari melepaskan helm yg ia pakai.
"Kan gue orangnya disiplin , on time" sahut salsha
"Ya udah gece , naik gih " ucap Aldi sembari kembali mengenakan helm nya .
Merekapun berangkat menuju sekolah , menerobos keriuhan membelah jalanan ibu kota .
Sesampainya di sekolah, Aldi memarkirkan motornya , ia segera turun dari motornya dan hendak menuju warung pojok sekolahnya , namun sebelum ia beranjak , ia lihat gadis dihadapannya yg sedang murung, entah apa yg ada dalam fikirannya .
"Kenapa ?" Tanya Aldi datar
Salsha hanya menggeleng pelan .
"Terus tu muka ngapain ditekuk-tekuk kayak kertas origami"
"Enak aja !!" Sentak Salsha tak terima dg ejekan Aldi
"Steffi masih marah ngak ya sama gue ?" Tanya salsha yg tak berharap jawaban ." Ya tanyain lah" ucap Aldi santai, namun Salsha masih diam ditempat
"Dia gak mungkin lama marah sama Lo "
"Iya sih ,, tapii ..."
"Tapi apa lagi ??"
"Ngak deh , nggak jadi " Salsha langsung berlalu meninggalkan Aldi.
Sebenarnya ia ingin mengajaknya pulang bersama tapi rasanya ia malu untuk mengucapkannya .
Kini salsha sudah berada dikelasnya , ia dapati Steffi tengah sibuk dg catatannya dan menghiraukan senyuman Salsha .
"Masih marah ?" Ucap salsha sembari duduk di samping Steffi, namun sahabatnya itu tak menggubrisnya sama sekali .
Salsha menyodorkan sebuah surat yg entah akan dibaca atau justru dibuang .
Steffi menggapai kertas yg Salsha berikan, perlahan ia buka dan mulai membaca isi dari surat Salsha .
"Kalo marah jangan lama-lama ya, gue janji ko gue bakal sembuh "
Tulisan Salsha mengembangkan senyum di bibir Steffi, ia melirik ke arah salsha yg sedang menatapnya dg senyuman.
°
°
°Kini Aldi berada di tempat tongkrongannya bersama dg teman-temannya pasti, ia melahap
pisang goreng yg tersedia di depannya, hari ini cukup melelahkan pasalnya tidak ada jam kosong sama sekali.
Mereka tertawa ria di sana , seakan tak ada beban di hidup mereka , berbeda dg Aldi yg memilih untuk tersenyum saja . Ya memang itulah Aldi , mungkin ia telah mengharamkan tertawa di hidupnya.
Seketika tawa mereka terhenti saat melihat seorang gadis cantik masuk ke warung dan menuju meja mereka.Ya dia Salsha , sedari tadi memang ia tengah gelisah mencari Aldi , ya Salsha mencari Aldi orang yg menyebalkan baginya , yg beberapa hari ini telah mendeklamirkan dirinya sebagi sahabat salsha.
Ia sempatkan diri menuju kelas Aldi walaupun hasilnya nihil, walhasil ia bertekad untuk melajukan langkahnya kesebuah warung yg terkenal sebagai markas Aldi cs ."Kenapa sal ?" Tanya Iqbaal bangkit dari duduknya menghampiri salsha yg mematung .
"Emm ngak bal , boleh gabung ??" Sontak pertanyaan salsha membuat ke dua mata Iqbaal terbelalak.
Bagai mana tidak , warung ini adalah warung yg terkenal sebagai markas geng berbahaya disekolah , tentu berisi orang-orang berbahaya dan Salsha ?? Salsha adalah siswi biasa yg bahkan tak pernah masuk dalam ruang BK , bagaimana mungkin ia memiliki nyali untuk bergabung bersama mereka ?