hari ke 4 ^sahabat^

116 15 1
                                    

Pagi selalu saja berhasil mengusik tidur gadis manis ini , matanya mulai terbuka menyesuaikan cahaya yg masuk perlahan.

"Bundaaaa " teriak salsha dg suara serak khas bangun tidur nya
"Bun , hari ini Cacha sekolah " sambungnya lagi

Tiba tiba terdengar suara pintu yg terbuka.

"Sayang , udah bangun ? , Ayo mandi " titah Helen pada anaknya.

"Bunda udah bikinin bekel buat kamu" sambungnya.

"Iya Bun aku mandi bentar "

°
°
°
°

Perlahan tapi pasti, langkah aldi menyusuri koridor sekolah , kali ini langkahnya amat berbeda karena terlukis senyuman di wajahnya.

"Hai Al " tegur Amanda sembari membuntuti Aldi
"Apa " jawab Aldi dingin
"Eemm , nanti pulang bareng ya " ajak Amanda
"Ngak " kembali Aldi menyampaikan pesan dinginnya .
" Kenapa ?" Tanya Amanda
" Sibuk " jawab Aldi , Aldi mempercepat langkahnya , dan meninggalkan Amanda .

"Iih Aldi ...." Amanda menghentak kan kakinya kesal

°
°
°
°
°
°

"Hai my girl .." teriak Steffi memasuki kelasnya .
" Puy , lu kemaren pulang gak pamit dulu sih "
"Hehehe , sorry abisnya pas gue mau pamit ada yg lagi uwu uwu an gitu " ledek Steffi
"Ih apa an sih ?? , Lu liat ?" Mata salsha kini tertuju pada steffi yg sedang tersenyum lebar.
"Cieeeee ... Haduh aku tuh kemaren sampe sesek nafas tau liat kamu pake acara peluk -pelukan segala lagi "

"Steffi ..!!!" Bentak salsha cukup keras
"Tenang Cha , gue kan orang kepercayaan lu , jadi gue bisa ko jaga rahasia , asaallll. .. "
"Asal apa sih puy ?"
"Asal .... Ceritain dong kemaren gimana ??"
"Aduuh ngak gimana-gimana ,orang dia cuman mau jadi sahabat gue "
"Ko lu kecewa gitu sih , jangan - jangan lu berharap lebih ya?"
"Ya ngak lah "
"Aduh pipinya cayang " ucap Steffi sembari mengelus pipi salsha yg sudah memerah.
"Brisik ah .." sekarang salsha memalingkan wajahnya dari Steffi .
"Biasa aja sayang ,,, oh iya ini obat lu , pasti tadi pagi blm minum obat kan ??" Bujuk Steffi sembari menyodorkan obat pada salsha .
"Ngak mau " ucap salsha sembari menggoreskan tinta pada bukunya
" Salshaaa .. , oke gue minta maaf , janji ko gak akan ngeledekin lu sama Aldi lagi " menyodorkan kelingkingnya
"Janji ??" Tanya Salsha membalikan wajahnya mengarah pada steffi
"Janji " sambut Steffi

Salsha pun menelan beberapa obat yg Steffi berikan dan mereka larut dalam obrolan yg tak berujung.

Tak lama seorang guru masuk ke dalam kelas mereka , salsha memperhatikan dg serius sementara Steffi sibuk dg tugas yg belum ia kerjakan, rupanya kejadian tadi malam membuat fokus nya berantakan.

Setelah pelajaran selesai nampak seorang guru memasuki ruangan kelas 12 IPA1

"Salsha .. , mari ikut saya " titah guru tersebut tanpa basa-basi.

"Baik Bu " dg segera salsha mengikuti langkah sang guru . Rupanya langkahnya terhenti di ruang TU.

"silahkan duduk dulu " sang guru mempersilahkan
" Iya Bu , maaf Bu ada apa ya Bu ?"
" Gini sa , ibu mau mengikut sertakan kamu dalam pertukaran pelajar tahun ini , melihat nilai kamu yg selalu naik , jadi ibu mengajukan kamu sebagai salah satu kandidatnya"

Salsha tertunduk sedih , mungkin ia sangat menginginkan hal tsb tapi keadaan nya tak memungkinkan sama sekali , untuk sekolahpun salsha harus rela berdebat dg ke dua orang tuanya, hingga akhirnya ke 2 nya sepakat mengizinkan salsha bersekolah, dg berbagai syarat yg mereka ajukan.

" Salsha ?? " Tegur guru tsb
"Saya Fikir dulu ya Bu " ucap salsha segan .
"Ibu tunggu ya "

Salsha melangkahkan kakinya menuju ke taman belakang sekolah , nampaknya ia lebih memilih menghabiskan waktu istirahatnya di sana , Fikiran nya pun masih setia memikirkan perkataan Bu Risa .

Namun tiba-tiba matanya yg sedari tadi redup bercahaya , senyumnya pun mengembang di bibirnya .

"Steffi " gumamnya

Nampaknya ada ide yg sangat cemerlang yg membuatnya memindahkan lamunannya dan berlari menyusuri koridor.

"Steffi ... " Teriakan salsha membuat seisi kantin menoleh padanya.
Steffi yg mendengar nya pun segera menghampiri salsha .

"Kenapa ?? Lu mau obat apa makan atau apa ??" Jawabnya cemas

"Obat Mulu pikiaran lu , sini ikut gue" salsha segera menarik lengan Steffi menjauh dari keramaian .

"Sa , biasa aja .. gak usah lari-lari , nanti kamu cape sal "

"Iih , brisik ... " Salsha tetap saja menarik lengan Steffi sembari berlari

Namun tiba-tiba langkahnya terhenti sesaat , salsha mengusap bibirnya dan melihat darah di tangannya. Ya saat ini hidung salsha telah mengeluarkan darah segar yg sama sekali tak ia sadari.

"Tuh kan gue bilang apa " Steffi segera mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan memberikannya pada salsha.

"Aduuuh , Cha ke UKS yuk " ajak Steffi sembari menarik pergelangan tangan salsha.

Salsha hanya pasrah karena kondisinya memang tak memungkinkan untuk melanjutkan niat awalnya .

Sesampainya di UKS Salsha segera merebahkan tubuhnya , sementara Steffi sibuk dg es batu dan beberapa handuk kecil di tangannya.

" Sini-sini gue bantuin " tutur Steffi sembari menempelkan es batu di hidung salsha .

" Maaf ya puy , gue ngerepotin Mulu "
Ucap salsha sembari memejamkan matanya .

" Sayang , kamu ngomong apa sih ? "  Nampak tak ada jawaban dari salsha , mungkin ia sedang menahan sakit yg ia rasakan .

" Dengerin gue ya Cha , gue janji sama Lo , gue bakalan ada kapanpun lu butuh gue " tutur Steffi mengelus halus rambut salsha .

"Dan lu tau kan , gue gak akan ingkar janji " ucapnya lagi

" Lu emang sahabat terbaik gue puy , gue mau lu ada sampai hari terakhir gue di dunia " salsha mulai membuka matanya .

"Sal .." ucapan Steffi terpotong

"Lu ngak usah protes lagi puy , lu juga tau apa yg gue derita , lu juga tau kalo kondisi gue udah ngak memungkinkan buat bertahan , lu juga tau kalo gue adalah manusia yg nunggu tuhan ngirim malaikatnya buat jemput gue , dan lu juga tau kalo umur gue bisa lu hitung pake itungan hari , jadi gue mohon gak usah menidakkan itu semua , gue kuat puy , lu ngak percaya ?? "

" Tindakan Lo tiap hari tuh selalu buat gue khawatir sal , gue ngak mau kehilangan lu , gue ngak mau ditinggalin lu , gue ngak mau lu mati Cha , setiap hari gue selalu minta sama tuhan , kasih umur gue setiap harinya satu buat lu , gue harap umur kita selesai dihari yang sama , supaya gue ngak ngerasain sakitnya ditinggalin sahabat terbaik gue " air mata Steffi sudah membasahi pipinya sedari tadi .

" Semua yg lu lakuin selama ini itu mempercepat kematian lu Cha , dan gue ngak mau !!" Sambung Steffi , ia pun berlari meninggalkan salsha yg menatapnya sendu , air mata pun memeenuhi pelupuk matanya.

"Gue pengen sembuh Stef , tapi itu ngak mungkin lagi " lirih salsha sembari terisak .

Sementara itu seorang pria yg sedari tadi mendengarkan perdebatan antara ke 2 sahabat tsb entah kenapa air matanya ikut menetes.

"Ko gue nangis ya ?" Gumam Aldi
" Emang separah itu penyakit salsha ?" Aldi bertanya pada dirinya sendiri .

Just Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang