“ dok Aldi gimana ?” tanya Salsha penuh kepanikan .
Ya setelah kejadian tadi , Salsha memutuskan untuk membawa aldi ke rumah sakit, melihat keadaan Aldi yg sudah tak karuan .
“ dia baik-baik saja, mungkin benturan yg dialami Aldi sangat keras sehingga membuat nya seperti ini ”
“ dia beberapa kali batuk darah dok , apa ngak sebaiknya di periksa lagi”
“ Salsha , dia baik-baik saja , kami sudah periksa semuanya , batuk darahnya hanya disebabkan oleh benturan keras pada dadanya itu saja” ucap Nasya
“ kalo gitu aku boleh masuk ?”
“ tunggu sebentar , Aldi masih istirahat , lebih baik kamu ikut saya ”
“tapi dok ...”
“salsha ..”
Salsha pun membuntuti Nasya yg menuju ruang kerjanya . Nasya meletakan jas putihnya di kursi milik nya , dan meletakan beberapa amplop didepan Salsha .
“apa ini dok ?” tanya Salsha heran saat Nasya memberikan beberapa amplop didepannya .
“ itu hasil pemeriksaan terakhir mu , kamu bisa lihat ”
“ sel kangkernya sudah menyebar kan ? , Sudah tidak bisa diatasi lagi ?”
“ bisa kalau kamu mau , tapi bukannya kamu tidak mau ?”
“ Salsha mau , lakuin yg terbaik yg dokter bisa , walaupun hasilnya akan nihil ” ucap Salsha sembari menatap Nasya
“ apa ?? , A- ap-a saya tidak salah dengar?”
“ lakukan dok , sebelum akhirnya Salsha memang harus pergi , tapi setidaknya Salsha pernah berjuang kan ?”
Nasya tersenyum sumringah , walaupun gadis dihadapannya masih tidak percaya akan keajaiban , setidaknya ia diberi kesempatan untuk kembali menangani gadis itu.
Nasya bangkit dari kursinya dan mendekap tubuh Salsha , menjatuhkan air mata yg sedari tadi ia tahan .
Nasya mengusap rambut Salsha yg basah akibat hujan , merasakan dinginnya tubuh gadis ini , kemudian tiba tiba Nasya merasakan bahunya memanas , entah apa yg membuat bahunya terasa basah dan panas .
Nasya melepaskan pelukannya dari Salsha , memperhatikan wajah pucat Salsha dan nampak darah segar mengalir deras dari hidung gadis ini , membuat Nasya kembali memeluknya.
“ saya janji akan lakukan yg terbaik ” gumamnya , sebelum akhirnya tubuh Salsha yg berada didekapan ya ambruk .
**********
Nasya memasangkan oksigen pada Aldi yg telah membuka matanya , sedari tadi ia menanyakan dimana Salsha namun Nasya tak menggubrisnya .
“ dok saya tanya sekali lagi , Salsha dimana ?, Gimana keadaannya ?” tanya Aldi sembari menatap Nasya yg sedang bergelut dg selang oksigen .
“ gimana ? , Masih sesak ?” bukannya menjawab Nasya justru bertanya balik .
“ Salsha dimana dok?” lirih Aldi yg mulai lelah menanyakan Salsha pada Nasya . Aldi mencengkram dadanya yg terasa sesak , sejak kejadian beberapa jam yg lalu ia sedikit kesulitan mengambil nafas , sehingga memerlukan bantuan oksigen untuk mempermudah pernafasannya
“ dengar , Salsha akan baik-baik saja , sekarang pulihkan dulu tubuh mu setelah itu baru temui Salsha ”
“ Salsha sakit ? , Apa dia pingsan lagi ?” cercar Aldi , dg suara lirihnya .
“ dia baik- baik saja , mungkin tadi sedikit kelelahan saja, mulai besok dia akan setujui proses kemoterapi , saya tau kamu yg membujuknya ”
Aldi hanya terdiam , memang benar beberapa jam yg lalu ia sudah memainkan drama yg sangat apik sehingga membuat Salsha menyetujui untuk kemoterapi dan menghentikan aksi bodohnya untuk tidak melanjutkan pengobatan .