hari ke 6 ^racikan senyum termanis^

120 19 11
                                    

Mendung , begitulah gambaran dari raut wajah cantik milik salsha, tak ada senyum manis yg selalu ia suguhkan pada Aldi .
Sejak ke 2 nya keluar dari ruangan Nasya, tak ada percakapan diantara mereka , Aldi sangat mengerti bahwa sang gadis hanya perlu waktu sendiri untuk menenangkan fikirannya setelah beradu argumen dg Nasya sang dokter .
Nasya yg mengajukan sarannya agar Salsha segera melakukan kemoterapi agar dapat membunuh sel kangker yg semakin hari semakin menjalar , sementara Salsha tetap dg pendapatnya bahwa dia baik-baik saja.

Flashback

"Apa-apaan ini Salsha ?" Ucap Nasya sembari menyerahkan (lebih tepatnya melemparkan) hasil lab Salsha kehadapan nya .

"Berapa kali saya ingatkan kamu, minum obat !! , Apa sulitnya turuti perintah saya !!" Lanjut Nasya hd tatapan tajam ke arah Salsha , sementara Salsha hanya menunduk tak bergeming .

"Salsha , kalau terus gini , kamu harus kemoterapi , ini keputusan saya yg gak bisa kamu bantah " ucapnya sembari menyodorkan selembar kertas dihadapan Salsha .

Seketika Salsha langsung mendongakkan kepalanya , merasa terkejut dg keputusan Nasya .

"Ngak !! " Bantah Salsha sembari membuang surat persetujuan dihadapannya .

"Aku ngak mau dok !" Ujarnya lagi

"Lalu apa yg kamu mau ?? Minum obat , tidak , kontrol teratur juga tidak , batasi kegiatan mu juga tidak kan ? Berhenti sekolah ?? Apa kamu mau berhenti sekolah ? " Cecar Nasya

Salsha kembali tertunduk dan menumpahkan tangisnya , seketika tangan kekar Aldi mengelus punggung Salsha dan merengkuhnya kedalam pelukan .

"Kalau begini kapan kamu akan sembuh Salsha ?" Ujar Nasya dg nada yg amat sangat menyejukkan .

"Memangnya aku bakal sembuh ? " Jawab Salsha yg membuat Nasya bungkam .

" Apa aku bakal sembuh dok ? Jawab dokter ?? " Ucapnya dg linangan air mata

" Kenapa dok ? Kenapa diem aja ? Dokter gak bisa jamin kan ? , Buat apa dok ? Percuma aja kan ? Kalo dokter udah cape berhenti dok , cukup , udah banyak yg udah dokter lakuin dan jangan lagi dok "

Off

"Sampe kapan cemberutnya?"
"Mau sampe bumi keluar dari tatasurya?"
"Atau nunggu garam rasanya manis ?"
"Sal ..? "

Ya benar , ocehan itu keluar dari mulut Aldi , si cool yg katanya gak suka ngomong , tapi entah kenapa akhir-akhir ini ia banyak berbicara .

"Kamu gak usah mikirin omongan dr Nasya , semakin kamu fikirin semakin kamu stres semakin kamu drop sal "

"Tenangin diri kamu dulu ya , setelah itu baru kamu putusin "

"Apapun keputusan kamu aku bakal dukung , karna aku akan selalu berjalan berdampingan sama kamu , inget itu "

"Sekarang kamu istirahat ya , gak usah mikir macem-macem dulu ," titah Aldi , sembari mengacak pucuk rambut coklat milik Salsha, entah sejak kapan ia bersikap semanis ini .

"Al .."

"Hemm?"

"Makasih "

Aldi hanya tersenyum, ia tak tau harus merespon Salsha dg apa dan bagaimana, mungkin senyuman adalah jawaban tertepat yg Aldi berikaan untuk Salsha saat ini .

"Kalo butuh apa-apa kamu ketok tembok aja " tutur Aldi yg kembali melangkahkan kakinya menuju kamar miliknya .

*
*
*
*

Just Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang