Aldi asik menyantap semangkuk mie instan dihadapannya dg sesekali melirik ke arah salsha yg semakin pulas.
"Bi bangunin gih",titah Aldi pada bi Marni
"Kasian den "ucap bi Marni
"Kasian lagi dia belum makan " tutur Aldi yg membuat wanita paruh baya ini mendekati salsha sembari menggoncang kan tubuhnya pelan."Neng .. neng bangun neng " tuturnya pelan
"Hemm" salsha ygeraaa badannya diguncang kan sedikit bergumam"Neng udah sore , bangun ya , bibi siapin makan " ucap bi Marni
Salsha pun langsung tersadar bahwa ia sedang berada di sofa milik aldi."Aldi , jam berapa ?" Tanya salsha panik
"Empat" jawab nya singkat
"Al gimana kalo buku lu gue bawa pulang, biar kerjain d rumah " oceh salsha sembari mendekatkan diri kepada aldi.
"Heem" jawab Aldi
"Ya udah sekarang anterin gue pulang ke rumah ya" bujuk salsha dg senyum menggemaskannya.
"Ngak !!"
"Dih ko gitu sih , kan Lo yg bawa gw k sini , tanggu jawablah" cerocosnya lagi
Aldi tak menjawab, ia hanya berjalan menuju mobilnya
"Aldiiiiiii!!!"salsha berteriak sejadi-jadinya.
"Cepet bawel"Namun langkah salsha terhenti saat Bu Marni menggenggam pergelangan tangannya .
"Neng makannya ?"
"Eh bibi , salsha bungkus aja boleh bi ?"
"Kayak warteg aja ni dibungkus " ucap Marni seraya memasukan makanan ke dalam sebuah plastik
"Makasih Bi" salsha segera melaju mendekati Aldi
"Ayo !" Ucapnya sembari menaikan badannya ke atas mobil.Aldi segera menancapkan gas
meninggalkan kediaamannya.Dalam perjalanan salsha membuka makanan yg Marni bungkusan untuk nya.
"Bi Marni udah lama kerja sama lu?" Salsha berusaha mencari topik pembicaraan
"Heemm" Aldi menjawab dg jurus andalannya
"Sejak kapan?
" Lama 6 thn nan" jqwabnya agak panjang
"Oooh" salsha pun mengakhiri obrolannya dan memilih untuk menyantap makanan tsb .
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Oke , makasih " ucap salsha setelah mobil milik aldi berhenti di depan rumahnya.
" Mau mampir dulu ?" Tanya nya spontan.
Namun Aldi masih membeku di dalam mobil tanpa sepatah kata pun.
"Ya udah lah aku duluan ya " salsha hengkang dari mobil tsb, tak lama langkahnya terasa berat entah apa yg terjadi padanya, Aldi memperhatikan salsha yg tengah bersusah payah mengayunkan kakinya menuju gerbang pun segera turun dan menghampirinya.
"Kenapa ?" Tanyanya membuat salsha terkejut , pasalnya ia tak menyangka Aldi masih berada dibelakangnya.
"Enggak , gak apa -apa " sembari terus berjalan.
"Mang Udin .. " teriak salsha kepada lelaki yg tengah berdiri di dalam gerbang. Aldi mulai merangkul pundak salsha sontak hal tsb membuat salsah amat terkejut.
Tak lama seorang lelaki paruh baya menghampiri nya , lelaki yg bernama Udin ini segera memapah salsha hingga ke dalam rumah.Aldi pun tak lagi membuntuti salsha ia segera menuju mobilnya dan mulai melajukan kendaraannya tsb.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Salsha merebahkan dirinya di atas kasur seraya memegang kuat kepalanya.
"Aawwww..." Desisnya sambil memejamkan matanya.
Tangannya mulai meraba meja yg berada di sampingnya mencari obat yg hendak ia minum, namun tiba-tibaPraaanggg .....
Suara gelas yg jatuh ke lantai karna tersenggol oleh tangan salsha pun membuat sang ibunda menyadari bahwa putri semata wayangnya ini membutuhkan sesuatu.
"Salshaaa.... " Pekik Helen yg menyadari anaknya terkulai di atas ranjangnya.
"Nak , kamu kenapa sayang " Helen semakin panik kala ia menyadari putri nya tak sadarkan diri.
"Udiiin ... Mang udiiin " Helen sekuat tenaga berteriak memanggil Udin sang supir. Tak butuh waktu lama rupanya mang Udin telah berada di kamar Salsha.
"Mang telpon dokter mang " titah Helen KPD udin.
"Iya Bu .." mang Udin merespon dg tak kalah paniknya .
Tak lama seorang dokter pun datang mulai memeriksa kondisi salsha.
"Seperti nya dia lupa minum obat, dan sedikit lelah saja "ucap dokter seraya membawa Helen ke luar kamar.
"Apa dia akan baik - baik aja dok?" Tanya Helen cemas.
"Dia akan baik-baik saja, saya akan usahakan yg terbaik " .°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Aldi kini tengah termenung dikamarnya, sesekali ia lirik layar hp nya yg menyala, nampaknya sahabt" nya lah yg mengirimkan beberapa pesan padanya , namun ia tak menggubrisnya.
Ia langkahkan kakinya menuju kamar yg berada di ujung ruangan, terlihat wanita dg berbagai peralatan medis yg menempel pada dirinya, ya melina ibu dari Aldi sudah lama berada disana dg mata yg tertutup . Nampaknya hidup dan matinya tergantung pada alat yg menempel padanya.
Aldi melangkah kan kaki nya mendekati ranjang sang mamah , membelai halus rambut lurusnya.
"Mah , Aldi kangen " gumamnya sembari terus membelai rambut sang ibu.
" Mamah " dg halus Aldi mencium pipi sang mamah
Tak lama berselang air mata pun menetes membasahi wajah pria ini .
Melina mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu bersama sang suami, liston berada di penjara dikarenakan kelalaiannya dalam berkendara sementara melina harus terbaring selama 1 tahun terakhir ini karena ia koma dan entah kapan akan siuman , hal ini lah yg membuat Aldi berubah menjadi pribadi yg dingin, bagaimana tidak disaat remaja seusianya diperhatikan oleh ke 2 orangtua nya Aldi justru sebaliknya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Sementara itu salsha masih terbaring diranjangnya, matanya mulai terbuka perlahan menyesuaikan dg cahaya.
"Bun ... " Lirihnya
"Iya sayang " dg cekatan sang bunda menghampiri salsha." Bunda istirahat aja Bun , salsha udah gk apa -apa ko " ujarnya
"Iya sayang , oh iya besok ayah pulang". Ucap Helen lembut
"Ayah pulang Bun ?" Jawab salsha antusias
Helen hanya menganggukkan kepalanya pelan sembari memberikan senyum pada anak tunggalnya ini ." Ya udah kamu tidur gih , besok kan sekolah " ucap Helen
Ia tau putri nya sedang tak sehat namun ia sudah hafal dg putri nya ini , tak mungkin ia menghalangi salsha jika sudah menyangkut sekolah.