“setau aku tuhan kamu itu maha penyayang , dia gak akan mungkin biarin hambanya kedinginan karena hujan kan ? Jangan mempersulit sesuatu yg mudah , faham?” ucap Aldi
Salsha mengikuti langkah kaki Aldi , ia sebenarnya ragu untuk sekedar berteduh di emperan gereja ini, namun apa daya hujan telah mengguyur jagat raya dg antusias .
“ Al , boleh tanya ?” ujar Salsha memecah keheningan
“apa ?"
“ kamu sering ke sini kan ?” ucapnya ragu
“gak pernah ”
“loh ko ?” kini Salsha mulai heran
“ sejak kejadian 1 tahun yg lalu , gue gak pernah masuk kesini lagi ”
“kenapa ?”
“ gue gak percaya kalo dia bakal ngabulin doa gue lagi , setelah gue salahin dia atas semua kesialan yg gue terima ”
“ bukannya tuhan kamu juga pemaaf ya di?”
“gue malu buat minta maaf sa , gue takut dia gak Nerima maaf gue ”
“ kenapa malu ?”
“ gue emang bodoh sa ”
“ bukannya gue mau ikut campur ya di , tapi menurut gue saat kita salah maka kita wajib minta maaf , entah maaf kita diterima atau nggak itu urusan nanti . ”
“ kalo gitu tunggu disini ” ujar Aldi meninggalkan Salsha di emperan gereja , dan ia segera memasuki ruangan tsb .
Aldi menempatkan dirinya dibarisan kursi belakang , memandang kosong ke depan , kemudian memejamkan matanya dan mulai meramalkan doa.
Sementara Salsha masih setia berdiri di pintu masuk , menatap Aldi yg kini tengah khusyu dg doanya , menahan dinginnya angin yg menusuk hingga tulangnya .
Seandainya saja tubuhnya masih kuat untuk bertahan , Salsha pasti kini akan nyatakan bahwa dia telah jatuh cinta pada pria dihadapannya itu . Namun mengingat hari yg terus berjalan membuatnya berfikir 1000 kali untuk jatuh cinta , bahkan ia berharap agar tak ada seorangpun yg mencintainya .
Tetesan air mata telah membasahi pipi Aldi , entah lah hatinya sangat pilu saat mengingat beberapa hal yg harus ia hadapi saat ini . Sang mamah yg hingga sekarang belum bangun dari komanya , sang ayah yg masih berada di sel , dg pendapatnya yg selalu bertolak belakang dg Aldi , dan Salsha , gadis yg saat ini mengisi hatinya , gadis yg saat ini selalu berada difikirannya , gadis itu , kini sedang sekarat , menanti ajal menjemput nya . Apakah sesulit itu bahagia tuhan ? Jerit Aldi dalam hati.
Bukan hanya Aldi yg merasakan kepiluan itu , Salsha pun merasakannya , ingin rasanya ia dekap tubuh Aldi yg telah bergetar , ia langkahkan kakinya ragu , namun keraguannya lenyap seketika saat mendengar Isak tangis Aldi .
Salsha memperhatikan raut wajah Aldi yg telah dibasahi oleh air mata , dg mata yg masih terpejam . Kini ia arahkan pandangannya pada patung yg berada didepannya , patung yg disebut-sebut sebagai tuhan .
“ tolong kabulkan permintaannya Tuhan Yesus , dia memang bukan hamba mu yg taat , tapi dia telah bersungguh-sungguh , dia juga sangat mempercayaimu , jadi tolong jangan rusak kepercayaannya ” ujar Salsha dalam hati .
“ tolong sudahi semua ini tuhan ” gumam Aldi yg masih merampalkan doanya .
Aldi perlahan membuka ke 2 matanya dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Salsha yg kini ada disampingnya .
“ngapain lu disini ?” tanya Aldi
“dingin di luar di ” ucap Salsha sedikit beralasan , tapi memang benar bukan bahwa di liar sangat dingin.