hari ke 2 ^ marah besar ^

134 16 0
                                    

Perlahan salsha melangkahkan kakinya masuk , betapa terkejutnya dia saat melihat wanita paruh baya yg terkulai di sebuah kasur dg peralatan medis yg melekat pada tubuhnya.
Salsha melangkah kan kakinya mendekati wanita tsb, ia mendekat sembari menatap nanar wanita tsb , air matanya menetes tiba-tiba .
Tangan lembut salsha mulai membelai rambut melina, dan ia dudukan tubuhnya disisi ranjang sembari membelai rambut hitam melina.
Namun tiba-tiba salsha terhenti saat melihat Aldi berada di ambang pintu tengah menatapnya dg kesal.

"Aldi .." lirih salsha
Aldi yg tanpa basa-basi menarik lengan salsha kasar menariknya sampai keluar.

"Pergi kamu .. !!!!" Bentak aldi pada salsha
"Aldi ... , Aldi dengerin aku di "
"Pergi sekarang juga dari rumah gue" Aldi mendorong salsha ke teras rahnya hingga terjatuh .

" Di maafin gue ... " Rengek salsha yg berusaha bangkit .
Namun Aldi hanya diam dan menutup pintunya kasar.

"Aldi gue gak akan pergi sebelum lu maafin gue " teriak salsha yg pastinya terdengar oleh Aldi.

Aldi tak menghiraukannya ia tetap berjalan pergi menuju kamar sang mamah.

Aldi menatap perempuan tsb dan mendekati nya .

"Maafin Aldi mah , maafin Aldi , harusnya Aldi gak ajak orang kesini , harusnya Aldi jagain mamah" ucap Aldi sembari memeluk mamahnya.
Namun tak ada respon dari melina yg membuat Aldi tak tahan menumpahkan air mata nya.

Sementara itu salsha masih setia di depan teras rumah Aldi, entah apa yg membuatnya bertekad tetap bertahan disana untuk mendapatkan maaf sang pemilik rumah.

Tak lama kemudian hujan pun turun sangat deras menyiram tubuh mungil salsha.

"Salsha kuat ... Salsha kuat ... Salsha kuat ...." Gumam salsha menyemangati diri sendiri .

Tak berselang lama Aldi pun turun untuk memastikan bahwa salsha telah pergi , namun nampaknya dugaanya salah , saat ini ia melihat gadis dg rambut pendek sebahu tengah berdiri sembari menunduk diguyur hujan , sebenarnya Aldi tak tega melihat itu namun ia masih terbakar emosi yg mengakibatkan ia tak Sudi memaafkan salsha .

Salsha masih tertunduk menahan dinginnya air hujan yg tak henti mengguyurnya , sementara itu jam telah menunjuka pukul 5 sore , badannya mulai menggigil , ia rasakan ada cairan yg keluar dari hidungnya, ya darah segar telah mengalir deras dari hidung salsha , kini kepalanya mulai pening , ia rasakan pula penglihatannya yg telah buram.

"Ya Allah jangan di sini , salsha mohon " ucap salsha sembari menahan pusing.

Tiba-tiba

Bruk !!

Salsha tak mampu menopang tubuhnya lagi, kini ia hanya terkulai pasrah, kesadaran nya masih ada namun tubuhnya tak sanggup bertahan lagi .

Tubuh salsha telah terjatuh dan tersiram hujan sedari tadi , darah di hidungnya pun tak kunjung berhenti, membuat genangan merah pada air  hujan yg jatuh di hadapan wajah salsha , wajahnya pun penuh dengan cipratan darah , kini warna baju salsha pun telah berubah menjadi pink , namun belum ada sosok Aldi yg ia harapkan segera keluar dan memberikan maaf padanya.

Kini nafas salsha semakin berat , membuatnya memejamkan mata

"Ya Allah salsha belum pengin mati , kalo pun mati jangan di sini " ucapnya dalam hati .

Aldi yg sedari tadi tergeletak di sofa tak berhenti memikirkan gadis di depan rumahnya, apakah ia telah pergi atau masih berdiri di sana? Hujan semakin mereda , Aldi rasa gadis itu telah pulang , ia langkahkan kaki menuju kamarnya namun sebelum menaiki tangga ia sempatkan untuk melihat ke arah jendela luar melihat salsha tentunya.

Betapa terkejutnya ia saat mendapati salsha yg sudah terkapar berlumuran darah di depan rumahnya .

*Salshaaa " Aldi berlari menuju teras dan segera mendekap salsha.
"Sha ...!!! , Sha bangun !!"ucap Aldi sembari menepuk pipi salsha yg telah penuh dg darah . Namun nampaknya gadis ini tak merespon akhirnya Aldi segera meninggalkan salsha untuk mengambil kunci mobilnya.
Namun langkahnya terhenti kala ia sadar pergelangan tangan nya ditahan oleh salsha .

"Aldi ..." Lirih nya masih dg mata yg tertutup, salsha menarik nafas berat kemudian membuangnya , dg but yg bergerat salsha sematkan kata yg ingin iautarakan pada Aldi yg kini menatap salsha nanar.

"Maaf " lirih salsha yg sa sekali tak terdengar , namun dapat difahami .
Aldi mematung sejenak , gadis ini benar-benar bodoh , di saat keadaanya seperti ini ia masih sempat meminta maaf? Begitulah kiranya isi dalam hati Aldi.

Aldi menghenggam tangan salsha dan membawa tangan tsb dalam dadanya .
Salsha mengerti apa yang Aldi maksud , sesaat itu pula Salsha mulai kehilangan kesadarannya.

Skip

Rumah sakit

Nampak aldi tengah mondar mandir menunggu keputusan dokter yg sedari tadi memeriksa salsha, nampaknya rasa khawatir itu tak lagi dapat disembunyikan oleh seorang Aldi.

Klek.. bunyi pintu yg terbuka , Aldi segara menghampiri dokter tsb dan bertanya
,
" Dok gimana keadannya salsha ?" Tanya Aldi .
"Dia sangat mengkhawatirkan, apa anda saudaranya ?" Tanya dokter
"Bukan dok , saya temannya ,Aldi menjawab dg penuh kehati hatian.
"Pasien membutuhkan darah "
"Dok ambil darah saya dok , golongan darah saya  O saya bisa bantu teman saya dok "
"Baiklah kalau begitu silahkan"
Dokter memberikan Aldi masuk ke ruangan lain untuk diambil darahnya.

Seusai nya Aldi hanya merebahkan diri di banker dan kemudian beranjak untuk menemui salsha.

Nampaknya keluarga salsha telah tiba disana Aldi nampak ragu melangkahkan kakinya menuju ruangan , namun rasa penasarannya atas kedaan salsha .

"Nak .." tegur wanita paruh baya menyentuh punggung aldi dari belakang.
"Terimakasih ya " tuturnya lagi
"Tante berhutang sama kamu " wanita itu kemudian memeluknya hangat .

Sudah lama rasanya ia tak merasakan pelukan itu , pelukan seorang ibu yg diyakini wanita ini adalah ibu salsha.

"Ayo masuk " tawar nya mengelus pundak Aldi halus .

Aldi mengikuti langkah wanita itu memasuki ruangan salsha.

Dipandang nya sang gadis dg keadaan yg menyedihkan , perlahan langkahnya mendekat ke ranjang salsha .

"Sha .. maafin aku " ucap Aldi sembari menggenggam tangan salsha.

"Nak " kembali sentuhan Helen membuat Aldi nyaman .
"Kamu pulang aja ya, besok harus sekolah kan ? Besok lagi kesininya ya, oh iya , ini . Tolong sampaikan ke Steffi salsha besok izin dulu " sembari menyodorkan sebuah surat .

"Iya Tante , saya permisi tan"   Aldi mencium punggung tangan Helen
" Iya hati-hati ya " balas Helen sembari mengusap rambut Aldi.

"Nak " tegur seorng pria yg berada di belakang Aldi.
"Iya om " jawabnya
"Terimakasih ya " ucapnya lembut , aldi hanya tersenyum simpul kemudian pergi .

Sesaat salsha telah membuat jantung Aldi berdegup kencang , rasa takut kehilangan hadir tanpa ia minta , seketika amarahnya pun berubah menjadi kasih sayang .

Just Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang