Holla~~
Sebelum baca main tebak-tebakan dulu, kuy!
Langit, langit apa yang pendek dan bisa digapai?
Jawabannya? Cek postingan Instagram @expertmate_ ! Nanti kita posting di sana jawabannya ><
Okey, Readers Mate! Selamat menyelami alur Expert Mate
~Happy Reading~
Jabat tangan, keajaiban apa yang bisa terjadi karenanya? Bila aku yang menjawab, itu adalah langkah awal menjalin koneksi dengan roh kecerdasan, seperti yang biasa kulakukan. Seperti yang kali ini terjadi, kontak pertamaku dengan Kevinez pun berawal.
"Halo! Aku juga bisa melihatmu! Kita bisa bicara lebih banyak lain waktu! Kamu tidak keberatan kupanggil Kevinez? Hai, Kevinez! Jawab aku bila kamu setuju! Aku dan Kevin berteman! Aku dan kamu juga!" ujarku percaya diri.
Namun, tidak seperti respons roh kecerdasan lain yang senang setengah mati saat kusapa, Kevinez hanya membalasku dengan geming, juga tatapan dingin sebagai bonus.
"Kevinez?"
"Bella-aja?" ujar Kevin menyadarkanku lebih dulu. Waktu di sekitarku yang sempat melambat kembali berjalan normal.
"Bella-aja, maaf, tangan ..."
"Oh, aduh, maaf! Ah, aku kenapa, sih, akhir-akhir ini?!" ujarku buru-buru melepas jabat tangan tadi, lumayan salah tingkah karena Kevin harus menegurku dulu.
"Haha, modus ya, Bell?!" goda Vivi.
"Tapi kamu harus maklum sama cewek satu ini, Vin! Hobi melamun dan kadang suka ngobrol enggak jelas sama teman-teman hantunya ...."
"Ros!" potong Vivi melempar tatapan tidak suka. Cewek ceplas-ceplos yang ditegur itu meminta maaf padaku.
"Enggak apa-apa, kok! Lagi pula udah bukan rahasia!" jawabku mengangkat bahu tak acuh. Sungguh, aku tidak peduli soal rumor-rumor miring yang beredar kalau aku ini anak indigo aneh yang suka bicara dengan udara kosong atau apalah.
Biarkan saja, memangnya harus kusangkal bagaimana? Itu tidak benar dan aku sejatinya hanya bisa melihat roh kecerdasan, mengambil keuntungan dari mereka? Oh, itu harus jadi rahasiaku selamanya!
"Eh, omong-omong, kamu les bahasa Inggris di mana, Bell?" tanya Kevin lagi.
"Les? Aku enggak ikut les atau bimbel mana pun!" jawabku sambil masih mengunyah nastar Vivi.
"Serius?"
"Seriuslah, Vin!" sahut Ros lagi-lagi asal nyambar seperti api ketemu bensin. Tolong, deh, Rosalita Ningrum! Jangan rebut jatah ngobrol aku sama Kevin seenak dengkul!
"Satu-satunya yang minus otak di antara tiga sekawan ini cuma aku! Vivi juara satu di kelas, kutu buku, enggak bisa diajak main tiap akhir pekan karena sibuk di tim pelatihan olimpiade kimia.
Terus si Bella ini, cewek ajaib yang enggak pernah ikut bimbel apa-apa, enggak terlalu lengket sama buku, partner rebahanku, tapi tetap bisa juara dua. Bayangkan betapa aku ini cuma kentang!"
Aku tidak bisa menahan tawa karena narasi Ros. Cewek ajaib katanya? Sepertinya mulai sekarang aku harus bekerja keras untuk (terlihat) rajin.
"Jangan salahkan otak kamu, Ros! Kamu cuma kurang termotivasi aja!" jawab Vivi.
"Wah, tapi Bella bikin penasaran, deh! Kupikir kamu udah terlatih sampai bisa fasih ngomong bahasa Inggris. Cara belajar otodidakmu bagaimana, sih?" tanya Kevin memaksaku harus mengarang. Oke, ada yang mau kasih aku ide?
![](https://img.wattpad.com/cover/259493416-288-k779754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Expert Mate
Teen FictionHai, aku Bella. Hidupku mulai seru sejak ketiban ensiklopedia waktu SMP dulu. Bagai ketiban berkah, aku bisa melihat roh kecerdasan orang lain setelah itu. Sejumlah prestasi kudapat dengan memanfaatkan mereka, sementara roh kecerdasanku sendiri? Tid...