CHAPTER 13

105 16 0
                                    

"AKU TIDAK MAU TAU RENJUN, HUBUNGAN KITA BERAKHIR DISINI!!" tutup Herin. 

Dia langsung berlari ke arah pintu keluar sambil menangis.

"apa kau melakukannya lagi Renjun?" kata Haechan dingin

.

.

.

"ada apa ini?" tanya Fanyaa kebingungan. 

Hanya keheningan yang mengisi ruangan itu. Aura dingin benar-benar menyelubungi semua orang. 

"iya betul, ada apa ini haechan?" kata Mark mewakili. 

Tapi Haechan hanya diam dengan tatapan dingin ke arah renjun. 

"Renjun, ada apa ini?" Tanya jeno. 

Sama seperti Haechan, Renjun hanya diam sambil merutuki dirinya sendiri.

Tiba-tiba bola mata Haechan berubah menjadi gelap, amarah nya terasa kepada semua orang. sebelum Haechan meledak, Fanyaa hendak membawanya keluar. Tapi terlambat, Haechan sudah berada di puncak nya.

"PENYIHIR KURANG AJAR!! APA MAU MU DENGAN KAMI!?" Teriak Haechan sambil mencengkram kerah jubah Renjun. 

"JAWAB AKU!! TEGA SEKALI KAU MEMBUAT ADIKKU SEBAGAI ALAT PERCOBAAN MU RENJUN!!!" amarah Haechan betul-betul meledak sekarang.

"tenangkan mereka Jeno, Jaemin. aku akan mencari Herin dan mendengar semua penjelasan darinya" kata Fanyaa.

 Jeno dan jaemin mengangguk paham. Fanyaa berlari keluar dari basecamp dan mengubah bola matanya. Dia mulai meningkatkan indra ke-enam nya dan mencari Herin melalui mata batinnya di sekeliling sekolah. Bagaimana bisa? ingat... jiji kasih tanda tanya di profilnya.

.

.

.

.

.



Dia mencari kemana-mana, tetapi tidak ketemu. 

"Penyihir yang tidak biasa" Batin Fanyaa.

"dia pasti menggunakan kemampuan penyihirnya. tetapi dia masih di tingkat junior, bagaimana bisa dia menggunakan kemampuan ny secepat itu?" gumamnya lagi.

 Dia tidak boleh meremehkan kemampuan saudara 2 klan ini.













Dilain sisi~

"Haechan berhenti!!"ucap jaemin.

 Dia mencoba menarik Haechan yang terus mencekek leher Renjun. Tapi dia tidak  berhasil. Dia tetap mencobanya untuk mengulur waktu sampai Jeno dan Mark mengubah warna bola mata mereka.

"HENTIKAN HAECHAN!!" teriak Mark. 

lagi dan lagi, haechan tidak menghiraukan kata-kata itu lagi. Sekarang, dia hanya ingin membunuh penyihir di depannya. 

"aku mohon Haechan... berhentilah... Dia itu teman kita" bujuk Jaemin.

"TEMAN!? TEMAN KATAMU!? persetan dengan teman, apa ada TEMAN YANG INGIN MENJADIKAN TEMAN DAN PACARNYA SEBAGAI BAHAN PERCOBAAN?" teriak Haechan dengan amarah yang begitu besar. 




"HAECHAN, BERHENTILAH. MARI KITA BICARAKAN DULU, AGAR KITA TAU SIAPA YANG BENAR DAN SIAPA YANG SALAH!!" balas Mark. 

karena sudah lelah dengan aksi mencekik, akhirnya Mark menarik paksa Haechan dan memukul nadinya hingga dia pingsan. 

"maaf" tutup mark.

 Haechan langsung pingsan, dia juga sudah terlalu lelah.

Jeno dan Jaemin membopong Haechan ke Sofa yang ada di dekatnya dan menidurkan Haechan disana.

"Renjun, duduklah disini." panggil mark sambil menunjuk kursi di depannya.

 Renjun yang hanya diam langsung duduk di hadapan mark. 

"sekarang ceritakan ke kami, apa yang kau lakukan sampai Haechan semarah itu." pinta mark menatap intens ke arah mata Renjun. 

Dia diam beberapa menit. Mark dan kawan-kawan menunggu dan menatapnya. 

"baiklah aku akan menceritakannya." ujar Renjun.

.

.

.

.

.

.

dia menghembuskan nafas. 

"jadi, memang betul kata Haechan, aku memang membuat mereka sebagai alat percobaan ku" jelasnya.

semua terkejut, bahkan Mark hampir lengah dengan emosinya. Jaemin ingin memakinya, tapi Mark memberikan kode untuk menahan amarahnya dulu sampai Renjun menceritakan semua kejadian.

"ak-aku ingin mengajak Herin tidur bersama"penjelasan Renjun membuat semua terkejut lagi dan lagi. 

"aku salah menilai mu, Renjun" ucap Jeno spontan.

Mark bahkan memukul pipi Renjun sampai meneteskan darah.

 "sudah mark, kita dengarkan lagi"

"tapi Herin selalu menolak. Dia berkata aku akan menyesal karena dia tidak biasa. Kata tidak biasa itu membuat ku penasaran. apakah herin adalah Half blood? atau dia Penyihir langka di dalam ramalan, apakah Haechan juga seperti itu" ujar renjun sambil melirik ke arah haechan. 

kepala mark langsung sakit, di kepalanya hanya ada kata ramalan dan ramalan. Tapi dia mencoba untuk tetap bertahan dan ber-akting agar permasalahan ini selesai.

sebelum Renjun melanjutkan kata-kata nya, Fanyaa datang dengan muka panik.

.

.

.

.

.

"Teman-teman, Herin tidak berada di Academy" ujar Fanyaa.

.

.

.

.

VOMENT JUSEYO~

and Happy Birthday TEN

I hope you always healty dan always be Happy Ten~

I hope you always healty dan always be Happy Ten~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE SECRET OF THE RED BOOK |MARK LEE|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang