"teman-teman, perkenalkan... ini adalah RUMAH RAHASIA KAMI" ucap Haechan sambil berlagak seperti pembawa acara.
.
.
.
"ini?" kata mark.
"iya" balas Fanyaa.
"mari masuk" ajak Haechan.
Tempat itu ada di ujung kota. Rumah Tua dengan tumbuhan liar ditamannya, seperti rumah yang ditinggalkan. gerbang nya terbuat dari kayu dan yang pasti ada sumber air di sebelah rumah itu.
"mereka Bertiga memang aneh" batin Mark
"Fani, ayo masuk. Dan Mark tinggal disini dan jangan sentuh apapun!!" tutup Haechan.
Dia menarik tangan Fanyaa dan masuk ke dalam.
Mereka meninggalkan Mark diluar. Mark misuh-misuh sendiri. kenapa hanya dia yang tidak boleh masuk.
"cepatlah kembali" teriak Mark mencoba menutupi perasaan nya.
Haechan dan Fanyaa masuk ke dalam rumah itu.
"sudah lama ku tidak kesini, kira-kira sebelum kita masuk ke Fiern Academy aku terakhir kali kesini" ucap Fanyaa.
"akupun, mari kita cari herin" balas Haechan.
Mereka menukar bola matanya, dan menggunakan mata batin. Fanyaa dan Haechan memutuskan berpencar. fanyaa ke sebelah kanan dan Haechan kesebelah kiri. meskipun ini Rumah rahasia masa kecil mereka, tapi jangan salah. Rumah ini sangat besar sampai memiliki 2 lantai dan 1 lantai baseman.
mereka mencari sampai 30 menit, tapi mereka tidak menemukan apa-apa.
"apa kau menemukannya?" tanya Haechan khawatir.
"belum" jawab Fanyaa.
tiba-tiba, Haechan menarik Fanyaa ke satu ruangan.
ruangan apa itu~ jiji ><
.
.
.
.
.
.
.
"Herin!!" teriak Haechan setelah melihat Herin tergeletak dalam ruangan itu.Ruangan ini adalah ruangan yang biasanya Herin pakai untuk bereksperimen. dan ruangan ini sudah dimantra Herin agar hanya mereka bertiga yang bisa melihatnya.
Haechan dan Fanyaa langsung menghampiri Herin dan melihat banyak noda berwarna biru di sekitarnya.
"apa yang kau lakukan herin!!?" teriak Fanyaa.
Tanpa berlama-lama, Haechan meletakkan badan Herin di ranjang dalam ruangan itu dan mengobrak-abrik lemari disebelah ranjang.
"apa yang kau lakukan Haechan?" tanya Fanyaa cemas.
"air mata Herin" ucap haechan.
Setelah mengobrak abrik lemari itu, Haechan menemukan Catatan dan satu tabung yang diyakini nya sebagai air mata adiknya.
"Herin bertahanlah" kata Haechan mengambil tabung itu.
didekat ranjang Herin, ada meja percobaan nya. Haechan mengambil pisau yang tergeletak disana dan menyanyat jarinya. Fanyaa yang sudah tau rencana Haechan hanya diam menyaksikan.
setelah darah Haechan keluar, dia langsung meneteskan air mata herin di jarinya yang sudah berlumuran darah. air mata Herin dan darah Haechan bereaksi hingga mengeluarkan asap.
Haechan menahan sakit di jarinya demi adiknya. lalu, dia mengoleskan cairan itu di ke dua kelopak mata herin dan meneteskan nya ke dalam mulut herin.
dalam sesaat, cairan itu bereaksi sampai menimbulkan cahaya yang amat terang.
saat cahaya nya mau redup, mataHherin terbuka. Haechan langsung memeluk erat adiknya.
.
.
.
.
.
.
"Lepaskan aku Vampire aneh, ada apa dengan dirimu!?" kata Herin yang merasa aneh melihat abang nya bersikap seperti itu.
"diam kau bodoh!! kau tau seberapa susah nya aku mencarimu!!?" balas Haechan ngegas sambil memukul kepala adiknya.
Herin mengelus kepala nya yang sakit. Abang macam apa yang memukul adiknya ketika adiknya baru sadar.
Herin mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi kepada nya, dia langsung menangis.
"huahh...haechannn" rengeknnya kepada abangnya.
"dia mulai lagi, Fanyaa... masalah ini kau yang urus" balas Haechan menyuruh Fanyaa yang dari tadi jadi tim penyimak.
"huahh... kak Faniiii... Renjun...Jahat!!" ujar Herin sesegukan.
"iya... aku mengerti. sekarang aku ingin bertanya, apakah kau ingin menguji coba darah mu lagi!?" tanya Fanyaa.
"hmm..." gumam herin
.
.
.
Voment Juseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF THE RED BOOK |MARK LEE|
Vampir𝑰'𝒎 𝑺𝒐𝒓𝒓𝒚, 𝑭𝒂𝒕𝒆 𝒎𝒂𝒅𝒆 𝑼𝒔 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 "Ternyata ini semua adalah tujuan mu?" "Maafkan aku Mori, Takdir yang membuat kita seperti ini" 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠: 𝑫𝒐𝒏𝒕 𝑻𝒓𝒖𝒔𝒕 𝑨𝒏𝒚𝒐𝒏𝒆 𝒊𝒏 𝑯𝒆𝒓𝒆!!. Highest Rank #13- Fiksi peng...