CHAPTER 21

114 17 1
                                    

Fanyaa beserta Teman-teman nya sudah duduk di meja makan dan menunggu pesanan mereka.

Fanyaa, Mark, Jeno, Haechan dengan darah kemasan, Jaemin dan Wila dengan Jus Jeruk dan Buah naga, dan Yeri dengan makanan peri nya.

Seperti yang sudah diduga para pembaca, mereka menunggu dengan sangat rusuh.

Ada Fanyaa dan Haechan yang terus mengganggui Mark, Jaemin dan Wila saling menatap tidak suka, dan terakhir Jeno, Yeri yang jadi tim nyimak tanpa niat sedikitpun untuk menenangkan teman-teman mereka.


"Sudahlah Fanyaa dan Haechan, kasian Mark nya kalian gangguin terus" ucap Yeri

"betul kata Yeri!! dan sudah cukup Wila dan Jaemin. Jika kalian saling menatap terus, kalian akan jatuh cinta nanti" relai Jeno.

"DIAM KAU JENO!!" teriak Wila dan Jaemin.

"ada apa ini? semenjak dari pintu depan, perkataan kalian sama terus" ucap Fanyaa Selidik.

Beruntung pesanan mereka datang sebelum Haechan mendeklarasikan Perang.

"permisi!! ini pesanan kalian" ujar seorang pelayan.

.

.

.

.

.











"Renjun?" ujar Wila

.





"Wila?" balas Renjun

.






"sedang apa kau disini?" ucap Fanyaa dingin.

"sedang apa? aku ingin makan siang bersama kalian. Apa tidak boleh?" balas Renjun tanpa nada bersalah sedikit pun.

"aku sudah selesai" tutup Wila, dia ingin beranjak dari tempat duduknya tapi ditahan oleh Jaemin yang ada di depannya.

"duduk" ucap Jaemin dingin.

"woah!! ada apa ini? sepertinya aku ketinggalan banyak hal" tanya Renjun.

"apa kau tau arti kata tidak tau malu, Renjun?" ujar Mark.

"apa maksud kalian teman-teman?" balas Renjun.

Fanyaa yang sudah geram langsung menarik paksa Renjun dari tempat duduknya. Wila yang tadi berdiri juga sudah duduk kembali karena melihat Fanyaa menjadi Dingin, dan Jeno terus mencoba menenangkan Haechan.

"kau mau kem-" ucapan Yeri terpotong karena dibalas Jeno.

"biarkan mereka, teman-teman ayo makan, pesanan kita sudah sampai" ucap Jeno mencairkan suasana.

"aku tidak nafsu lagi" ujar Haechan beranjak dari tempat duduknya, segera dia ditahan Mark.

"kalian semua makan, kita sudah lelah mencari Herin dari kemarin. Sekarang isi perut kalian. dan Wila, aku tau ini privasi mu. Tapi, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya Mark.

"apa?" balas Wila dingin. 

Dia sudah tau apa yang ingin ditanyakan Mark kepadanya.

.

.

"darimana kau kenal Renjun, Wila?" tanya Mark hati-hati.

.

.

.

.

.

.

.

"Renjun? dia mantanku. Aku hanya selingkuhannya saat dia berpacaran dengan Herin" Jawab Wila.

Fanyaa, Renjun SIDE

Fanyaa menarik paksa Renjun dari tempat duduknya. dan membawanya ke halaman belakang academy.

"lepaskan aku Fanyaa, aku tau kau lebih kuat daripada aku" ucap Renjun sambil mengusap tanganya yang memerah.

tak menghiraukan perkataan Renjun, Fanyaa langsung berbicara 4 mata kepada Penyihir di depannya.

"Huang Renjun!! Penyihir berbakat tingkat 2, selalu masuk dalam peringkat 5 besar di klannya, Pacar Herin bukan Mantan Herin, dan juga sahabatku" ujar Fanyaa.

Renjun hanya diam menunggu lanjutan perkataan Fanyaa.

"dan juga salah satu Penyihir kurang ajar yang pernah kulihat" lanjutnya

tak terima perkataan Fanyaa, Renjun langsung meneriakinya

"apa maksudmu Fanyaa!?" teriak Renjun

"tenang dulu tuan penyihir, aku belum siap."

" Penyihir yang memacari adik sahabatnya sendiri dan mencoba melakukan percobaan terhadap Pacar dan Sahabatnya. Dan yang paling parah, dia juga memacari orang lain tanpa ketahuan siapapun sebagai tempat pelampiasannya." tutup Fanyaa.

"SONG FANYAA!! WALAUPUN KAU PEREMPUAN, AKU TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBUNUH MU JIKA ADA YANG TAU INFO INI" ancam Renjun.

"Iyakah tuan penyihir? Apa kau tidak tau aku siapa?" balas Fanyaa

"APA MAKSUDMU!?" Teriak Renjun

"maksudku? dengan kekuatan mu itu yang lemah, kau bisa membunuh ku?"

"lemah? LEMAH?" geram Renjun

" sudahlah, aku tidak mau berlama-lama dengan penyihir seperti mu. Aku peringatkan kau jauhi kami sampai keadaan Haechan tenang" Peringat Fanyaa

"Apa maksudmu Fanyaa!? kita kan teman?" balas Renjun tak mau kalah

"ok, kita adalah TEMAN. Aku hanya ingin menyelamatkan mu Renjun, karena Kami adalah yang tidak biasa" bisik Fanyaa di telinga Renjun.

.

.

.

Voment Jusseyo~

THE SECRET OF THE RED BOOK |MARK LEE|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang