"Profesor?"
Mark berdiri diam di ruangan Seulgi.
Setelah Seulgi memberitaunya informasi Fanyaa, Dia menghilang begitu saja.
"MARK!!" Teriak seseorang.
"Ada apa Yeri?"
"Mark, tolong... Fanyaa, Jeno... mereka... Wila... Jaemin ...." jelas Yeri terengah-engah
"Ada apa? kenapa dengan Fanyaa?"
"Ikut aku sekarang" Yeri menarik paksa tangan Mark. Mereka berlari ke arah ruang kesehatan.
*******
(Hayooo, nungguin ya- JIJI )
"Fanyaa!!" Teriak Mark dari pintu kesehatan.
Di ruang kesehatan, terlihat seorang wanita berjubah hitam yang sedang mencekik leher Wila.
"Oh, Hai Mark... Akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama." Sapa Fanyaa. Senyum yang mengerikan terukir jelas di wajah nya sekarang. Pupilnya yang berubah seperti bulan memberi hawa dingin. Tak lupa dengan kulitnya yang semakin pucat membuat suasana semakin dingin.
"Song Fanyaa, lepaskan Wila!!" Perintah Yeri.
"Dia? kau mau aku melepaskannya?" Fanyaa tertawa kencang. "Kau tidak ada hak untuk memberi ku perintah, Peri" balasnya.
"Fanyaa, lepaskan dia" pinta Mark
"Wow wow wow... ada yang ingin jadi pahlawan disini."
"Dimana Jaemin?" tanya Yeri.
"Dia? dia sudah dibawa oleh teman-temanku"
"Aku bilang lepaskan dia, Fanyaa" pinta Mark sekali lagi.
"ok, aku akan melepaskannya." jawab Fanyaa. "Lagipula, barang yang kubutuhkan sudah aku ambil." lanjutnya santai.
"Oh iya... kau tau ini kan?" Fanyaa melemparkan sebuah buku ke arah Mark.sidste hævn
(Nama bukunya)"Jaga dia Yeri" ucap Fanyaa lalu pergi.
"WILAA!" Teriak Yeri. Dia berlari ke arah Wila yang sudah sekarat.
Mark cuman diam. Tulisan ini...
Adalah tulisan dari surat yang ditinggalkan ibunya. Jessica Jung
"Aku harus pergi mencari Herin. Yeri, Bantu aku Cari Chenle dan Jisung. Chenle adalah sepupu Jeno dan jisung adalah adiknya Jaemin. Cari mereka dan bawa ke Hutan død. Aku akan menunggu kalian disana." Pinta Mark.
"Apa? Aku bahkan tidak tau siapa mereka Mark. Aku tidak bisa melakukannya seorang diri. Aku juga bukan makhluk malam seperti kalian." Balas Yeri.
"Aku percaya kau Yeri. Hanya kau teman yang kupunya sekarang" Ucapnya tuk menyakinkan Yeri.
"Eum...baiklah. Biarkan aku membawa Wila dulu. Tolong bawa Fanyaa dan Jaemin kembali Mark" pinta Yeri.
"Aku berjanji akan membawa mereka berdua. Terimakasih Yeri"
*****
Mark Pov
Setelah memgantar Yeri dan Wila ke asrama mereka, Aku mulai mengelilingi academy. Aku baru sadar bahwa ada Herin yang bisa membantu ku. Aku bergegas sambil membawa buku yang dilempar Fanyaa Tadi.
" Dari awal, aku tidak dapat menemukan Haechan. Mungkin Herin tau dimana keberadaan saudaranya sekarang" batin ku.
Seandainya aku tidak bertanya kepada Fanyaa tentang Mate saat itu. Mungkin aku tidak akan mengalami kehilangan teman seperti ini.
Jika aku tidak egois, jika aku bersikap baik padanya, jika aku mengungkapkan bahwa aku menyukainya, Aku tidak akan kehilangannya sekarang.
Setelah mencari di seluruh gedung academy, Aku akhirnya menemukan Herin di Gedung Timur Academy.
"Lee Herin" panggilku.
"Oh, bang Mark. Ada apa?" Tanya Herin polos.
"Apa kau sibuk?"
"Tidak, ini adalah kelas terakhir ku hari ini. Ada yang bisa kubantu, bang?"
"Apa kau tau dimana Haechan? Aku tidak dapat menemukannya berhari-hari" tanya ku selidik
"Bang Haechan? Bukannya dia bersama
Kak Fani tadi? Aku baru saja bertemu mereka dua" jelasnya.(Herin Cepu ih- Jiji)
(Elu sih, pake acara masukin Herin ke close friend, ketauan kan lu- Fanyaa)
(Bukan adek gua- Haechan😀)
"Aku memang bertemu Fanyaa. Tapi aku tidak melihat Haechan bersamanya tadi."
"Ohh..."
"Berarti..."
Mereka berdua
"Herin, apa kah kau mau menemaniku?" Pinta ku.
"Kemana bang?"
"Hutan Meravin"
******
"Kau tau Mark? Aku tak ingin bersikap kejam, tapi..."
"Diakhir kalimat akan tertulis "hanya satu dari mereka yang akan meneruskannya"
"Kenapa takdir membuat kita seperti ini" ucapnya lirih.
Test test~~
Ada yg masih nungguin Jiji??
Voment Juseyoo~~
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF THE RED BOOK |MARK LEE|
Vampiro𝑰'𝒎 𝑺𝒐𝒓𝒓𝒚, 𝑭𝒂𝒕𝒆 𝒎𝒂𝒅𝒆 𝑼𝒔 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 "Ternyata ini semua adalah tujuan mu?" "Maafkan aku Mori, Takdir yang membuat kita seperti ini" 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠: 𝑫𝒐𝒏𝒕 𝑻𝒓𝒖𝒔𝒕 𝑨𝒏𝒚𝒐𝒏𝒆 𝒊𝒏 𝑯𝒆𝒓𝒆!!. Highest Rank #13- Fiksi peng...