"ikut aku" ucap Mark menarik kerah jubah Jeno. Dia membawa Jeno ke arah sungai tempat para penyihir biasanya melakukan praktek.
"Lepaskan aku Bodoh!!" teriak Jeno dan menendang perut Mark agar bisa lepas dari tarikan Mark.
"KAU!? BAGAIMANA KAU TAU ITU!?" balas Mark.
"Itu? lain kali jangan bodoh meletakkan barang mu di sembarang tempat Mark. Bagaimana bisa kau meninggalkan buku harian mu" ujar Jeno tersenyum licik mengangkat sebuah buku harian di tangannya.
"Sial" gerutu Mark.
"Sekarang mari kita lihat yang lain, Ohh... kau juga mengincar buku merah ya Mark?" kompor Jeno membuka lembaran buku diari Mark.
"lepaskan tanganmu dari buku ku bajingan!!" ucap Mark menukar bola matanya menjadi Morkerød.
"Hah, kau pikir hanya kau yang bisa seperti itu Mark?aku juga bisa Mark Lee" balas Jeno ikut menukar bola Matanya.
Keduanya menjadi bertarung, dengan kemampuan pengendali pikiran (Hyptis) milik Mark, Dia melawan Jeno dengan menggunakan Teknik manipulasi nya.
"Hah... tapi aku sudah tau teknik ini Mark" jawab Jeno pura-pura ketakutan.
"Apa?!" Batin Mark.
"I know all about you, Mark Lee" Ujar Jeno sinis. "Bagaimana jika kita dengar pengetahuan ku tentang mu?" Lanjutnya.
"Mark Lee, keluarga pasangan Murni dari Seith. Anak tunggal dari keluarga broken home. Ayahnya selingkuh dengan seorang Peri"
"Dia membunuh Peri itu..." lanjut Jeno terbata-bata. "dan ibu nya menghilang. Dia juga sudah tau dan mengenal Mate nya dari dia kecil. Membenci dan menjauhinya karena dia sama persis seperti Ibu Mark."
"Yang terakhir... Mori? Nama menyeramkan dari mana itu?" Ejek Jeno tertawa sinis.
"Aku pikir kau teman ku Lee Jeno" kata Mark. Kemarahannya sudah dipuncak sekarang.
"Tapi aku tidak pernah menganggap mu teman ku, Lee Minhyung" balas Jeno.
Pupil Mark berubah menjadi berbentuk Bulan. Mata nya menjadi merah Darah. Semua memori ketika dia bersama keluarganya datang dan menyerangnya. Hingga dia mengerang kesakitan.
"Ternyata benar kata ibu, Dia sangat lemah" gumam Jeno.
Dia melempar buku diari Mark sembarangan dan meninggalkan Mark kesakitan di sana.
*******
Other Side ~
"Fan!? Bagaimana kau bisa menerima Jeno tanpa sepengetahuan ku? Apakah kita sahabat?" Ujar Haechan kesal. Apa arti mereka bersahabat selama ini jika salah satu orang terus menyimpan rahasia.
"Memangnya kenapa? Jeno baik kok" bela Fanyaa.
"Iya, tapi bagaimana dengan Mark? Dan apakah kau bodoh? Tahun depan adalah waktu kita mendapatkan Mate, dan itu tinggal 3 bulan lagi." Balas Haechan.
"Dan juga, Bagaimana dengan Mark? Apakah kau menyerah begitu saja?" Lanjut Haechan.
"Aku tidak tau Chani" jawab Fanyaa singkat.
"Bertedulah pada satu Rumah, Song Fanyaa. Jangan sakiti mereka sebelum waktunya." Ujar Haechan. Dia tidak ingin sahabatnya menghancurkan hubungan mereka ber-3.
"Aku tau, tapi aku tidak tahan dengan sikap Mark. Dia terus bersikap dingin kepada ku dari masa MufPan (SMP)." Balas Fanyaa dengan nada menyesal.
"Cobalah untuk terus berusaha, 3 bulan saja. Kau juga sekelompok dengan Mark kan? Sekarang ikuti saja ceritanya sampai waktunya tiba" usul Haechan.
"Baiklah Chan, tapi bagaimana dengan Jeno?" Tanya Fanyaa.
"Sudah aku bilang, ikuti saja alurnya. Kita bisa menggunakannya nanti"
"Dan jangan lupa, jaga barang itu baik-baik. Aku mendengar dari Herin, ada yang mencoba untuk mengambil barang itu dengan masuk ke asrama" peringat Haechan.
"Aku tau itu"
"Ayo kembali. Jika kita terlalu lama, mereka akan menaruh curiga kepada kita" usul Fanyaa.
"Baik, ayo" tutup Haechan.
******
Hi semua~
Gimana kabar hari ini? Sehat semua kan?
Jadi untuk Chapter ini, Jiji nyontek tulisan mirip Jia. Padat dan gak gunakan space panjang, gimana lebih suka gak sama yang gini?Btw, ada yang mau tau beda Jiji sama Jia?
Voment Juseyo ~
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF THE RED BOOK |MARK LEE|
Vampir𝑰'𝒎 𝑺𝒐𝒓𝒓𝒚, 𝑭𝒂𝒕𝒆 𝒎𝒂𝒅𝒆 𝑼𝒔 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 "Ternyata ini semua adalah tujuan mu?" "Maafkan aku Mori, Takdir yang membuat kita seperti ini" 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠: 𝑫𝒐𝒏𝒕 𝑻𝒓𝒖𝒔𝒕 𝑨𝒏𝒚𝒐𝒏𝒆 𝒊𝒏 𝑯𝒆𝒓𝒆!!. Highest Rank #13- Fiksi peng...