23

10 4 4
                                    

~~

"Ehkm,,, cecil kamu salah paham, rumah itu tidak di jual, rumah itu hanya di sewakan, dan ini rumah peninggalan ayah, jadi kak rafa dan kak lisa tidak masalah kalau harus pindah!" Tutur rafa melurus kan.

"Oh jadi gitu,,, bagus deh kalo rumahnya enggak di jual," cecil menghela nafas legah.

"Terus ponsel kamu kenapa nggak aktif waktu bunda hubungi?" Tanya lila menyelidik.

Memang sebelum pindahan lila sudah menghubungi cecil beberapa kali, namun tetap saja tidak tersambung.

"I~itu ponsel cecil hilang bunda," sedikit gelagapan cecil menjawab pertanyaan dari lila.

"Kok bisa hilang? Lagian media sosial kamu tidak ada yang aktif, kamu masih punya laptop kan!" Omel lila.

"Bukan hilang sih tapi lupa naruhnya dimana hehehe,,, soal laptop, laptop cecil rusak bunda," cecil hanya bisa nyengir tak jelas jika sudah di hadap kan dengan bundanya.

Maaf bunda cecil bohong lagi ~ batin cecil.

"Sama aja cecil,, yasudah nanti kakak ganti!" Putus rafa. Sedangkan cecil hanya mengangguk nurut.

"kak cecil lapar!" Rengek cecil pada rafa.

"Gimana kalo kita makan di luar aja, udah lama juga kita nggak dinner bareng," pekik lisa girang.

"Boleh juga,,," dan langsung saja disetuji oleh cecil.

"Yasudah bunda ikut maunya kalian aja, sekarang gih siap siap!"

Ketiga wanita itu beranjak untuk bersiap siap, meninggalkan rafa dengan wajah cengo.

"Woii,,, gue udah lapar loh, kok pake acara siap siap lagi sih, makan doang juga, mau siap siap setahun pun kalian tetep nggak bawa uang pasti, ujung ujungnya gue juga yang bayar. Dasar cewek mah gini mau makan aja ribet. Apalagi cobak yang mau di siapkan!" Omel rafa.

"Udah nggak usah ngomel," lila tersenyum melihat wajah kesal rafa.

Setelah menunggu sekita 10 menit akhirnya dua wanita cantik ini sudah siap berangkat, Saat di perjalanan mereka kerap kali melempar candaan dan tertawa.

"Kak nanti mampir ke rumah bentar ya, cecil mau ngambil perlengkapan sekolah!"

"Oke,,,,"

****

Sejak pulang dari restaurant cecil, lisa, rafa kini disibukan dengan tugas cecil yang menumpuk.

Lebih tepatnya lisa dan rafa membantu cecil mengerjakan tugas sekolah yang ketinggalan selama waktu skorsing satu minggu.

Cecil sudah menjelaskan kepada lisa, rafa dan bunda, kenapa dia bisa di skors, and cecil mendapat siraman rohani dari bunda lila tercinta.

Rafa memandang takjub ke arah dua makhluk didepan ya yang tertidur nyaman.

"Hem,,, kebiasaan setiap belajar bareng pasti molor ni anak dua, WOI,,,, bangun dong!" Rafa ngedumel sendiri melihat dua adik nya sudah tertidur pulas.

CeciliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang