24

13 3 2
                                    

~~

Ternyata masih ada yang lebih sakit dan sulit dari mencintai tanpa dicintai, yaitu disaat kita saling mencitai tapi tidak di restui...

(Cecillia, p.r)

"Gue nggak terima ini, cecil sudah terlalu bahagia! Gue juga pengen bahagia, gue juga pengen diistimewakan seperti itu." Batin seseorang.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa waktu lalu,
Tapi cecil selalu pada kebisaannya yaitu pulang paling belakang.

Hari ini cecil bahkan mengundur waktu pulangnya lebih lama dari biasanya, cecil harus memastikan semua siswa pulang barulah dia pulang karena hari ini ia berangkat dengan membawa mobil sendiri.

"Loe yakin cecil orang nggak punya?" Tanya rio pada ridho saat melihat cecil masuk ke dalam mobil mewah yang di kendarainya sendiri.

"Gue sih nggak yakin ya! Loe mikir lah boss emang ada pelayan restoran bisa beli mobil mewah?" Sambung rio lagi dengan nada remeh.

Ridho masih setia memandang kedepan, tanpa berniat membalas ucapan rio, tapi rio tetap lah rio ucapanya harus segera di selesaikan agar perdebatan sampai di situ aja.

"Gue juga nggak tau pasti dengan kehidupan dia, yang jelas waktu dia nyari kerja dia memang lagi butuh banget uang, dan yang gue lihat dia bukan tipe orang yang suka poya poya kek anak anak holkay umumnya!" Sahut ridho sedikit malas, ridho nggak mau identitas cecil terbongkar karena dirinya, bisa bisa cecil ngamuk entar.

"Iya juga sih, tapi loe pernah ke rumah nya dia nggak? Rumahnya gimana besar atau kecil?" Tanya rio lagi panasaran.

"Gu~gue belum pernah ke rumah nya dia sih!" Jawab ridho gegalapan.

"Seriusan loe nggak pernah, terus loe jemput, ngantar dia pulang itu kemana jigan?" Tanya rio heran, iya iyalah heran soalnya ridho setiap ada latihan basket atau apapun itu bersama teman temannya setelah pulang sekolah selalu izin ngantar cecil pulang dulu.

"Gue cuman jemput di depan komplek doang!" Sahut ridho santai.

"Hahah ganteng doang jemput cewek depan komplek!" Galak tawa rio pecah mendangar jawaban santai ridho.

Loe mikir lah jigan masak orang ganteng dan baik hati kayak gue jemput cewek depan komplek nggak banget lah! ~ cibir ridho dalam hati.

"Tapi komplek rumahnya komplek mewah nggak?" Cetus farhan setelah lama diam.

Duh si kulkas ngapain nanya gitu sih, gue harus jawab apa ni? Nggak mungkin kan gue bilang kalo komplek rumah cecil itu komplek elit, yang ada mereka makin curiga kalo cecil memang orang kaya. ~ batin ridho.

"Oii kok malah bengong?" Rio menepuk bahu ridho menyadarkan ridho dari lamunannya.

"Ah ap~ apa tadi, gue lapar jadi kurang fokus hehehe,, gimana kalo kita makan dulu gue traktir deh!" Seru ridho mengalihkan pembicaraan.

"Tumben pak haji baik, oke deh kuy lah, babang tampan juga kebetulan laper!" Kalo masalah makan apalagi geratisan rio paling depan, jadi apapun akan teralihkan dengan makan makan.

"Loe mah laper mulu!" Cibir farhan pada rio, sedangkan rio tak mengindahkan cibiran itu.

Sebelum keluar dari mobil cecil memakai topi dan masker terlebih dahulu untuk menyamarkan wajahnya. Agar tidak ada yang menyadari kalo itu dia.

Cecil memasuki restoran langsung melesat ke ruang para karywan untuk berganti pakaian.

"Woii,,, dari mana aja loe baru nongol sekarang? Loe nggak takut di omeli sama pak habib?" Pekik bobi saat melihat cecil yang sedang berdiri di depan cermin membenarkan sanggulnya.

CeciliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang