8

14 3 0
                                    

~~

Setelah keluar dari kamar wildan.
Cecil pun melangkah ke kamar
Rizky.

Entah dorongan dari mana cecil tidak mengetuk pintu dulu,ia langsung saja masuk membuka kamar kakak laki laki nya itu

Karena biasanya jika rizky ada di rumah cecil bisa masuk ke kamar rizky sesukanya tanpa harus mengetuk atau ijin dulu kepada rizky.

"Bisa ngak sih, ngetok pintu dulu" sentak rizky.

"Kan biasanya cecil memang ngak perlu ngetok pintu dulu," jawab cecil dengan watados nya.

"Kakak masih marah ya sama cecil?" tanya cecil kali ini cecil memang benar benar takut,pasalnya dari tadi rizky hanya melotot ke arah nya.

"Ngak," jawab rizky seadanya.

"Kak cecil minta maaf udah buat kakak nunggu lama," cecil masih menunduk tak berani menatap.

"Iya lain kali jangan di ulangi," kali ini rizky tak melotot lagi.

"Kalau mau keluar tutup pintunya" rizky pu berkata lagi dan merebah kan tubuh nya di ranjang besar itu.

Cecil pun keluar dari kamar rizky tak lupa menutup pintu..

Terakhir cecil menghampiri kamar febrian, baisanya febrian yang paling mengerti cecil.

"Tok, tok,, tok,, kak ini cecil," ucap cecil se pelan mungkin, karena dia takut febrian juga akan marah padanya.

Dengan keberani yang tersisa cecil pun mengetuk pintu lagi.

"Tok,, tok,, tok,, kak ini cecil," ucap gadis mungil itu dengan suara sekecil mungkin hampir tak terdengar.

"Apa kak febrian ke semarah itu ya, sampai sampai dia engan membukakan pintu kamarnya,
Untukku," batin cecil.

Cecil hanya diam di depan pintu febrian tanpa berani mengetuk lagi.

Ia hanya berharap febrian mau membuka kan pintunya.

Sebebarnya cecil sudah tak tahan inggin menangis, tapi dia tidak inggin terlihat lemah di hadapan orang orang di rumah ini.

Selang beberapa menit cecil menunggu akhirnya pintu pun di buka menampakan wajah segar milik febrian.

Cecil yang entah sejak kapan melamun hingga dia tak sadar jika pintu di depan nya sudah terbuka.

"Kenapa diam di situ," ucapan febrian menyadarkan cecil.

"Ah,, eng~ngak apa apa, kakak sibuk ya, maaf cecil menganggu,"
Ucap nya menunduk tak berni menatap.

"Ngak, kakak ngak sibuk ada apa kok diam di situ, ayo masuk!" ajak febrian.

"Ngak usah kak, cecil ngak mau nganggu kakak, cecil cuman mau minta maaf, udah buat kalian semua marah dan membuang waktu kalian!" ucap cecil sambil meramas roknya dengan kuat.

"Kenapa menunduk, jika minta maaf tatap orangnya jangan menunduk,"

Entah kenapa kepala cecil yang tadi nya terasa sangat berat untuk di angkat akhirnya sukses ia angkat menatap mata febrian.

"Cecil minta maaf," hanya kata itu yang dapat ia ucap kan.

Lalu cecil pun tersenyum kepada febrian, dia sangat merindukan kakak kakak nya, namun dia tak berani menatap kakak kakaknya

Hanya febrian yang berani ia tatap, jadi setidaknya rindunnya sedikit berkurang hanya dengan menatap febrian.

Itulah sebab nya cecil tersenyum manis di depan kakaknya itu.

CeciliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang