~~
Kau adalah kehangatan yang baru saja aku dapat, kuharap kau tak sama seperti kehangatan senja yang hanya ~datang sesaat~
(Cecillia p.r)
:;
Pelan tapi pasti ridho menarik tekuk leher cecil lalu menempelkan pipinya yang terkena tanah pipi cecil cukup lama.
Cecil benar benar membisu tak bisa berkata apa apa, Seketika tubuh cecil menegang.
"Aaaaa,,, please siapa pun tolong gue,, jantung gue udah rusak parah ni!" Cecil berteriak dalam hati.
Ridho melepaskan cengkaman tangannya dari tekuk leher cecil dengan senyum menang.
Inggat ridho hanya melepaskan tangan nya dari tekuk cecil tapi tidak menjauh, itu artinya jarak antara ridho dan cecil masih sangat dekat, bahkan cecil masih bisa merasakan deruan nafas ridho.
"Imbas,," bisik ridho dengan suara berat tapi pelan, tepat di telinga cecil.
"Omg,,,, ridho laknat loe tau ngak sih, suara loe itu bisa melumpuhkan 1000 sel saraf di tubuh gue, benar benar ngak ada akhlak ni anak, kok jadi gue yang s*nge gini,,, kyaaaaa," omel cecil dalam hatinya lagi.
Saat ini wajah cecil sudah sangat merah, bahkan cecil belum pernah segugup ini sebelumnya.
Cecil memang sedikit lebay menangapi perlakuan ridho, tapi itu adalah hal wajar karena ini pertama kalinya cecil mengalami hal itu.
"Bhahhahahah,,,, muka loe udah ngalahin kepiting rebus, merah banget gila, segitu gugupnya loe! Perasaan gue ngak ngapa ngapain juga!" Tawa ridho meledak tat kala melihat wajah merah cecil.
"Ihhhh,,, loe ngeselin tau ngak! Wajah gue kan jadi kotor, nanti kalo gue jerawatan gimana?" Pekik cecil mengalihkan rasa gugup nya.
"Hayo tadi loe mikir apa waktu gue tiba tiba mendekati wajah loe? Hem..." tuduh ridho menaik turun kan alisnya secara bergantian.
"Gue ngak mikir apa apa!" Elak cecil padahal jujur tadi cecil salting banget.
"Halah ngelak, ngaku aja loe!"
"Ngaku apaan,, udah sana loe pulang, ngeselin banget," ketus cecil.
"Yaudah gue pulang, loe istirahat ya!" Ridho mengacak rambut cecil gemas lalu kembali mendekatkan mulutnya ke telinga cecil dan membisikan.
"Loe ngemesin banget sumpah, tau ngak tadi gue hampir aja khilaf," bisik ridho pelan.
"Kyaaaaa,,,ridho laknat,,,," cecil berteriak sekeras kerasnya.
"Hahahhaha,,,," teriakan cecil disambut oleh tawa ridho.
Ridho berjalan keluar rumah cecil, tapi cecil langsung menyusul ridho, tidak baik membiarkan tamu pulang tanpa di antar.
Saat di ambang pintu cecil menarik lengan ridho sehingga ridho berbalik menatap ke arah cecil.
Tanpa aba aba cecil memeluk ridho dengan sigap ridho pangsung menangkap pelukan cecil.
"Gue ngak tau entah loe serius atau bercanda soal perkataan loe kemarin yang bilang kalau gue pacar loe, kalau pun loe serius gue terima loe sebagai pacar gue, tapi jika loe cuma bercanda gue mau kita bisa berteman baik!" cecil berkata sendu dalam pelukannya.
Ridho melongarkan pelukan cecil mengusap puncak kepala cecil lembut lalu menjawab perkataan cecil.
"Gue serius waktu bilang kalo kita pacaran, mulai dari saat loe setuju jadi pacar gue, di situlah loe mulai menjadi milik gue, dan mulai sekarang loe bunga gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cecilia
General Fictionmenceritakan keseharian seorang anak remaja, di balik hidup ya yang sepi dan sendiri. Akankah dia bisa melewati semua tantangan hidup tanpa dukungan keluarga? Dapatkah ridho mencerahkan hari hari suram cecil? _ _ _ _ "CECILIA putri rizkan" Iya di...