13

13 4 0
                                    

~~

5 menit berlalu cecil menunggu angkot tapi tidak ada yang datang, akhirnya cecil memilih untuk berjalan kaki saja karena takut telat sampai rumah.

Saat ini cecil berharap ada taxi atau angkutan umum lainnya yang bisa dia tumpangi, tapi tidak ada satu pun yang datang.

Sekitar 30 menit berjalan kini cecil sudah sampai di depan komplek, masih di depan komplek belum sampai di rumah.

Sekitar 5 menit berjalan kini cecil sudah sampai di depan gerbang rumahnya.

Terlihat seperti ada beberapa mobil yang terparkir di halaman rumah, sepertinya keluarganya sedang berkumpul dan terlihat juga ada mobil ayahnya.

Dengan nafas ngos ngosan akibat lelah berjalan, cecil masuk ke dalam melewati jejeran mobil yang terparkir.

Hingga cecil tiba tiba teringat dengan dua kertas yang di bawa, satu surat panggilan untuk orang tuanya dan satu sertipikat perlombaan OSN yang ia menangkan sekitar dua minggu yang lalu.

Cecil binggung harus menunjukan kertas yang mana lebih dulu, apakah sertipikat atau surat panggilan.

Sepersekian detik cecil melanjutkan langkah lagi menuju rumah namun lagi lagi langkah cecil terhanti tepat di depan pintu saat mendengar galak tawa yang brasal dari dalam rumah.

"Tau ngak di acara pesta kemarin ibuk cantik banget loh," puji rizkan.

"Ooo baru sadar, ibuk kan memang cantik dari sono nya, ya ngak sayang?" Tanya cella seraya merangkul rizky.

"Iya dong ibuk kan wanita tercantik!" Jawab rizky di sambut dengan senyum puas dari cella, anaknya ini memang paling bisa merayu cella.

"Wildan gimana sama calon mantu ibuk udah ada belum, kalau belum ibuk ada kenalan kamu mau ibuk jodohkan!" Tawar cella pada wildan.

Namun Wildan tak mengindahkan perkataan ibunya karena memang belum ada niatan untuk menikah, padahal wildan memang sudah matang mau secara usia ataupun karir.

"Buk kak wildan ngak mau di jodohin soalnya kak wildan punya pacar!" Cetus febrian.

"Apaan si loe, ngak ada kok buk, wildan belum mau bahas masalah itu!" Elak wildan sok santai padahal aslinya gugup.

"Ada buk, ibuk percaya deh sama febrian! Tau ngak kak wildan ini fedofil. Sukaknya sama bocil!" Perkataan terakhir febrian membuat wildan kesal dan melempar febrian dengan bantal kecil yang ada di sopa,
Lemparan wildan tepat kena wajah febrian.

"Diem loe, nyebarin gosip ngak bener mulu perasaan!" Kesal wildan.

"Emang benar kan,,"

"Ngak,,"

"Emang benar orang aku lihat sendiri kak wildan jalan sama bocil alias bocah kecil, kayak anak sma gitu buk!" Timpal rizky dengan gaya santai.

"Ngak jangan percaya buk fitnah itu mah!" Lagi lagi wildan mengelak tapi dengan raut wajah yang semakin gugup.

"Ibuk ngak percaya kita liatin poto ceweknya," ucap febrian merebut hp wildan.

"Balikin ngak, ngak sopan banget balikin,," pinta wildan sok tenang.

"Ambil aja kalo bisa, wlekkk lwekkk," tantang febrian dengan menjulurkan lidah nya mengejek wildan. Tak tinggal diam wildan mengejar febrian untuk merebut hpnya kembali.

"Udah jangan kejar kejaran gitu, cobak sini ibuk lihat! Ibuk kan pengan lihat juga iyakan yah!" Cella menarik febrian duduk di samping sebelah kanannya agar anaknya itu tak lari larian lagi.

CeciliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang