2

35 7 0
                                    

~~

Senang, bahagia, terharu
Sedih.
Di sini aku berada, di dalam rumah orang tua ku, dan mulai hari ini aku akan tinggal di rumah ini bersama mereka semua. Aku sanggat merindu keluarga ku.

Tapi entalah bagaimana dengan mereka entah rindu atau malah mereka lupa kalau mereka memiliki anak perempuan.

Setelah kejadian 10 tahun yang lalu, di mana aku berteriak, meminta, menangis,
Inggin ikut pergi bersama mereka, tapi mereka tetap meninggal kan aku dengan bunda.

Plasback on

"Kami ke sini mau bicara sesuatu dek," kata ibuk.

"bicara apa kak, seperti ya serius sekali, bicara saja tak usah sungkan."

"Begini, kami sekeluarga akan pindah ke malaysia, jadi kami inggin menitip kan cecillia dulu kepada kamu, tidak memungkin kan jika sekarang kami bawa dia untuk pindah ke sana, jadi bagaimana menurut mu!"

"Jujur aku tidak masalah dengan keputusan kalian kak, hanya saja kasihan cecillia harus tumbuh tanpa keluarga yang lengkap di sisi nya!" bunda lila menjeda sedikit kalimat nya.

"Apa lagi besok cecil akan, masuk sekolah dasar, bagaimana mungkin hari pertama ia sekolah dia tidak didampingi ayah dan ibu nya, sedangkan anak anak yang lain pada di dampingi orang tua mereka."

"Tapi usaha kami ini penting sekali dek!" kata ayah.

"Apakah cecil tidak penting bagi kalian?"

"Bukan begitu, semua butuh biaya lila, cecil juga akan semakin tumbuh, dan itu butuh biaya untuk menghidupi dia, apalagi wildan juga butuh biaya kuliah
Rizky juga butuh biaya untuk masuk SMA
Febrian juga butuh biaya untuk masuk Smp.
Jadi mau bagaimana kami tidak segera ke sana."

"Tapi kak,, cecil bukan cuman butuh biaya dia juga butuh kasih sayang dari kalian." Bantah aunt lila, yang lagi lagi kembali di bantah oleh ibuk.

"Ya mau bagaimana lagi kami tidak bisa membatalkan keberangkatan kami."

"kak, bagaimana dengan perasaan cecil, jika dia tau kalau kalian bakalan ninggalin dia, dia pasti sedih kak, aku takut dia bakalan salah paham dengan semua ini, aku takut dia akan sanggat jauh dengan kalian."

"Tidak,,, kamu kasih dia pengertian ya, supaya di mengerti, dan cecil itu anak yang pintar, pasti dia bisa ngerti kok."

Tanpa mereka sadari, aku mendengar semua percakapan mereka, sebegitu pentingkah usaha mereka.

Aku sudah tidak tahan lagi, aku pun menberani kan diri dan menghampiri mereka.

"Ibuk... Ayah... Kalian mau pergi?
Aku mau ikut dengan kalian, aku mau pergi bareng kalian." Rengek ku pada ayah.

"Gak bisa sayang. Ibuk di sana lama kamu disini ya dengan bunda, ada kak lisa, ada kak rafa juga, di sini bareng kamu," Ucap cella membujuk cecil.

"Tapi aku mau tinggal dengan ibuk dan ayah, dengan kakak kakak juga," Keukeuh ku.

"Tapi sayang untuk sekarang kamu belum bisa ikut, kamu gak boleh bandel kamu harus nurut sama apa yang di kata kan ibuk kamu. Ayah dan ibuk pindah ke sana buat kamu, buat cari nafkah untuk kita semua." jelas ayah

"Tapi aku hiks... hiks... pengen tinggal bareng kalian," aku berteriak sembari menangis.

"Kamu gak boleh bandel cecil, menetap lah di sini!" Ucap ibuk sedikit serkas.

CeciliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang