Reynald 4

365 12 0
                                    

Senyuman itu...
Hanyalah menunda luka
Yang tak pernah kuduga...
Dan bila akhirnya
Kau harus dengannya
Mengapa kau dekati aku...

Kau membuat semuanya indah
Seolah takkan terpisah....

🎵Lyodra~mengapa kita

🍂🍂🍂

"Lepasin, Rey!! Maksud gue Kak Rey!!" Ucap Anggi sengaja.

"Maafin Karina!!"

"Apa keuntungan yang gue dapet??" Reynald menggeleng "gak usah ikut campur urusan gue, mau gue mati di tangan Karina pun gak ada urusannya sama lo"

"Jangan pernah bilang kematian didepan gue" tegas Reynald dan membuat Anggi tersenyum kecut. "Lo gak pernah tau rasanya berjuang menjauhi kematian"

"Lepasin tangan gue" suruh Anggi kesal karena cengkraman Reynald menyakiti tangannya yang masih memar gara-gara cekalan dua cewe sialan tadi.

"Gue obatin luka lo, dan setelah ini jauhin gue" pinta Reynald.

"Segampang itu lo bilang? Lagian siapa yang deket-deket sama lo?? Jangan kegeeran" kilah Anggi.

"Jelas lo...."

"Gue ngejar lo karena gue pengen deket sama abang seorang Cakrawala Rakasiwi buat dapetin hati Cakrawala gak lebih dan gak kurang" potong Anggi dan itu kata sungguh disesali Anggi karena tak ada kejujuran didalamnya.

"Gue suka dia dari kecil karena dia bisa bikin hati gue lemah, tapi dia gak pernah lirik gue sedikitpun makanya gue mau tau segalanya dengan deket sama orang terdekatnya." Jujur Anggi. Walau maksudnya itu untuk Reynald bukanlah Cakra.

Diluar Cakra mematung mendengarkan penuturan Anggi, dia tahu Anggi berbohong didepan Reynald karena Anggi sudah berkata jujur pada Cakra dia menyukai Reynald sejak lelaki itu menjadi kakak tirinya dulu sekali.

Reynald diam hatinya merasa dicambuk dan nafasnya tiba-tiba sulit, oksigen seolah menipis didepannya. Reynald melepas tangan Anggi namun yang dilakukan Anggi ialah berlari tanpa melihat kearah Reynald yang sedang susah payah berdiri dengan terus meremas dada kirinya.

****

Cakra kini menahan lengan Anggi sementara Anggi kini sudah tak mampu menahan tangisnya. Anggi langsung menabrak dada Cakra dan menyembunyikan tangisnya disana, dan secara spontan Cakra memeluk tubuh mungil Anggi membiarkan sahabatnya itu mengeluarkan kesedihannya sekaligus kecewanya pada Reynald.

"Gue tau rasa lo masih selalu ada buat Rey" kata Cakra "jangan dibuang karena Rey pasti membutuhkannya, dia cuma masih tersesat dan bersembunyi dengan sangat baik"

"Maksud lo??"

Cakra menggeleng dan menarik Anggi untuk pergi namun suara orang terjatuh kelantai didalam Uks membuat Cakra dan Anggi berlari kedalam secepat mungkin.

****

Plakkk....

Satu tamparan mendarat lagi diwajah Anggi, siapa lagi pelakunya bila bukan Karina yang berbuat dan dengan sigap kali ini Cakra menahan tangan Karina yang sudah siap melayangkan tangannya kembali. Sementara tante Martha memeluk Anggi untuk melindungi dari amukan Karina yang tak terkontrol itu.

"Anggi pamit pulang dulu, tan!!" Ucap Anggi pelan akhirnya.

"Sana pergi lo sekalian ke kuburan, gue galiin tanahnya gratis buat lo" ucap Karina

Anggi tak berniat menggubris ucapan Karina dia terlalu cape, pipinya terasa sakit dan panas. Tanpa menunggu respon semua orang Anggi menyalami tante Martha dan memberikan pelukan singkat pada ibu dari Reynald dan Cakra itu.

"Biar Cakra yah yang antar kamu pulang" usul Martha yang diangguki pasrah oleh Anggi.

"Caper" sindir Karina.

"Diam kamu Karina!! Saya sudah lelah melihat tingkah kamu kepada semua orang yang ada disekeliling Reynald" bentak Martha "kalo bukan karena Reynald sakit jantung, saya gak akan izinin dia berhubungan lagi sama perempuan yang tempramen. Sahabat seperti apa yang membiarkan keegoisan lebih mendominasi daripada membiarkan sahabatnya bahagia dengan yang lain" lanjut Martha.

Wanita paruh baya itu sejak tadi berusaha menahan emosinya karena kelakuan Karina yang tak berubah selalu seenaknya. Saat Martha akan kembali mengeluarkan kekesalannya Cakra mengelus punggung Marta agar ibunya itu lebih bersabar apalagi mereka ada didepan umum.

"Mama tahan emosi yah!! Cakra nganter dulu Anggi dan Cakra langsung pulang kesini kok ma" tutur Cakra lembut dan hanya diangguki oleh Martha.

"Hati-hati dijalan yah kalian" ucap Martha dan keduanya berlalu meninggalkan IGD rumah sakit.

****

Sepanjang perjalanan pulang Anggi lebih banyak diam tak seperti biasanya, matanya menatap pemandangan jalan dari samping. Cakra sesekali mengalihkan pandangannya kearah Anggi dan fokus kembali kejalanan.

Mobil Reynald yang dikendarai Cakra berhenti tepat didepan rumah Anggi yang terlihat sepi. Tapi Anggi masih tak bergerak sedikitpun untuk keluar dari dalam mobil.

"Apa yang bikin perasaan lo gak enak??" Tanya Cakra yang bisa melihat kegelisahan hati Anggi.

"Sejak kapan Karina jadi pacar Rey?? Dan sejak kapan Rey sakit jantung??"

Cakra membuang nafas kasar, "sekitar 3tahun lalu"

"Dan lo gak cerita apapun sama gue selama ini!!"

"Sorry, dan soal Karina. Berita disekolah soal Karin sama Reynald pacaran itu cuma berita hoax. Karina itu ketemu Reynald di rumah sakit dan mereka bersahabat semenjak itu....." cakra berhenti bercerita

"Tapi gue liat Karina suka sama Reynald, ralat bukan suka tapi mungkin cinta karena gue bisa liat itu"

"Bukan cinta tapi obsesi" ujar Cakra.

"Gue cuma heran aja, dia waktu kecil dan sampe gue SMP dia selalu nyebelin dan gak suka deket-deket sama gue dan makhluk sejenis cewe tapi kok bisa sih dia sedeket itu sama Karin"

"Udah deh orang bisa berubah kali, Nggi" ucap Cakra "dan, wajah Reynald aja selama hampir 5 tahun gak ketemu bisa gak lo kenalin itu tandanya semua gak akan selalu sama"

Anggi hanya mengangguki dengan banyak yang pertanyaan yang kembali diredamnya.

"Tapi satu yang akan selalu sama buat lo, Nggi!! Rasa sayang gue yang gak lo tau" batin Cakra

****

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang