Reynald 17

226 8 0
                                    

Suasana koridor saat istirahat begitu ramai dan penuh. Anggi sendiri lebih memilih duduk bersama Dyah dan Della di tangga menikmati teh kotak dan mabar.

"Bisa tinggalin kita berdua??" Pinta Reynald yang muncul didepan mereka.

Anggi memegang lengan Dyah sebagai tanda tak menyetujui Dyah dan Della meninggalkannya berdua dengan Reynald. Mata Anggi kini menatap lekat wajah Reynald yang terlihat pucat dan tertutupi hoodie serta celana mirip celana piyama.

"Mau apa, Rey??" Tanya Anggi berusaha bersikap acuh.

"Sorry yah!! Kita bukan ikut campur tapi mending lo berdua kalo punya masalah selesein berdua gue cuma gak mau masalah kalian jadi konsumsi anak-anak aja" ujar Della yang mengerti situasi diantara Reynald dan Anggi.

"Iya, kak Reynald juga wajahnya keliatan pucet, Nggi!! Mending lo bawa ke uks dulu" tambah Dyah yang bisa melihat wajah Reynald seperti mayat hidup.

Anggi menarik nafas dalam seraya berdiri memasukkan ponselnya kedalam saku rok abunya dan berdiri disamping Reynald. Tangan Reynald dengan cepat menggenggam tangan Anggi membuat Anggi melotot kaget.

"Rey lo demam??" Sungut Anggi heboh saat merasakan tangannya seperti terkena kibasan api.

Anggi melepas genggaman tangan Reynald, tangannya beralih memegang kening Reynald untuk memastikan Reynald benar demam atau memang salah perkiraan Anggi saja.

"Rey lo beneran demam!! Harusnya lo ke uks bukan kesini nemuin gue" gerutu Anggi.

"Yang gue butuh ngomong sama lo bukan uks" tegas Reynald yang kembali menarik tangan Anggi menuruni tangga koridor sekolah.

"Kita mau kemana??" Tanya Anggi yang tak tahu tujuan Reynald, namun sepertinya Reynald tak berniat menjawab dia sibuk berjalan dan menatap kedepan.

****

Tak ada tempat yang dituju oleh Reynald hingga mereka berakhir didalam mobil milik Reynald. Anggi masih menatap khawatir kearah Reynald yang diam dengan mata yang tertutup rapat menahan pusing yang mulai mendera kepalanya akibat demam dari semalam.

"Udah makan??" Tanya Anggi lembut berharap Reynald merespon pertanyaannya.

"Hm" singkatnya jawaban Reynald membuat Anggi bingung kembali.

"Lo harusnya gak usah masuk sekolah, Rey!! Istirahat dirumah"

Mata Reynald terbuka memandang Anggi tajam dan datar. "Lo pikir gue bisa istirahat setelah kejadian kemaren, dan berakhir lo gak mau terima panggilan gue semaleman"

Anggi diam, sungguh hatinya ingin meledak dan memarahi lelaki didepannya ini. Harusnya dia yang marah bukan Reynald, harusnya dia yang kecewa bukan Reynald tapi kenapa malah sebaliknya.

"Maaf" gumam Anggi akhirnya mengalah.

"Jangan bikin gue cemburu sama sodara gue sendiri" pinta Reynald

"Gue juga mau lo gak bikin gue cemburu sama Karina" batin Anggi.

Anggi hanya mengangguki permintaan Reynald, entah kenapa Reynald jadi sensitif hari ini atau mungkin hanya perasaan Anggi saja.

Reynald menarik tubuh Anggi dan memeluknya begitu erat. Tubuh Anggi merasa ikut panas terkena hawa panas dari tubuh Reynald namun Anggi menahan rasa panas itu dan membiarkan Reynald memeluknya. Tangan Anggi ikut memeluk tubuh Reynald.

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang