Reynald 37

160 5 1
                                    

"dasar Reynald nyebelin. Awas aja gak akan gue maafin lo!! Gue ngambek malah gak dipekain. Liatin aja siapa kuat diemin gue cewe termanis kek gini coba" Anggi bermonolog sendiri didalam mobilnya berusaha menghibur dirinya sendiri.

"Apalagi ini" ucap Anggi saat mobil yang dikendarainya terasa tak seimbang dan tak nyaman bila dipaksakan untuk terus melaju.

Tanpa menunggu lama Anggi meminggirkan mobilnya dan keluar guna mengecek kondisi mobilnya.

"Akh sial banget sih hidup gue hari ini" gerutu Anggi kembali saat melihat ternyata ban mobil depannya yang sebelah kanan kempes. "Bego banget Anggi ya Tuhan kenapa gak sadar tadi aja pas masih dirumah sakit coba"

Sungguh hati Anggi sekarang bimbang, jangan tanya siapa yang kini terlintas untuk dimintai tolong. Namun gengsi apalagi untuk sekedar menelfon dan meminta tolong Reynald. Untuk Cakra, Anggi malu dan juga masih kesal pada lelaki itu karena mau mengantar Reynald semalam. Dan sisa kunyuk lainnya Anggi juga malas meminta tolong dan berhubungan karena ujungnya mereka pasti mengucapkan "masih butuh tenaga kita makanya jangan sok gak butuh".

Anggi sibuk bergulat dengan pikirannya sendiri tanpa menyadari ada dua orang lelaki memakai topi dan sebagian wajahnya tertutup berjalan kearah Anggi dari belakang. Tanpa Anggi punya pikiran jelek kedua orang itu tiba-tiba menarik tubuh Anggi saat mobil Pajero melewati mobil Anggi yang ada didekatnya dan tubuh Anggi dimasukkan paksa kedalam mobil itu. Anggi berusaha memberontak sekuat tenaga walau tenaganya sangat kalah dibanding para pria yang kini disamping kanan kiri Anggi yang memiliki otot kekar dan tato dimana-mana.

"Tidur sebentar yah manis" ucap salah satunya sebelum kesadaran Anggi terenggut perlahan saat suntikan menancap paksa pada kulit halus Anggi.

****

"Anggi masih gak mau jawab telfon gue" gerutu Reynald yang membuat teman yang lainnya hanya memutar bola matanya bosan.

"Yang penting no dia aktif, mungkin bisa jadi no dia itu di silent" ucap Arnold kesekian kalinya. "Bisa jadi dia emang lagi sakit kali, terus istirahat selesai minum obat"

"Yang gue tau Anggi gak kaya gitu" kali ini Cakra yang berbicara membuat temannya menatap horor saat melihat mata Reynald memancarkan api cemburu. "Gak usah cemburu, lo taukan gue sama Anggi temenan dari kecil" ralat Cakra.

"Coba lagi besok" usul Dino

"Lo kira si Reynald lagi maen lotre" guyon Matthew

"Maksud gue ini udah malem coba lagi besok" jelas Dino yang hanya mendapat anggukan dari semua kecuali Reynald.

Belum sempat Reynald menjawab usulan Dino ponsel milik Reynald berdering dan nama yang tertera adalah nama yang Reynald tunggu-tunggu sejak tadi. Tanpa menunggu Reynald segera menerima panggilan itu dengan hati campur aduk.

"Nggi!!" Panggil Reynald lembut "lo marah sama gue gara-gara semalem?" Tanya Reynald pelan takut Anggi memarahinya.

Hening tak ada sahutan atau jawaban dari Anggi hanya terdengar suara pintu dibuka.
Reynald menatap ponselnya memastikan panggilannya masih berlangsung namun suara Anggi tak muncul sama sekali.

"Sinyal lagi error' apa enggak?" Tanya Reynald pada sahabatnya

"Buat apa lo nanya sinyal nih rumah lo udah pake WiFi anjir" jawab Matthew asal

"Apa di tempat Anggi lagi error' yah soalnya telfonnya nyambung tapi gak ada....."

"HAHAHAHAHA" terdengar suara gelak tawa pria dari panggilan Anggi membuat Reynald menghentikan ucapannya dan menatap tajam kearah suara diponselnya.

"Kenapa?" Tanya Arnold penasaran saat melihat wajah tegang Reynald.

"Coba loudspeaker" usul Matthew yang diikuti Reynald tanpa ba-bi-bu.

"Sudah bangun Putri tidur?" Suara laki-laki muncul kembali dari sambungan telfon.

"Lo semua siapa?" Teriak Anggi. "Balikin hape gue" tambah Anggi saat melihat ponselnya ada ditangan salah satu lelaki itu.

****
Saat efek bius mulai menghilang, Anggi sekuat tenaga membuka matanya yang masih terasa berat dan tak bertenaga, matanya sesekali mengerjap saat melihat ruangan asing disekelilingnya yang menggunakan lampu remang.

"Sudah bangun Putri tidur?"

"Lo semua siapa?" Teriak Anggi. "Balikin hape gue" tambah Anggi saat melihat ponselnya ada ditangan salah satu lelaki itu.

"Hahahaha.... Beraninya bocah ingusan merintah kita" gumam cowo yang memiliki brewok diwajahnya.

Anggi terus mencari celah namun matanya tertuju pada satu titik dimana dia mengenali sosok yang tergeletak tak berdaya dengan darah dimana-mana dan luka disekujur tubuhnya. Suaranya tercekat saat wajah yang selalu dibencinya kini mengalami hal yang sama disekap tanpa tahu alasannya.

"Anjing lo semua" teriak Anggi kembali namun suaranya sedikit bergetar "lo apain kakak gue hah bajingan" tambah Anggi tak tega melihat Karina.

"HAHAHAHAHA... Kalian saudara yang memiliki nasib sama-sama malang" ucap preman lain.

"Bro, kalo yang ini masih fresh kayaknya belom kesentuh sedikitpun" ucap yang lain semangat

"Iya kagak kayak sodaranya udah jebol duluan mirip kayak mobil kagak ada remnya" ledek yang lain membuat Anggi geram sendiri mendengarnya.

"Cepet kasih obat perangsangnya dosisnya yang banyak biar kita semua kebagian jatah" ucap salah satu yang membuat Anggi ingin menangis detik itu juga.

"Lo, Dar!! Maen-maen dikit Napa sama bocah mungpung dapet stok bagus" timpal yang lainnya.

"Gue kurang baik apa coba, pacar lo tersayang yang dari tadi nelfonin gue telfonin balik, kali aja Lo mau ngomong sebagai kata terakhir atau salam-salam" ucap salah satunya yang sejak tadi memegangi ponsel Anggi dan menempelkannya ketelinga Anggi.

"Rey" panggil Anggi lemah karena suaranya tertahan di tenggorokan karena menahan tangisnya.

"Anggi, kamu dimana? GPS kamu nyalakan?"
Tanya Reynald panik

Anggi mengangguki cepat walau Reynald tak bisa melihatnya. "Rey" panggil Anggi lagi karena sungguh dia tak bisa mengeluarkan semua ketakutannya dengan kata-kata.

"Sayang, sebentar Dino berusaha ngelacak!! Percayakan sama aku? Jangan takut kamu harus bisa ngelawan"

Anggi menggeleng tak yakin, "aku butuh kamu"

"Kalo terjadi sesuatu tetep disisi aku Rey" pinta Anggi ragu.

"Pasti"

Belum sempat Anggi berucap kembali, ponselnya diambil paksa dan salah satunya memaksa Anggi meminum air dibotol yang mau tak mau Anggi minum sebagian.

"Kenapa kalian lakuin ini sama saya? Salah saya apa sama kalian?" Racau Anggi

"Lo gak punya salah sama kita, tapi kita hanya bekerja karena dibayar jadi tanyakan itu sama bos kita" ucap salah satu yang sejak tadi banyak diam dan terlihat seumuran dengan Anggi atau diatas Anggi beberapa tahun.

Anggi menatap bergantian kesemuanya dan berusaha mematri wajah mereka didalam otak Anggi.

"Gak usah natap kita semua seolah Lo berani nantangin kita semua" bentak salah satu.

"Bos" panggil semua preman itu saat seseorang masuk kedalam ruangan dan wajahnya tertutupi Hoodie beserta masker yang semakin membuat wajah itu samar.

"Beresin semuanya secepatnya" perintahnya tegas.

Mata Anggi mengerjap memastikan siapa orang dibalik semua peristiwa ini, dengan sisa kesadaran Anggi tercenung saat sosok berhoodie itu membuka maskernya dan tersenyum sinis kearah Anggi.

"Dyah" panggil Anggi tak yakin.

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang