Reynald 26

166 7 7
                                    

Dyah dan Della berlari kearah Anggi yang dibawa Reynald masuk kedalam mobil miliknya dengan keadaan tak sadarkan diri.

"lo apain temen gue, kak?" tanya Della tegas namun Reynald tak menggubris dia mengacuhkan pertanyaan Della.

"gue bawa balik kerumahnya" ucap Reynald pada empat sahabatnya yang menunggu instruksi.

Dyah memegang pergelangan tangan Reynald dan tatapan kesalnya pada Reynald kini berubah jadi sendu.

"apa" singkat Reynald

"Anggi gak mungkin pulang kerumahnya, kak" jujur Dyah sedikit ragu.

"maksud lo?"

"ceritanya panjang dan lebih baik sekarang anterin Anggi kerumah gue dulu" usul Dyah.

"gue tunggu penjelasan lo dengan jujur" pinta Reynald seraya masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan semua sahabatnya dan juga dua sahabat Anggi.

****

"Anggi gak apa-apa kok!! Dia cuma kecapean, asam lambungnya juga naik karena pola makan yang tak teratur" tutur Hendri setelah memeriksa kondisi Anggi didalam kamar Reynald.

Dyah mendesah lega karena kecemasan pe enak tingkat dewa saat melihat sahabatnya itu pingsan diumum.

"papa balik ke kamar yah, Rey. Saat Anggi sadar jangan lupa minum obat dan istirahat kembali" perintah Hendri dan berjalan meninggalkan kamar Reynald, membiarkan Reynald bersama dengan Anggi dan Dyah yang menemani.

Reynald masih diam menatap lekat kearah Anggi yang tertidur pulas dikasur miliknya.

"jangan sakitin Anggi lagi, kak" pinta Dyah yang membuat Reynald menatap kearah Dyah. "cukup dunia aja yang kejam sama dia jangan cintanya juga ikut nyiksa dia"

"maksud lo?"

"kak Rey jangan permainkan Anggi" ucap Dyah serius. "jangan permainkan perasaan dua saudara itu"

****

Mata Anggi mengerjap perlahan, tangannya memegangi kepalanya yang sedikit pening.

"lo udah sadar?" suara itu membuat Anggi sadar sepenuhnya dari alam bawah sadarnya.

"sejak kapan lo makan gak teratur?" tanya Reynald yang berjalan mendekati Anggi dan menyodorkan satu gelas air putih. "asam lambung lo naik dan lo juga kecapean" jelasnya kembali yang belom mendapat sahutan apapun dari Anggi.

Anggi segera menerima gelas yang diberikan Reynald, dan meminum air didalamnya hingga tandas.

"apa yang gue gak tau, Nggi?" tanya Reynald tanpa basa-basi.

Anggi tersenyum santai, "gak usah kepo kalo udah jadi mantan gak baik,  ntar gebetan atau pacar baru lo ngamuk" sindir Anggi.

"kejadian kemaren itu cuma salah faham, Nggi"

"iya gue emang salah faham atas segalanya, dan selalu gue juga yang salah mengartikan kedekatan kalian"

"dengerin dulu, Nggi" pinta Reynald.

"hm... "

"gue emang udah mau tidur setelah minum obat dan tiba-tiba hape gue bunyi, Karina nangis dan bilang mau akhirin hidupnya karena kenyataan yang gak bisa diterimanya"

Anggi acuh berusaha tak menggubris ucapan Reynald. Namun sisi lainnya dia ingin kesalahpahaman ini berakhir.

"gue cuma gak mau dia nyakitin dirinya sendiri kaya dulu, itu aja gak lebih, Nggi"

Kali ini Anggi tercenung,

"Karina sering melukai dirinya sendiri juga" batin Anggi

"kalo posisi dia dan gue sama-sama sering ngelakuin selfharm, siapa yang akan lo pilih buat lo selametin??" tanya Anggi dengan nada tajam.

"Nggi, posisinya saat kemaren beda"

Anggi mengangguk mengerti dan tersenyum "lo pasti pilih Karina karena Karina sudah terbukti melakukan selfharm dibanding gue yang cuma seandainya melakukan" jelas Anggi untuk pertanyaan yang sama sekali belum Reynald jawab.

"lo gak seharusnya kasih gue pertanyaan kaya gitu" ucap Reynald

Anggi kini tak peduli, tangannya segera menyibak selimut yang tadi menutupi sebagian tubuhnya dan berjalan kearah pintu kamar Reynald. Namun saat pintu terbuka tangan Anggi ditahan Reynald.

"Lepasin" perintah Anggi tanpa menatap kearah Reynald.

"beban lo gak seberat Karina, Nggi"

Plakkk....

"enggak lo bilang? Gila yah lo. Apa yang lo tahu dari hidup gue, Rey? Lo pacar gue tapi lo lebih tau soal Karina dibanding gue. Lo juga lebih care sama dia dibanding gue" teriak Anggi membuat atmosfer tegang diantara keduanya.

"dan sekarang lo bilang beban hidup gue gak seberat Karina, bersyukur gue kemaren minta putus dari lo karena gue gak niat punya pacar buat banding-bandingin gue sama kakak gue sendiri tanpa tahu mana yang bener dan mana yang bohong" tambah Anggi seraya menghempas tangan Reynald dan berakhir membanting kasar pintu kamar Reynald.

Setelah pintu tertutup kini Anggi menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, wajahnya berusaha kembali ceria walau isi hatinya tak seceria wajahnya. Saat sampai diujung tangga Anggi menatap pada anggota keluarga Reynald yang menatap khawatir kearah Anggi namun lagi dan lagi Anggi menyembunyikan isi hatinya dengan tersenyum hangat.

"Anggi pamit pulang om, tante" ucapnya yang berlalu meninggalkan ruang keluarga itu menuju pintu utama keluarga Hendri tanpa menunggu balasan salah satu dari mereka.

"Reynald akan menyesal diakhir bun. Bila dia tahu sebenarnya" gumam Hendri pelan.
****

Holla....
Gimana part ini???
Sumpah gue nulis part Reynald bela si Karina itu pengen banget nampol...
Alay bin lebay biarkanlah....

Kalian tim mana???
Unjuk tangan donk....
#Anggi Cakra
#Anggi Reynald
#Reynald Karina

Jangan lupa tinggalin jejak kalian...

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang