Reynald 23

183 8 2
                                    

"ekhm..... Sepertinya kita masuk di waktu yang salah" celetuk Matthew membuat tautan bibir Anggi dan Reynaldi terlepas begitu saja.

Keduanya kini menatap pintu yang terbuka dan menampilkan anggota keluarga Reynald dan juga para cebong yang kini tersenyum jahil karena mendapati Reynald yang sudah tak sepolos biasanya.

"Lanjut, Rey. Kita gak liat kok" ledek Cakra

"Sialan Lo semua" dengus Reynald yang kini duduk disisi brankar dengan tangan yang masih memegang tangan Anggi. Membuat si empunya tangan mati kutu dengan wajah merah mirip kepiting rebus.

Martha masuk terlebih dahulu dengan senyum jahilnya menatap kearah Reynald dan Anggi secara bergiliran, disusul yang lainnya masuk dan memberikan tatapan yang sama kearah Anggi dan Reynald.

"Anggi gak akan kabur kemana-mana sayang" iseng Martha yang berjalan kearah Reynald dan mengelus rambut Reynald yang acak-acakan.

"Bun" peringat Reynald agar tak membuat Anggi merasa tak nyaman.

"Iya...iya.... Bunda tahu anak bunda sekarang sudah dewasa tapi jangan kelewatan, dan Anggi juga kalo Rey minta lebih lempar aja kelaut"

Semua tertawa kecuali Reynald dan Anggi. "Tinggal kalian nih kapan pada punya pacar kaya Rey?" Lanjut Martha membuat semuanya kembali diam.

"Idih Tante mah bisa aja, kita juga udah punya kali Tan" ucap Matthew

"Palamu punya.... Lo tuh jomblo abadi anjir" ledek Arnold

"Masih mending jomblo abadi daripada Lo gaya sok iye keras pantang buat balikan ujungnya Lo kagak move-on dari si kucrut Della" ledek Matthew membuat Martha tertawa sedangkan Hendri hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah remaja sekarang.

"Jadi selain Reynald yang lagi jatuh cinta gak ada??" Iseng Martha.

"Adeuh tante salah, nih yah batu berjalan ini....." Tunjuk Matthew pada Dino yang diam sejak tadi dan lebih asik menyimak "ternyata lebih jago dari kita. Bukan cuma jago nge-push rank tapi juga jago ngambil hati si culun Dyah dan sekarang jadi mirip cerita siburuk rupa jadi Cinderella"

Martha cekikikan mendengar penuturan Matthew namun sesekali menangkap airmuka di wajah Cakra yang tak bisa membohongi ibu yang melahirkannya itu bahwa dia merasa tak nyaman melihat adegan tadi.

"Tante dan om izin pamit dulu yah, kamu juga Rey jangan begadang walau ditemani sahabat dan pacar inget kondisi. Besok bunda kesini lagi" ucap Martha yang bersiap pulang.

"Cakra ikut bunda kedepan yuk? Sekalian beli cemilan buat temen-temen kamu" ajak Martha yang diangguki Cakra

"Aduh tante padahal gak usah repot-repot beliin cemilan bila perlu sekalian minumannya" jujur Matthew tak tahu malu membuat Arnold dan Dino menyumpahi Matthew dalam hati.

"Iya tante beliin kalian semua, Anggi titip Reynaldnya yah." Ucap Martha seraya memeluk Anggi. "Kamu boleh kangen-kangenan sama anak tante kaya tadi" bisik Martha usil membuat Anggi kembali malu.

****

Suasana sunyi didalam ruangan Reynald semua kini sibuk mabar dan hanya Anggi yang jenuh seorang diri sudah beberapa kali mengganti ke channel tv manapun, namun tak membuahkan tontonan seru.

"Ahhhkkk..... Bete gue" teriak Anggi kesal dan melempar remote tv kesembarang arah.

"Sini boboan" ajak Reynald di brankar yang masih tersisa.

Anggi menggeleng, "mau makan buah?? Yang gue tau buah bagus buat kesehatan jantung" tawar Anggi yang belum juga Reynald menyetujui sudah dikupas satu jeruk dan dimasukkan kedalam mulut Reynald tanpa dosa.

Reynald menatap garang pada Anggi yang sebodoh amat itu dan Anggi ikut memakan jeruk yang dikupasnya. "Manis" cicitnya saat air jeruk yang dikunyahnya membasahi lidah dan terasa rasa manis.

"Buka mulutnya lagi.... Aaaaaaa" perintah Anggi mirip menyuapi anak TK, tapi tetap saja Reynald menuruti.

"Apalah daya gue yang jomblo, makan sendiri, minum juga sendiri, beol cebok sendiri, bobo pun sekarang sendiri" kata Matthew dengan gaya miris.

"Gak usah banyak bacot urusin tuh hero Lo kagak becus amat sih maen" geram Arnold.

"Kenapa??" Tanya Anggi pada Reynald yang kini tak lagi memegang ponsel.

"Kalah" jawab Reynald yang hanya diangguki Anggi tanda mengerti.

"Bentar lagi ujian'kan??" Tanya Anggi memastikan dan Reynald Angguki karena mulutnya penuh dengan buah jeruk. "Bener yang gue denger dari Della kalo Lo mau masuk negeri??"

"Gue cuma berusaha dengan sisa waktu dan tenaga gue"

Anggi diam berusaha menelan salivanya. "Jangan terlalu maksain diri, kalopun gak masuk negeri uang bokap Lo gak akan habis cuma buat biayain kuliah Lo"

Kini giliran Reynald yang diam diiringi senyum yang tak bisa Anggi jelaskan.

"Kenapa??" Tanya Anggi.

"Gue berusaha buat disisi Lo walau gak bisa jaga Lo tiap waktu, gue berusaha masuk universitas negeri karena itu syarat gue buat bisa tetep jaga Lo disini. Karena bokap gak ngijinin gue kuliah di Indonesia kalo bukan di universitas yang bokap gue mau"

Deg.....

Anggi diam seribu bahasa, alasan Reynald sibuk hingga tumbang kini terjawab. Sementara ketiga cebong hanya diam dan mendengarkan mirip ibu komplek, karena mereka sudah mengetahui ini sudah dari sebelumnya saat Reynald menolak kuliah diluar negeri seperti yang Hendri inginkan.

"Maaf Rey" kata Anggi.

****

Kini Cakra sedang mendorong troli yang sudah diisi beberapa Snack makanan dari yang ringan sampai berat dan juga minuman dengan berbagai merk dan rasa dari yang bersoda sampai yang air ada rasa manis-manisnya.

"Apa yang Anggi suka?" Tanya Martha

"Itu udah kok, Bun. Cimory" jawab Cakra yang menunjukkan minuman favorit Anggi.

Martha tersenyum samar. "Kamu masih suka sama Anggi??" Tanya Martha langsung dan membuat Cakra yang mendorong troli makanan itu berhenti dan menatap Martha tak percaya.

Martha tersenyum dan mengelus rambut Cakra lembut. "Bunda gak maksa kamu lupain Anggi, tapi kamu bisa liat gimana Anggi ke Reynald tadi. Dia memberikan bibirnya dengan ikhlas pada lelaki yang memang dia cintai"

Cakra masih diam, hatinya memang sejak tadi seperti bergemuruh entah karena apa padahal dia sudah berusaha ikhlas merelakan Anggi untuk Reynald.

"Cakra sedang berusaha, Bun. Jadi tolong jangan buat Cakra terus mengingat rasa Cakra buat Anggi." Pinta Cakra yang diangguki Martha.

"Ini baru anak bunda. Kita itu harus tahu rasa terima kasih." Ucap bunda berusaha mengingatkan Cakra agar tak lupa daratan.

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang