Reynald 7

295 9 0
                                    

Kepadamu pencuri hati
Yang tak ku sangka kan datang secepat ini
Padamu pencuri hati
Biarkan ini menjadi melodi cinta kita berdua

🎵Gisella~pencuri hati

🌾🌾🌾

Reynald menyusuri bibir pantai dengan jari-jari yang saling bertautan dengan milik Anggi. Keduanya menikmati senja untuk pertama kalinya setelah lama tak pernah ke pantai lebih tepatnya semenjak Reynald ditinggalkn ibunya.

"Masih suka senja??" Tanya Anggi namun Reynald menggeleng tanda dia sekarang tak menyukai apapun yang dulu menjadi kenangan manisnya. "Rey" panggil Anggi yang menghentikan langkahnya dan juga membuat langkah Reynald ikut berhenti.

"Kenapa?" Tanya Reynald bingung.

"Mama lagi sakit" jawab Anggi

"Gue juga" timpal Reynald.

Anggi memeluk Reynald kembali "gue tau, Rey" Anggi menatap dalam mata Reynald "papa udah pergi selamanya dan gue gak mau lo dan mama pergi"

"Doain aja di setiap sujud lo supaya gue sama tante Nadya kuat"

"Rey, gue udah berdoa sekemampuan gue. Tapi, kenapa tuhan ngasih pilihan yang gak bisa gue pilih"

Reynald menangkup kedua pipi Anggi dan membuat mata mereka saling bertemu tanpa jarak. Suasana kembali membuat jantung keduanya saling beradu cepat. Hingga seorang anak kecil menarik baju Anggi, keduanya menatap anak kecil lucu itu yang menyodorkan setangkai bunga tulip kearah Anggi.

"Buat kakak yang manis" ucapnya yang segera diambil Anggi.

Belum sempat Anggi mengucapkan terimakasih anak itu berlari meninggalkan Anggi yang kebingungan, sementara Reynald yang diam berusaha menahan senyumnya melihat ekspresi Anggi.

Hingga beberapa menit selanjutnya ada anak kecil lain yang berbeda melakukan hal yang sama, memberikan bunga yang sama lalu meninggalkan Anggi dan Reynald tanpa berkata apapun.

Sungguh Anggi mulai bingung sendiri. Lebih dari 20 tangkai kini digenggamannya dan yang terakhir bunga kertas yang diberikan dengan surat didalamnya.

"Ade" Anggi kini menahan anak kecil yang membawa bunga kertas itu oleh lengan kanannya sementara lengan kirinya dipenuhi bunga.

Anak kecil cowo itu menatap Anggi, " ini bunga dari siapa?" Tanya Anggi dengan gaya mirip anak kecil.

"Gatau kak, aku cuma disuruh ngasih ke kakak dan dikasih maenan" jelasnya sangat polos dan langsung berlari meninggalkan Anggi yang masih bingung.

"Kenapa??" Tanya Reynald

"Lo gak cemburu gitu liat orang ngasih bunga gitu aja sama gue?" Tanya balik Anggi yang hanya dibuahi gelengan "aneh pacarnya ada yang ngasih bunga tapi cowonya gak cemburu"

Reynald hanya mengulum senyumnya mendengar dumelan Anggi. "Dibuka suratnya biar tahu siapa yang ngasih" perintahnya yang dengan ogah-ogahan Anggi buka dan baca.

Anggi serius membaca tiap kalimat didalam surat yang kertasnya berwarna biru. Sesekali tersenyum malu dan menatap Reynald yang masih memasang tampang flatnya. Hingga akhirnya kertas dilipat kembali dan Anggi tersenyum merekah menatap Reynald dan memeluk Reynald kembali entah untuk keberapa kalinya.

"Nggi lo gak bosen peluk gue kek teletubies gini?" Tanya Reynald

Anggi hanya menggeleng dengan senyum yang masih terus mengembang dibibirnya. "Makasih buat hari ini"

"Ya"

"Giliran disurat sok puitis tapi didepan orangnya langsung singkat bener kek ngomong pake pulsa aja"

"Sialan apa sih yang ditulis si Matthew nyampe Anggi bilang puitis" batin Reynald.

****

Sementara diposisi yang lumayan jauh 4 kecebong bersama Dyah dan Karina menonton dua sejoli yang sedang dimabuk cinta, hanya seorang Karina terlihat tak menyukai aksi nembak Reynald sementara yang lainnya bersiap minta bayaran pada Reynald sebagai ganti rugi tenaga mereka yang keluar.

"Kalo bener si Reynald romantis gitu gue jamin kepalanya fix kejedot beton bangunan" gumam Matthew

"Iyalah mukanya aja kek triplek lempeng banget sebelas duabelas sama dinosaurus" Arnold ikut menimpali.

"Sialan lo" gerutu Dyah. "Walau tampang triplek seenggaknya dia gak jomblo kayak kalian" tunjuk Dyah pada Matthew dan Cakra.

"Taulah gue yang baru taken!! Pajaknya dirapel bareng Reynald yah, Din" ucap Matthew.

Keempat orang itu sibuk berceloteh tak menyadari Cakra yang sejak tadi menatap serius pada Karina. Dirinya hanya ingin memastikan Karina tak berbuat nekat dan merusak hari bahagia Reynald.

Sebenarnya keempat curut itu tak menyetujui permintaan Reynald membawa Karina namun apalah yang mau mereka katakan dengan kata Reynald yang selalu bilang "gue cuma sahabatan". Padahal mereka semua tahu tidak ada yang namanya bestfriend diantara cewe dan cowo. Dan semua menyadari itu baik Karina pada Reynald atau Cakra pada Anggi, walau Reynald dan Anggi tak menyadari itu dan menjalin hubungan mereka.

"Jangan sok muna" celetuk Karina pada Cakra dan membuat celotehan empat orang disamping mereka menatap kearah Karina.

"Gue gak muna, dan gue bukan orang yang gila kaya lo" ucap Cakra.

Semua tahu apa yang jadi topik obrolan Karina dan Cakra, kecuali Dyah.

"Itu karena gue sayang"

"Orang tolol yang bilang itu sayang, tapi kenyataannya itu obsesi lo" ucap Cakra dingin. "Kita semua tau kebusukan lo tapi kita masih diem karena gue gak mau kakak gue mati mendadak kalo tau itu semua" jelas Cakra "jadi jangan coba ngusik Reynald atau Anggi. Kecuali,....." Cakra menggantung ucapannya

"Lo mau tamat hari itu juga" lanjut Dino dan membuat semua tersenyum bangga karena akhirnya ada gunanya mulut Dino.

"Cabut" ajak Arnold yang diangguki semua kecuali Karina.

****

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang