Reynald 40

445 12 4
                                    

Prang.....

Anggi melempar semua barang yang berada di dalam kamarnya. Hatinya sakit mengetahui semua orang membohonginya dan berpura-pura tak ada masalah besar diantara mereka.

Anggi tersenyum sinis, kakinya melangkah kearah serpihan kaca yang berserakan. Entah apa yang kini bersarang dikepala Anggi sendiri. Semua seolah berputar persis seperti film adegan demi adegan.

****

flashback.....

"anggi apa yang kamu lakukan?" tegas ayahnya melihat anggi yang muncul diruangan ayahnya bekerja dan melempar gelas di meja sang ayah tanpa dosa.

anggi tersenyum miris disertai mata yang mulai berkaca-kaca. "kenapa ayah lakuin ini sama aku? ayah kenapa ambil kebahagiaan aku? kenapa ayah buat reynald....." anggi menghentikan kelanjutan ucapannya nafasnya terasa semakin tersenggal.

sesaat anggi menghela nafas dan menghapus kasar air mata yang bersiap keluar itu. "aku gak akan minta apapun lagi sama ayah, cuma kali ini tolong kabulin permintaan aku terakhir kalinya"

"ayah gak ngerti maksud kamu"

anggi tertawa terbahak walau tersirat banyak kepedihan didalamnya. "jangan bohongin aku lagi, yah!! aku tau semuanya dan aku tahu ini kebaikan semuanya, walau rasanya gak adil buat aku dan reynald"

"biarin aku buat ngomong sama reynald, yah. hanya itu pintaku dan aku janji gak akan minta apapun lagi"

####

anggi menatap layar ponsel yang sedang melakukan panggilan video pada orang yang selama ini dirindukannya itu.

"rey" panggil anggi ketika panggilan tersebut terhubung menampilkan wajah reynald yang terlihat kusut dan rambut berantakan. anggi tersenyum bahagia beberapa detik "rey, lo jahat banget. mau terima panggilan gue setelah disuruh bokap"

"gue sibuk, nggi!! jadi apa yang mau lo omongin?"

reynaldnya kini kembali dingin seperti dulu membuat anggi tersenyum sumbang. "kasih gue waktu sebentar aja, rey!! lo beneran mau kita udahan? kalo pun gak mau tetep harus mau!! karena gue gak akan bisa punya anak"

"masa depan gue udah lenyap, mana ada yang mau sama cewe yang gak bisa ngasih keturunan ntarnya. Lo aja ninggalin gue gitu aja kaya sampah gak berguna" ujar Anggi.

"Lo jangan salah faham, nggi"

Anggi menggeleng lemah, "gue gak salah faham, Rey. Ini memang kenyataannya" ucap Anggi lebih sedikit tenang. "Ayo kita akhiri hubungan ini, gue lepas lo detik ini juga sebagai pacar gue"

"Anggi"

"Thanks, Rey. Ini mungkin terakhir kali gue hubungin lo. Makasih udah ngisi hati gue"

Bep.....

***

"Percuma lo hidup, Nggi!! Lo hanya akan mempermalukan diri lo sendiri, keluarga lo juga saha....." Anggi bermonolog seraya tertawa miris mengingat arti kata sahabat sebenarnya.

"Makasih, Dy. Lo sahabat paling bejat yang pernah gue kenal bukan cuma persahabatan kita yang lo rusak tapi semua isi dikehidupan gue dan itu bikin gue gak ada minat hidup lebih lama."

"Ma, pa. Anggi mau ikut sama kalian aja. Anggi gak sanggup disini lebih lama." ucap Anggi ngawur namun tangannya meraih serpihan kaca dilantai dan mulai mendekatkan kearah urat nadi lengannya.

Pintu kamar terdengar terus digedor dari luar dan suara khawatir kedua orangtuanya yang berteriak memanggil namanya hanya mirip angin lalu ditelinga Anggi saat ini.

Anggi menyayat tangannya perlahan namun pasti hingga darah keluar dan perlahan merenggut kesadarannya.

****
4 tahun kemudian...

Reynald hanya bisa terdiam tanpa mampu mengucapkan apapun didepan batu nisan yang selama 4 tahun ini ingin didatanginya. Hanya airmata yang mewakili kesedihannya yang menumpuk selama 4 tahun.

"Apa kabar sayang" sapa Reynald parau. "Maaf aku baru bisa dateng karena aku gak bisa ingkari janjiku sama ayahku" lanjutnya yang kini sudah menundukkan mata tak sanggup lagi menahan air mata yang siap meluruh karena rasa tak percayanya nama Anggi yang kini tertulis di batu nisan itu.

"Harusnya kamu sabar dan gak mencari tahu apapun. Karena disana aku berusaha supaya kita tetep bareng walau caraku salah."

"Tapi karena kamu gak pernah sabaran jadi kamu ambil kesimpulan sendiri... Kamu gak tau, Nggi. Gimana aku disana bertahan dan mencoba mencari cara buat kita, tapi kamu semudah itu melepas hubungan kita dan juga hidup kamu"

Reynald menarik nafas berat matanya masih menatap tanah yang dipijaknya. "Aku masih sama seperti dulu begitupun hati aku"

****

The End

Entah ini ending yang pas atau enggak.. Maaf kalo gak cocok...

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang