Reynald 15

237 7 0
                                    

Reynald menatap tangannya yang sedikit kebas akibat jarum infus yang tertancap ditangannya seharian kemarin. Kini Reynald sedang duduk dibalkon kamarnya menikmati langit yang berwarna hitam pekat tak ada bintang satupun.

"Rey, medusa lo kemana??" Tanya Cakra yang masuk kedalam kamar tanpa permisi.

"Ditelfon bokapnya suruh balik" jawab Reynald tak mengalihkan pandangannya.

Cakra berdiri dipembatas balkon dan ikut menatap kearah yang Reynald lihat. "Gue heran kenapa sih sampe sekarang lo betah sama Karina padahal lo tahu sendiri dia gimana" ujar Cakra menyuarakan isi hatinya. "Jaga perasaan Anggi juga Rey"

"Anggi ada kabar??" Tanya Reynald pada Cakra.

"Selamat malam kaum adam" teriak Anggi dipintu kamar Reynald membuat kedua orang yang berada didalam kamar melongo "pada kangen yah sama gue, soalnya gue cium bau-bau gue dighibahin kalian" seru Anggi tanpa permisi masuk pada pemilik kamar dan berjalan mendekati Reynald memeluk tubuh Reynald dengan tangan penuh paperbag.

"Bisa gak sih di skip dulu adegan alaynya" pinta Cakra yang merasa gerah sendiri melihat Anggi bergelayut dilengan Reynald.

"Iri yah?? Makanya cepet cari pacar" ledek Anggi yang tak mau melepas pelukan dilengan Reynald.

"Bodo, gue masih fokus belajar!!"

"Belajar?? Gak salah denger gue?? Belajar ngitung kutu dibulu onta??"

"Anggi" teriak Cakra kesal "kagak gue restuin lo nikah sama abang gue" tambahnya lagi.

"Bodo amat yang penting nyokap bokap lo yang restuin wleeee" Anggi merasa puas meledek Cakra.

****

"Thank's makanan gratisannya!! Padahal gak perlu lo traktir pun gue masih sanggup beli" ucap Cakra yang mengelus perutnya yang kekenyangan akibat makanan yang dibawa Anggi melimpah ruah didalam perutnya.

"Gak usah sombong sama gue, itu makanan cuma balasan karena lo udah jagain pacar gue dengan selamat sampai dirumah" jelasnya tentang maksud makanan yang sengaja dibawanya untuk Cakra.

"Iyahin aja daripada diamuk macan. Gue pamit undur diri kalo gitu" ucap Cakra yang berdiri dari kursi dibalkon meninggalkan kamar Reynald yang hanya menyisakan pemilik kamar dan Anggi.

Reynald menerawang kearah langit yang bertabur bintang, sementara Anggi asik memandangi pahatan wajah yang tuhan berikan disisinya.

"Maaf yah baru dateng!!" Ucap Anggi menyesal.

"Semalemkan lo udah bilang alesannya" balas Reynald. "Harusnya gue yang minta maaf karena gak bisa nemenin lo dan malah bikin lo repot karena selesai kemo tante Nadia, lo mesti kesini!! Gue egois yah, Nggi"

"Apa sih, Rey!! Selama gue bisa gue akan lakuin"

"Jangan berubah yah, Nggi" ucap Reynald seraya memeluk tubuh mungil Anggi dan membuat jantung keduanya serasa loncat dari tempatnya. "Tetep disisi aku gimanapun keadaan aku nantinya" pintanya terdengar serius.

"Ada apa?? Apa dokter bilang sesuatu tentang kondisi kamu??" Tanya Anggi khawatir seraya menangkup wajah Reynald dengan kedua tangannya.

"Dokter gak bilang apapun." Jawab Reynald.

"Kamu udah makan malam??" Tanya kembali Anggi namun Reynald menggelengkan kepalanya pelan. "Ish.... kenapa?? Nyari penyakit aja"

"Gue gak nyari penyakit, gak dicaripun penyakit udah dateng sendiri" ujar Reynald.

Anggi terdiam sesaat, "mau gue ambilin makan?? Soalnya ini udah telat banget jadwal lo minum obat" usul Anggi yang hanya diangguki pasrah oleh Reynald karena bila Rrynald menolak pun percuma, Anggi akan tetap memaksanya makan.

****

"Anggi nginep aja, tidurnya dikamar Reynald. Nanti Reynald tante suruh tidur dikamar Cakra" usul tante Martha saat Anggi sedang mencuci piring kotor.

Sementara Reynald diam ditempat, memperhatikan kedua wanita yang berharga dihidupnya.

"Iya, gak baik juga perempuan pulang hampir tengah malam, Nggi" sahut om Hendri. "IYah, gak Reynald?" Tanya sang ayah pada anaknya yang sejak tadi tak menyuarakan setuju pada usul ibu sambungnya itu.

"Rey terserah Angginya!!" Akhirnya Reynald bersuara.

"Gimana Nggi??" Tanya tante Martha.

Diam sejenak, Anggi menimang usul tante Martha sesaat lalu mengangguk tanda menyetujui.

"Nah gitu donk!! Nanti tante telfon mama kamu biar dia gak khawatir!!" Tambah tante Martha masih dengan wajah yang terlihat begitu ceria.

Anggi mencuci tangannya selesai dengan pekerjaannya mencuci piring kotor, langkahnya menghampiri Reynald yang masih duduk anteng memperhatikan Anggi dari meja bar mini dirumah Reynald.

"Kenapa??" Tanya Anggi heran dengan tatapan Reynald.

"Seneng aja, lo bisa tinggal satu atap bareng gue" jawab Reynald polos "bila perlu tidur di kamar yang sama" ucapnya jahil.

"Reynald apasih ngomongnya ngelantur aja, ntar kalo didenger orang lain pikirannya bisa negatif"

"Gue aja yang denger barusan udah terkontaminasi hal negatif" celetuk Cakra yang muncul dari arah tangga. "Awas aja kalian berdua ena-ena disini, gue langsung laporin bokap biar kalian dikawinin." Tambahnya sambil menuangkan air dispenser kegelas yang dibawanya.

"Gue gak segila itu" ucap Reynald "paling gue telanjangin"

"REYNALDDDD......SIALANNNNN" teriak Anggi tak peduli rumah siapa yang diinjaknya.

"Lah emang iya gue telanjangin. kaki lo gue telanjangin, masa iya lo tidur pake sendal" jelas Reynald membuat tawa Cakra meledak tak bisa menahan keisengan Reynald yang jarang sekali dan itu terjadi karena Anggi.

Sementara Anggi malah mencak-mencak karena malu sudah terlalu berfikir jauh dan isinya kotor semua. Dari arah ruang tengah terlihat tante Martha dan om Hendri hanya bisa geleng kepala dan sesekali tertawa melihat kelakuan dua anaknya yang sibuk menjahili Anggi persis seperti dulu saat rumah mereka masih saling bersampingan.

****

Thank"s semua yang udah baca....
Jangan lupa tinggalkan vomenn'nya yah....
Kalian suka siapa???

#Reynald
#Cakra
#Arnold
#Matthew
#Dino

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang