Reynald 8

270 9 0
                                    

Mari jabar jemari cinta
Detik jadi pena
Cerita indah untuk masa depan kita

Jangan pedulikan yng tlah terjadi
Nikmati hari ini
Jangan kau risaukan yang belum terjadi
Aku akan tetap disini
Setia menemani...

🎵Keisya Levronka~Lagu untuk hari ini

🌾🌾🌾
I

ni isinya hanya tentang Reynald dan Anggi...
Si agresif dan si kaku

Anggi masih setia bergelayut manja dilengan Reynald dan sang pemilik tak menolak sama sekali, sesekali Reynald mengelus rambut hitam Anggi saat menemukan kemacetan atau lampu merah dijalanan.

Mereka memutuskan untuk pulang setelah menginap satu malam lagi dan berjalan-jalan dipantai saat pagi hingga sore. Berujung mereka pulang saat matahari tenggelam.

"Kita makan dulu yah, Rey" ajak Anggi melihat warung pecel lele yang begitu menggiurkan dimatanya.

"Dimana?" Tanya Reynald tak mengalihkan pandangannya.

"Gak apa-apakan makan di angkringan??" Tanya balik Anggi karena Anggi gak mau makanan yang dimakannya berpengaruh ke jantung Reynald.

"Enggak" ucap Reynald singkat padat dan jelas

****

"Kamu mau pesen apa??" Tanya Anggi yang sudah duduk di warung angkringan bersama Reynald yang duduk dihadapannya dan siap menulis pesanan mereka.

"Ada menu apa aja??" Tanya balik Reynald yang bingung sendiri.

"Banyak, Rey!! Ada ayam, bebek, ikan lele seafood, mie dan capcay dan banyak lagi deh"

Reynald diam sendiri, jujur ini pertama kalinya dirinya makan diluar rumah atau dikantin sekolah. Namun, dia malu mengakuinya pada Anggi karena terlihat sekali anak manja.

"Terserah lo aja"

"Kalo ujungnya terserah, gak usah nyuruh gue baca semua menu." Gerutu Anggi yang berjalan kearah meja kasir memberikan pesanannya.

Beberapa menit menunggu akhirnya menu makanan mereka datang dan memenuhi meja. Reynald menatap tak percaya menu yang dipesan Anggi sebanyak ini dan gak mungkin dimakan oleh mereka berdua.

"Mari makan" seru Anggi setelah mencuci tanganya di mangkok steinless yang diberikan sepotong jeruk nipis.

Reynald mengikuti gerakan Anggi dengan mencuci tangan di mangkok stainless disisinya yang belum tersentuh.

Sungguh Reynald tergiur melihat semua menu dihadapannya namun mengingat anjuran dokter membuatnya menelan kembali salivanya.

"Kok diem??" Tanya Anggi dengan mulut sibuk mengunyah. Dengan inisiatif Anggi mengangkat bebek bakar ke piring milik Reynald dan mengangkat tangannya yang berisi nasi milik Reynald siap menyuapi Reynald dengan tangannya. "Buka mulutnya" pinta Anggi memperagakan mulutnya yang terbuka.

"Malu, Nggi" gumam Reynald pelan, tapi Anggi tak peduli dia terus memaksa Reynald membuka mulutnya.

"Biarin aja!! Toh kita gak nyuri disini, kenapa mesti malu" ujar Anggi santai setelah suapannya masuk kedalam mulut Reynald. "Selesai makan jangan lupa minum obat" ingatnya agar kekasihnya itu tak selalu melewatkan jadwal minum obatnya.

Kini keheningan yang ada dimeja saat keduanya sibuk makan dan menghabiskan semua masakan yang ada dimeja tanpa tersisa. Anggi berlalu menuju arah mobil Reynald sementara Reynald sedang membayar makanan mereka di kasir yang terlihat seperti bukan kasir hanya ada meja dan laci uang beserta kertas pesanan yang seperti nota.

Anggi segera membuka obat-obat milik Reynald yang tersimpan rapi didalam dasbor mobilnya mengeluarkan sesuai anjuran dokter. Saat Anggi selesai menyimpan obatnya kembali ditempat semula tepat saat itu Reynald muncul dan masuk ke kursi pengemudi.

Tangan Anggi langsung menyodorkan obat yang tadi dan tanpa banyak bicara Reynald mengambilnya dan menelannya diikuti tangan Anggi yang mengulurkan botol air mineral yang sudah dibuka tutupnya.

"Pahit gak??" Tanya Anggi menelan salivanya melihat Reynald minum dengan gampang dan tak menampakan ekspresi apapun.

"Jujur apa bohong?"

"Jujur"

"Pahit banget tapi lidah gue udah biasa"

Anggi menarik tubuh Reynald membuat wajahnya berada diceruk leher Reynald dengan tangan yang mengelus rambut Reynald lembut.

"Cepet sembuh yah, kasian pacarku kesakitan terus" ucap Anggi entah untuk siapa.

****

Reynald✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang