Page 3: Eye Contact and A Lip Bite

6.3K 1.2K 273
                                    

Kalian masih nungguin yang di lapak Short Story collection? 😌

Kalau mau tau tamatnya pantengin di sini bebs, di sono engga lanjut lagi kan udah punya lapak sendiri di sini. Lagian 4 chapter tu banyak lo buat cerpen doangan wkwk

Yuk lah move on, di sini juga bakal ada bapernya kok. Jgn sedih.............. 💁

***Happy Reading***

***Happy Reading***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“Hah?”

Vania menganga terkejut mendengar ucapan Reynand, sampai cowok itu berkata lagi masih dengan mata yang terpejam.

“Lo kan cewek, cewek harus dilindungi.”

“Jadi yang tadi, maksudnya bukan cuma gue doang?” tanya Vania seperti orang habis dibipnotis. “Semua cewek lo lindungin?”

Reynand membuka matanya dan ia mengernyit melihat ekspresi Vania. “Iya lah, masa gue diem aja liat cewek dikasarin.”

Wajah Vania berubah, ia langsung berdiri dan melempar ransel Reynand ke tubuh cowok itu, ia pergi meninggalkan rooftop sementara Reynand masih terbengong di tempat duduknya.

“Kok dia ngambek?” tanya Reynand pada dirinya sendiri lalu merenungi setiap kata yang tadi telah ia ucapkan.

Hingga kemudian Reynand tersadar dan memahami apa yang sebenarnya terjadi. Cowok itu menggelengkan kepala lantas tertawa kecil, lalu mencangklong ranselnya dan kembali ke kelas karena bel sudah berbunyi.

“Emang salah sih gue tadi,” gumam Reynand sembari menuruni tangga. Namun satu hal yang pasti, senyum cowok itu tak pernah hilang sampai ia kembali ke kelasnya.

Pelajaran selanjutnya adalah pelajaran biologi, Pak Ruri membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang, sembari melihat daftar presensi Pak Ruri mulai menyebutkan setiap anggota kelompok secara acak.

“Acha, Septian, Tasya.”

“Yudhis, Nanda, Willy.”

“Tendra, Milka, Audrey.”

“David, Lisa, Glenka.”

“Reynand, Zian, Vania.”

Pak Ruri terus menyebutkannya hingga semua murid mendapatkan kelompok. Sementara itu di tempat duduknya Vania malah menghela napas panjang. Dia kesal karena harus satu kelompok dengan dua cowok jomblo. Menurut Vania, kejombloan itu menular. Apalagi dia baru putus dari Jackson, jadilah mereka trio jomblo yang mengenaskan.

“Pak, nggak bisa ganti partner apa?” tanya Vania membuat kumis Pak Ruri naik turun.

“Nggak bisa! Kenapa? Kamu mau protes lagi?” tanya pria berambut keriting yang sudah hafal betul tabiat Vania.

Sweet Karma (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang