Hing... Bodo amat gada yg kangen, gue udah kangen bgt sama Rey 😚😚😚
Lagi seneng juga aespa udah comeback, jadi gue juga langsung update hakhak
***Happy Reading***
“Kak Ericko…,” gumam Vania ketika melihat Ericko baru saja keluar dari ruangan kakeknya. Cewek itu pun celingukan, kalau ada Ericko mungkin ada Robi juga di sana. Namun tidak ada siapa-siapa sampai Ericko tiba di depan Vania.
“Hai, Seksi. Mau ketemu sama Kakek ya?” tanya Ericko sembari meneliti penampilan Vania. Bahkan secara terang-terangan kedua mata itu memperhatikan bagian tubuh Vania secara tidak sopan.
“Bukan urusan lo,” sahut Vania ingin segera pergi dari sana.
“Eh bentar dong, masa main nyelonong aja. Lo nggak kangen sama kakak sepupu lo ini?”
“Najis!” sentak Vania melepaskan belitan tangan Ericko.
“Galak amat. Gue aja yang lo jahatin berkali-kali nggak pernah marah sama lo.”
“What? Nggak salah denger? Bukannya elo sama bokap lo yang selalu berusaha nyingkirin gue?”
“Nggak lah, mana mungkin gue tega sama sepupu gue sendiri.”
“Tega! Terakhir lo pernah culik gue sampe Bandung dan lo tinggalin gue di sana sendirian!”
Ericko pun tergelak dan hendak menyentuh Vania lagi, tapi cewek itu segera mundur memberi jarak. “Itu hanya bercanda.”
“Bercanda apanya! Jelas-jelas lo sengaja ngelakuin itu semua, lo tau gue buta arah!”
“Tapi ‘kan akhirnya lo balik juga. Udahlah, yang berlalu biarkan berlalu. Kita ini sodara, nggak pantes berantem terus.”
“Elo yang nyari gara-gara!” seru Vania yang masih kesal dengan perlakuan gila sepupu dan pamannya itu. “Kalau lo mau harta Kakek ya lo caper aja sana ke dia! Bikin dia percaya kalau lo layak, buktiin kemampuan lo di depan dia. Bukannya nyelakain gue!”
Ericko menggelengkan kepala seolah Vania benar-benar membuatnya frustrasi.
“Van, lo itu udah gue anggep adik kandung sendiri. Ngapain gue nyelakain lo segala? Udahlah, kita baikan aja ya,” kata Ericko mencoba menyentuh lengan Vania lagi.
“Jangan pegang-pegang!”
Ericko menyeringai lantas melihat ke sekeliling selama beberapa detik, kemudian ia maju mendekati Vania dan berbisik, “Nggak usah sok suci, gue tau lo udah sering disentuh sama pacar dan mantan-mantan lo itu.”
Vania pun segera menamparnya. Ericko menyentuh sudut bibirnya yang terasa nyeri.
“Jangan sok tau! Lagian kenapa sih, elo sama bokap lo itu suka banget ngurusin gue? Nggak ada kerjaan lain? Nganggur banget idup lo? Kalian itu menyedihkan!”
Ericko mendengkus kesal lalu melonggarkan dasi yang terasa mencekik. “Kenapa marah? Nggak terima kalau omongan gue emang bener?” balas Ericko yang ternyata masih ingin mencari masalah. “Oh, gue tau… lo pasti udah pernah tidur juga ‘kan sama cowok lo yang tukang bengkel itu—”
Vania menampar Ericko lagi dengan sangat keras.
“Reynand nggak pernah ngelecehin gue! Justru elo yang bajingan!”
Ericko malah terbahak nyaring. Dulu, sewaktu Vania masih duduk di bangku SMP, ia pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan. Ericko yang pada waktu itu sudah berkuliah, pernah mabuk dan pulang ke rumah Vania. Vania yang awalnya ingin membantu kakak sepupunya itu pun malah mendapatkan sial berupa pelecehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Karma (TAMAT)
Подростковая литератураThe wrong one will find you in a piece and leave you in a pieces. The right one will find you in a pieces and lead you to piece. 🎐Bagi Vania Athalita, bermain dengan perasaan adalah sesuatu yang menyenangkan. Di tengah kesepian yang kian menggerogo...