Page 17: She's With Me

5.4K 1.2K 385
                                    

Njir gue kangen semuanya. Kangen Paniah ama Rey, kangen bacain komen 😭

Btw gw pusing nurunin berat badan sama dosa. Andai nuruninnya segampang nurunin vote di Wattpad hakhak 😂

 Andai nuruninnya segampang nurunin vote di Wattpad hakhak 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terjun bebas dah kayak pendapatan SM belakangan ini 😭🙃😂

***Happy Reading***

Reynand mengetuk pintu Kakek Pratama sebelum sang pemilik ruangan memperbolehkannya masuk. Semalam, kakek Vania itu meminta Reynand untuk datang ke kantornya. Jadi, setelah mengantarkan Vania pulang, Reynand segera menemui Pratama.

"Kamu pasti tau kenapa saya memanggil kamu, Reynand," kata Pratama begitu Reynand berdiri di belakangnya. Pria itu meletakkan cerutu dan berbalik menghadap Reynand. "Marcell pasti sudah menemui kamu, 'kan?"

"Dua minggu yang lalu, Om Marcell memang menemui saya."

"Jadi bagaimana? Kamu akan menyerah?"

Reynand menggeleng tegas. "Menyerah bukan pilihan saya."

Pratama menyeringai kemudian mengangguk sebelum berjalan mendekati Reynand. "Aku tau aku tidak pernah salah pilih. Itu bagus, Vania butuh orang seperti kamu untuk di sampingnya."

Reynand tersenyum kecil. "Terima kasih, Pak, karena selalu mendukung saya."

"Itu adalah hal yang seharusnya kulakukan." Pratama mengambil jeda sejenak. "Tapi Rey, kamu harus tau satu hal. Brata dan putranya bukanlah lawan yang mudah, mereka licik dan bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Kalau hanya sendirian... mungkin kamu akan kesulitan."

"Saya bisa menanganinya, Pak. Mungkin butuh waktu, tapi-"

"Tidak, tidak. Kamu tidak mengerti. Aku tau kamu yakin dengan kemampuanmu, tapi kamu butuh semacam... support system, Rey. Brata bukan orang sembarangan. Kamu butuh orang sepertiku untuk mengalahkan mereka."

Reynand tampak berpikir selama beberapa saat. Matanya tertuju pada lantai yang ia pijak.

"Dengar, ketika kamu memilih untuk bersama cucu kesayanganku, maka di hari itu juga kamu terlibat dengan segala risiko besar. Marcell, sejak awal selalu menganggap siapa pun adalah lawan dan pesaingnya. Ketika dia memutuskan percaya dengan Brata, maka ini adalah hal yang serius."

"Maksud Pak Pratama?"

"Marcell tidak ingin orang lain merebut posisi Vania. Begitu juga denganku. Namun tentu saja semua tidak akan berjalan semulus itu. Aku punya seorang menantu yang tak kalah ambisius dengan Marcell. Namanya Robi, dia selalu berusaha menempatkan putranya sebagai pengganti Vania. Menurut Robi, Vania tidak akan mampu menjadi pemimpin dan mengurus perusahaan...."

Sweet Karma (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang