Kangen Reynand? Coba mana jempol kakinya 👣
Btw jgn ekspek tinggi2 ya bebs, semua cerita eyke seringan upil dan hampir ga ada konflik yang berarti. Kalau misalkan boring ya tinggalin aja wkwk
Part ini 350 votes 200 komen yak, biar tetep lanjooott next chapternya 💃
***Happy Reading***
***
Vania demam, sudah dua hari ia tidak masuk sekolah. Glenka menjenguknya sore ini ke penthouse besar yang ditempati Vania, tapi tenang, Vania bukan anak Joo Dan Tae dan Shim Suryeon di drama Penthouse, Vania adalah anak kandung dari Marcelino Wiradjasa dan Hemira Murti. Dua-duanya orang Indonesia, bukan Korea.
Glenka sempat kebingungan karena tidak melihat keberadaan Vania. Seorang pelayan yang membuka pintu tadi tidak bisa bicara karena sedang sakit gigi. Jadi, Glenka memutuskan untuk mencarinya sendiri.
Pintu kamar Vania terbuka, tapi anak itu tidak ada di sana. Akhirnya Glenka pergi ke pantry dan menemukan satu tubuh tergeletak di lantai-tepat di depan kulkas dengan posisi tengkurap. Jantung Glenka bertalu-talu, ia ketakutan tapi berusaha memeriksa apakah orang itu masih hidup atau tidak.
Dengan kakinya, Glenka menyenggol pantat perempuan itu, dan ternyata... badannya bergerak berubah posisi menjadi telentang hingga wajahnya terlihat jelas. "Vania?!" seru Glenka lalu duduk bersimpuh di sisi gadis itu. "Lo kenapa tidur di sini?! Kenapa nggak minta tolong embak bantuin ke kamar?!"
Vania melepaskan dot bayi yang bersemayam di mulutnya sejak tadi. Kedua matanya berkedip pelan seolah tak memiliki semangat hidup lagi. "Gue mau tidur di sini," kata Vania lalu meminum susu di botol dotnya. Gadis itu memang memiliki kebiasaan minum susu dari botol bayi kesayangannya jika ia sedang sakit. Kata Vania, ia akan merasakan kasih sayang mamanya dari botol tersebut.
"Tapi lo bisa masuk angin kalau tidur di lantai kayak gini."
"Nggak pa-pa, gue bosen rebahan di kamar. Mau suasana baru."
Glenka menghela napas panjang, ia menyisir rambut kusut Vania dengan jemari lentiknya. "Udah minum obat?"
"Udah," jawab Vania sambil menggaruk ketiaknya yang gatal, wajar saja sih karena ia tidak mandi selama dua hari ini. "Abis, Glen. Bikinin lagi," kata Vania menyodorkan botol dotnya pada Glenka.
Glenka yang sudah hapal dengan kebiasaan sahabatnya itu pun tidak kaget lagi. Dengan cekatan Glenka membuatkan susu sapi yang baru untuk Vania.
"Pakek es," pintanya lagi yang membuat Glenka menggelengkan kepala tak habis pikir.
"Mana ada orang sakit minum es!"
"Ada lah, buktinya gue minum es."
Setelah mengocok susu dan es itu hingga dingin, Glenka menyerahkan botol dot itu kepada Vania. "Thanks, sekarang bantuin gue ke living room," perintah Vania lagi lalu mengangkat salah satu kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Karma (TAMAT)
Teen FictionThe wrong one will find you in a piece and leave you in a pieces. The right one will find you in a pieces and lead you to piece. 🎐Bagi Vania Athalita, bermain dengan perasaan adalah sesuatu yang menyenangkan. Di tengah kesepian yang kian menggerogo...