Maapin lagi rajin update 👾
Baca waktu malam aja ya, part ini berbahaya aw aw 🌚
***Happy Reading***
"Nggak napsu makan apa pun, gue cuma pengen lo aja."
Suara Vania terdengar lemas ketika Reynand menghubunginya. Cowok itu sedang duduk di pantry sambil menunggu Mutia memasukkan bubur ke dalam kotak makanan.
"Udah minum obat?" tanya Reynand.
"Belum. Gue nunggu lo aja."
"Kalau gue udah di sana nanti lo harus makan dan minum obat."
"Iya, Ganteng... udah deh lo cepetan ke sini, eh tapi jangan ke penthouse ya? Gue nggak di sana soalnya."
"Terus di mana?"
"Ke rumah mama yang di Kebon Jeruk. Ntar gue kirim alamatnya."
"Oke." Reynand menutup telepon bertepatan dengan Mutia meletakkan dua kotak tupperware di depan putranya.
"Jangan sampe ilang, warna yang kayak gini udah nggak ada lagi," kata Mutia memperingati Reynand.
"Nanti langsung dicuci kok, Ma. Rey bawa pulang lagi kotaknya."
Mutia mengangguk puas. "Nggak usah lama-lama jenguknya. Nanti kalian malah aneh-aneh."
Cowok itu berdiri dan memeluk ibunya dari belakang. "Enggak kok. Rey 'kan sayang sama Mama. Kalau Rey nyakitin Vania sama aja Rey nyakitin Mama."
Mutia mendengkus karena lagi-lagi Reynand berhasil mengambil hatinya. "Bisa banget kamu bikin mama percaya. Awas ya kalau kebablasan, mama sunat sampe abis!"
"Duh, ngilu, Ma." Reynand meringis nyeri.
"Makanya inget terus pesan orang tua. Pacaran anak muda sekarang ngeri-ngeri. Mama nggak bisa bayangin kamu kayak gitu." Mutia menepuk tangan Reynand pelan.
"Rey udah janji ngejagain Vania, Ma. Kita nggak akan berbuat sejauh itu," ucap Reynand kembali meyakinkan sang ibu.
"Sama kamu sih mama percaya, tapi kalau sama Vania... mama malah was-was terus bawaannya. Pacarmu itu bukan tipikal anak yang nurut kalau dikasih tau, di depan dia iya-iya aja tapi di belakang pasti dilanggar. Bener, 'kan?"
Reynand tersenyum dalam diam karena tebakan Mutia seratus persen benar. Ya, Vania tidak akan berhenti melakukan sesuatu yang membuat kesabaran dan keimanan Reynand benar-benar diuji.
"Nanti kalau Vania mulai aneh-aneh, kamu langsung bacain ayat kursi. Suruh dia wudhu kalau perlu."
Reynand malah tergelak. "Vania bukan setan, Ma."
"Memang bukan, tapi di sekitar kalian pasti banyak setan. Atau langsung kabur aja kalau dia mulai berbuat yang enggak-enggak. Mama takut kamu diapa-apain sama Vania."
"Iya, nanti Rey lari kalau Vania gigit," sahut Reynand seraya bercanda.
"Kalau nunggu digigit mah yang ada keenakan dia, Ma!"
Rizal yang mengambil minum pun langsung menyambar begitu saja, sementara Reynand menatapnya datar.
"Nggak usah ngeliatin gue kayak gitu, Sumaryanto. Tatapan lo udah kayak yakuza mau bunuh orang."
Reynand hanya memutar mata malas, sedangkan Mutia mencubit lengan Rizal yang tak kalah keras.
"Kamu ini kebiasaan ngeledekin nama Eyang! Nggak sopan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Karma (TAMAT)
Teen FictionThe wrong one will find you in a piece and leave you in a pieces. The right one will find you in a pieces and lead you to piece. 🎐Bagi Vania Athalita, bermain dengan perasaan adalah sesuatu yang menyenangkan. Di tengah kesepian yang kian menggerogo...